GBI PRJ (CK7)

Dalam gereja, kita tidak merayakan hari kasih sayang atau Valentine’s Day seperti yang dunia rayakan, tapi ada satu fundandemental yang begitu penting karena akan mencerminkan kesehatan hubungan kita dengan Tuhan, orangtua, saudara kita, bahkan dengan diri kita sendiri, yaitu insecurity. 

Insecurity bisa melanda semua orang (perasaaan kecemasan dan ketidakpercayaan diri, rasa tidak aman dengan diri sendiri, rasa gelisah).

Kenapa dari kita bisa mengalami insecurity, bahkan jika kita tidak melawan rasa tersebut, akan sangat berbahaya. 

Belajar dari kisah raja Saul yang mengalami insecurity dan tidak mengalahkan rasa insecure seumur hidupnya.

1 Samuel 10 : 22 - 24
Sebab itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu juga datang ke mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang." Berlarilah orang ke sana dan mengambilnya dari sana, dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya. Dan Samuel berkata kepada seluruh bangsa itu: "Kamu lihatkah orang yang dipilih TUHAN itu? Sebab tidak ada seorang pun yang sama seperti dia di antara seluruh bangsa itu." Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian: "Hidup raja!"

‘Insecure people hurt people, insecure people can be a monster’, karena orang yang tidak memiliki rasa aman, akan mudah menyakiti. Sebelum kita diberkati dengan uang harta, kekuasan, power, kita harus menang melawan rasa insecurity dalam diri kita.

1. Insecurity akan mendistorsi (menghancurkan) gambar diri dan pandangan kita. 
Orang bisa memiliki segalanya, tapi jika masih punya rasa insecurity, tidak akan tenang dalam hidupnya, rasa insecure membuat kita memiliki gambar diri yang jelek dan menutup pandangan hidup kita di depan dengan jelas sehingga tidak bisa memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita.

Orang yang memiliki rasa insecure pasti mengalami imposter syndrome (rasa rendah diri, rasa tidak pantas mendapatkan kesuksesan, rebellion (pemberontakan), victim mentality (mentalitas yang menyalahkan orang lain). 

2. Akar dari insecurity. 
Mengkonsumsi kebohongan, hati-hati dengan tipuan si Iblis yang memutarbalikkan fakta sehingga membuat  jatuh ke dalam dosa. 

Ada hal-hal atau kejadian-kejadian kelam di masa lalu yang terjadi dalam hidup kita yang tidak bisa kita ubah, yang tidak bisa kita hapus, tapi itu bukan yang ada di tengah-tengah yang membuat kita menjadi pribadi yang insecure. Percayalah pada apa kata Firman Tuhan bagi diri kita.

Yohanes 8 : 44b
Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Menaruh jati diri kita di hal yang salah: jangan menaruh jati diri kita pada hal yang salah, yang bersifat fana, pada paras dan elok kita, pada uang kita, pada badan jasmani kita, pada jenjang karier yang dimiliki, pada sosial media, tapi taruhlah jati dirimu pada dasar yang benar, yaitu Tuhan Yesus.

Kejadian 3 : 5 
Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.

Meminum racun comparison: jika kita mau menang atas insecurity, berhenti membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain. Hidup kita ditebus oleh karena Yesus mati di atas kayu salib. Menanglah atas insecurity sekarang!

Tuhan Yesus Memberkati