Di dunia yang penuh ideologi dan prinsip, penting bagi kita sebagai orang percaya, untuk menanamkan keputusan dalam kebenaran yang tidak berubah dari Firman Allah. Alkitab bukan hanya memberi petunjuk rohani, melainkan juga hikmat praktis untuk menjalani hidup kita, termasuk dalam hal memilih pemimpin.
Niat kita bukan mendukung partai atau kandidat tertentu, melainkan mencari pemahaman mendalam tentang yang Alkitab ajarkan mengenai kepemimpinan dan pemerintahan. Alkitab tidak diam terhadap masalah ini, melainkan tersedia pegangan yang menjadi pelita bagi kita.
Saat membuka hati pada Firman Allah, kita dapat membahas hal ini dengan kerendahan hati, pikiran terbuka, dan keinginan tulus untuk menyelaraskan pilihan kita dengan nilai-nilai yang mencerminkan hati Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Firman Tuhan menjadi “kompas” yang menawarkan hikmat abadi untuk setiap aspek hidup kita, termasuk memilih pemimpin. Ketergantungan kita pada hikmat-Nya sangatlah penting. Jadi, bukan “cap cip cup” atau asal-asalan, melainkan memilih menurut jalan Tuhan.
Amsal 3 : 5 - 6 (TB2)
Berharaplah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Kenallah Dia dalam segala jalanmu, maka Ia akan meluruskan sendiri jalannya.
Kita dapat menempatkan kepercayaan sepenuhnya kepada-Nya, melepaskan keterbatasan pemahaman manusia, dan mengakui Tuhan sebagai sumber hikmat. Percaya kepada-Nya dengan segenap hati berarti menyerahkan pandangan, kecenderungan, dan perspektif kita, menyadari pengertian-Nya melampaui pengertian kita.
• Frasa ‘jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri’ mengajak kita mengakui secara rendah hati terbatasnya kebijaksanaan kita. Dalam memilih pemimpin, ini menjadi pengingat bahwa penilaian kita dapat dipengaruhi preferensi pribadi, afiliasi politik, atau pengaruh sosial. Namun, kita diajak menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, menyelaraskan pilihan kita dengan kehendak-Nya.
• Frasa ‘dalam segala jalanmu kenallah Dia’ memperluas cakupan prinsip ini, melibatkan seluruh hidup kita, tidak hanya memberikan suara, melainkan mencakup seluruh aspek, baik dalam politik, karier, hubungan, maupun lainnya. Menyerahkan diri pada Tuhan berarti mengakui kepemilikan-Nya atas tiap bagian hidup kita. Dengan melakukannya, kita membuka diri untuk petunjuk-Nya, membiarkan-Nya mengarahkan langkah kita.
• Janji yang menyusul adalah dukungan dan harapan : Ia akan meluruskan sendiri jalannya. Memilih pemimpin sesuai kehendak Tuhan tidak menjamin perjalanan tanpa tantangan, tetapi meyakinkan kita bahwa petunjuk Tuhan akan membimbing kita di sepanjang jalan yang sejajar dengan maksud-Nya dan ditandai oleh kebenaran.
Ketika menyelami prinsip-prinsip alkitabiah yang membentuk pilihan kita dalam kepemimpinan, Amsal 3 : 5 - 6 membimbing kita dalam memilih pemimpin yang mencerminkan hati Tuhan dan visi bagi komunitas, maupun bangsa kita.
Wawasan Perjanjian Lama :
1. Kriteria - Kriteria Tuhan untuk Pemimpin.
Karakteristik pemimpin yang disetujui Tuhan dalam Perjanjian Lama, contohnya Daud, seorang yang memiliki hati seperti hati-Nya. Daud, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, diterima oleh Tuhan karena kesetiaan serta kerendahhatiannya. Kita dapat merenungkan pentingnya pemimpin memiliki hati untuk keadilan, kebenaran, dan kerendahhatian. Bukan sekadar karakteristik pemimpin manusiawi, tetapi juga cerminan karakter Tuhan yang kita ketahui dari Firman-Nya.
1 Samuel 16 : 7 (TB2)
Tetapi Tuhan berfirman kepada Samuel : Jangan memperhatikan parasnya atau kekokohannya, sebab Aku menolak dia; bukan seperti manusia yang memperhatikan penampilan, Tuhan memperhatikan hati.
Mikha 6 : 8 (TB2)
Ya, telah diberitahukan kepadamu, hai manusia, apa yang baik dan apa yang dituntut oleh Tuhan kepadamu : hanya berlaku adil, mencintai kasih setia, dan hidup tunduk dengan rendah hati di hadapan Allahmu.
2. Pelajaran dari Para Raja.
Melihat kisah raja-raja yang baik dan buruk dalam Perjanjian Lama, misalnya Hizkia dan Ahab, serta dampak yang mereka miliki, Hizkia terkenal sebagai raja yang taat pada Tuhan dan melakukan reformasi rohani, sementara Ahab memimpin bangsa ke arah penyembahan berhala. Kita dapat menarik pelajaran berharga tentang pilihan pemimpin dapat membentuk sebuah bangsa. Pemimpin yang memiliki hati tulus pada Tuhan dan berpegang pada nilai-Nya dapat membawa berkat, sedangkan pemimpin yang menyimpang dari kehendak Tuhan akan memberi dampak merugikan.
Perhatikan konsekuensi memilih pemimpin yang membawa rakyat jauh dari Tuhan. Pemilihan pemimpin tidak hanya memiliki dampak temporal, tetapi juga dampak spiritual pada suatu bangsa. Jadi, bahaya memilih pemimpin yang tidak memprioritaskan kekudusan dan penundukan diri pada Tuhan. Melalui wawasan dari Perjanjian Lama ini, marilah belajar mengidentifikasi dan menilai karakter pemimpin dengan kriteria Tuhan, sehingga kita dapat membuat pilihan yang.
Prinsip Perjanjian Baru :
1. Yesus sebagai Model Utama
Yesus mengajarkan kepemimpinan yang berbeda dengan norma dunia pada umumnya. Ia tidak datang untuk dilayani, tetapi melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan. Dengan mempertimbangkan ini, kita dapat menekankan kepemimpinan sebagai pelayan (servant leadership) dan kerendahhatian sebagai kualitas seorang pemimpin. Yesus, sebagai Guru Agung, memberikan contoh penuh kasih dan kepedulian, menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati melayani kepentingan orang lain, melebihi diri sendiri.
Matius 20 : 25 - 28 (TB2)
Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata : Kamu tahu bahwa penguasa bangsa-bangsa ini mengekang rakyatnya dan pembesar-pembesarnya memerintah atas mereka dengan keras. Tidak demikian di antara kamu. Sebaliknya, barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba kamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
2. Panduan Apostolik
Paulus memberikan instruksi tegas mengenai ketaatan pada pemerintah dan otoritas. Ini bukan hanya seruan untuk tunduk, tetapi juga mengakui segala kekuasaan berasal dari Allah. Kita dapat menggali tanggung jawab pemimpin untuk menjaga keadilan dan melindungi pihak yang rentan. Pemimpin, menurut Paulus, bukan hanya harus dihormati sebagai penguasa, tetapi juga memiliki tanggung jawab menjalankan keadilan. Ini mencakup perlindungan terhadap yang lemah dan pengayoman bagi kebutuhan rakyat.
Roma 13 : 1 - 5 (TB2)
Setiap orang harus menundukkan diri kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintahan yang tidak berasal dari Allah; pemerintahan yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu siapa yang memberontak terhadap pemerintah, ia memberontak terhadap ketetapan Allah, dan orang-orang yang memberontak akan mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Sebab penguasa-penguasa tidak menimbulkan ketakutan bagi perbuatan baik, tetapi bagi perbuatan jahat. Jika kamu tidak mau takut kepada penguasa, lakukanlah yang baik, dan engkau akan memperoleh pujian dari penguasa. Sebab penguasa itu adalah pelayan Allah bagimu untuk kebaikan. Tetapi jika kamu berbuat yang jahat, takutlah! Sebab pemerintah tidak memakai pedang dengan sia-sia; sebab ia adalah pelayan Allah yang memberikan hukuman kepada orang yang berbuat jahat. Sebab itu harus kamu tunduk, bukan hanya karena takut akan hukuman, tetapi juga karena keprihatinan hati.
“The Christian should vote. The Christian should be informed. The Christian should be involved in the political process. The Christian should stand for right and oppose wrong and be a voice for the biblical principles,” atau orang Kristen sudah seharusnya memberikan suara, berpengetahuan, terlibat dalam proses politik, serta berdiri untuk kebenaran dan menentang kesalahan, maupun menjadi suara bagi prinsip-prinsip Alkitab. (Billy Graham)
"Injil tidak selalu mendorong orang untuk memilih dengan cara tertentu. Namun, itu seharusnya mendorong kita untuk sangat peduli terhadap kemiskinan, rasisme, dan ketidakadilan. Iman kita seharusnya membentuk keterlibatan politik kita untuk mencari kebaikan bersama.” (Tim Keller)
Memahami Zaman :
Dunia saat ini penuh tantangan yang kompleks, dan sebagai orang percaya, kita diundang untuk memahami prinsip-prinsip alkitabiah yang dapat diterapkan dalam lanskap politik. Pilihan politik bukan hanya masalah sekuler, melainkan juga mencerminkan kesetiaan kita pada nilai-nilai iman.
Dalam memahami zaman, bagaimana respons kita sebagai umat Kristen terhadap isu-isu sosial, kebebasan beragama, hak asasi, dan tanggung jawab terhadap lingkungan ? Bagaimana kita memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam cara yang bijaksana dan penuh kasih ? Sebab, iman kita tidak hanya relevan dalam ibadah dan kerohanian pribadi, tetapi juga melalui tindakan sehari-hari, termasuk keterlibatan politik. Bagaimana kita menjadi agen perubahan dan saluran berkat bagi masyarakat sekitar kita ? Hidup kita sebagai orang percaya harus mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam segala aspek, menjadi terang di manapun kita berkarya, termasuk dalam memilih pemimpin.
Peringatan dalam Alkitab :
Kita diperingatkan tentang bahaya mengikuti pemimpin yang membawa umat jauh dari Tuhan, tidak berkeadilan, dan tidak membimbing rakyat menuju Tuhan, serta adanya konsekuensi kepemimpinan yang tidak mengakui keberadaan-Nya.
Yeremia 10 : 21
Sungguh, gembala-gembala sudah menjadi bodoh, mereka tidak menanyakan petunjuk Tuhan. Sebab itu mereka tidak berbahagia dan seluruh binatang gembalaan mereka cerai-berai.
Yesaya 3 : 12 - 13
Adapun umat-Ku, penguasa mereka ialah anak-anak, dan perempuan-perempuan memerintah atasnya. Hai umat-Ku, pemimpin-pemimpinmu adalah penyesat, dan jalan yang kamu tempuh mereka kacaukan! Tuhan mengambil tempat untuk menuntut dan berdiri untuk mengadili bangsa-bangsa.
Kita diberi pandangan dari sudut pandang rohani tentang bahaya mengikuti pemimpin yang tidak mengakui dan tidak mengarahkan rakyat kepada Tuhan. Hal ini memperkuat pesan bahwa kita sebagai orang percaya memiliki tanggung jawab memilih dan mendukung pemimpin yang mencerminkan nilai-nilai Tuhan, serta membimbing masyarakat ke arah yang benar.
Kita membutuhkan panduan-Nya dalam memilih pemimpin yang membawa bangsa ini sesuai kehendak-Nya. Ingatlah, kewajiban kita bukan hanya tanggung jawab di dunia ini, tetapi juga tanggung jawab rohani. Dalam setiap hak pilih, kita memegang peran dalam membentuk bangsa sesuai nilai-nilai Kerajaan Allah.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz