Diantara kita mungkin ingat ada lagu yang berjudul 'Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita' yang dibawakan oleh band Armada dan juga seorang artis bernama Marcel juga menyanyikan lagu yang popular ini.
Lagu ini menceritakan kisah bagaimana seorang laki-laki sudah memberikan hatinya, tenaganya, perhatiannya, dan segalanya buat sang pacar. Namun sang kekasih tidak juga memberikan kepastian tentang hubungan mereka. Sehingga timbul sebuah pertanyaan 'Mau dibawa kemana hubungan kita ?'
Di dalam banyak film atau cerita percintaan, atau mungkin juga di dalam kisah hubungan teman-teman dengan pasangan, sering juga kita mendengar pertanyaan 'Where do you see our relationship going ? Do we have a future ?'
Jika manusia saja, seperti kita menginginkan sebuah kepastian, keseriusan, komitmen dalam sebuah hubungan, saya rasa Kita juga patut bertanya tentang kepastian, keseriusan dan komitmen kita dalam menjalani hubungan bersama Dia.
Bagaimana saya tahu bahwa Tuhan menganggap relationship sebagai sesuatu yang memerlukan keseriusan ?
Matius 22 : 36 - 39
Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat ? Jawab Yesus kepadanya : Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Kata-kata yang digunakan Tuhan dalam menjawab pertanyaan ahli taurat dengan menggunakan kata "segenap" yang artinya seluruh, totalitas, setiap area kehidupan. Bahkan disebut di situ hati, jiwa, pikiran dan di Injil lain disebutkan dengan segenap kekuatan kita.
Begitu intense, begitu serius, Tuhan menjelaskan betapa pentingnya hubungan bagi Dia. Satu hal yang kita harus mengerti bahwa Tuhan bukan saja Tuhan yang besar dan dasyat, tetapi Dia juga adalah Allah yang personal. Jika hubungan personal kita dengan Tuhan baik, maka hubungan kita dengan orang lain, pasangan kita, anak kita, orang tua kita, dan kolega kita semua akan menjadi lebih baik karena kita punya dasar yang terutama dalam menjalankan sebuah hubungan.
Ada 2 kunci utama bagaimana kita bisa membangun hubungan kita dengan Tuhan Yesus dan dengan melakukan ini kita menggenapi Firman Tuhan 'Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita.'
Lukas 9 : 23 - 25
Dan Yesus berkata : Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua : Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri ?
Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan di sini dengan menggunakan kata 'setiap', artinya semua orang yang ingin membangun hubungan dengan Dia, tidak terkecuali, semua umur, denominasi, latar belakang dan sebagain.
Selanjutnya, kata 'mau', artinya ini adalah sebuah pilihan yang harus kita pertimbangkan. Dan kata 'harus', yang artinya ada keseriusan dalam membangun hubungan dengan Dia.
Pertanyaannya adalah apa yang dimaksud Tuhan dari dua frase ini 'menyangkal diri' dan 'memikul salib' ?
Menyangkal Diri
Menempatkan kehendak Tuhan di atas kehendak kita (it is to disown, or break agreement with ourself). Dalam bahasa Yunani, arti kata menyangkal itu 'membantah atau menyatakan tidak'. Jadi dalam konteks ini, artinya tidak kepada kehendak sendiri yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Sangat mudah untuk kita break agreement (putus hubungan) komitmen dengan orang lain. Bahkan kita mungkin pernah mendengar cerita teman kita yang tidak mengakui orang tuanya atau sebaliknya. Tetapi, yang paling sulit adalah untuk kita break agreement dengan diri kita sendiri.
Menyangkal diri bukanlah tentang legalisme (berusaha tidak melakukan ini dan itu untuk menyenangkan Tuhan), namun suatu proses kehidupan dimana kita menilai dan melihat segala aspek kehidupan kita melalui kaca mata kehendak-Nya.
Hidup bukanlah tentang kita. Pada saat kita bersungut-sungut dan mulai tidak bersyukur, dan mempertanyakan Tuhan. Why does this happen to me ? Kenapa Tuhan tidak menjawab doa-doaku, kita harus ingat bahwa untuk menyangkal diri kita, kepentingan kita dan ijinkan Dia berdaulat atas hidup kita.
'Christianity is not self-enhancement, self-modification or even self-suppression. Christianity is self-abandonment.'
Kenapa kita harus menyangkal diri, karena ini adalah obat penangkal untuk tipu muslihat iblis yang menghalangi kita dalam membangun hubungan kita dengan Tuhan. Iblis tahu bahwa hubungan pribadi kita dengan Tuhan itu sangatlah penting. Oleh karena itu dia gunakan satu cara yang paling jitu, yaitu : pengalihan perhatian (distraction).
Sering kali apa yang menghalangi kita membangun hubungan dengan Tuhan adalah distraction (distraksi). Banyak hal-hal yang kita senangi seperti hobi, pekerjaan, uang, social media, gadget, teman atau apapun itu yang menyita perhatian kita sehingga kita terdistraksi dalam hubungan kita dengan Tuhan. Di situlah momen, di mana kita harus sadar bahwa penyangkalan diri itu harus dilakukan. Bukan perihal uang, atau hobi, atau teman, tetapi perihal tentang prioritas dan dari perspective mana kita menilai semua itu.
Memikul Salib
Membuat keputusan dan merelakan kedagingan kita mati (willingly and voluntarily die to our old self).
Masa sekarang ini, salib memiliki banyak makna. Mungkin melambangkan kepercayaan kita, memperlihatkan perhiasan kita, memperlihatkan bagaimana kita itu sangat 'cool' dengan tattoo salib. Tetapi kita harus kembali ke konteks jaman Tuhan Yesus. Salib pada jaman itu adalah alat dan cara untuk mengeksekusi para kriminal yang melawan pemerintahan Romawi, mungkin mirip seperti kursi electric atau mungkin seperti alat pancung yang dipakai untuk menghukum mati narapidana.
Memikul salib artinya adalah untuk membuat keputusan untuk merelakan kedagingan kita mati (kebiasaan, tabiat, kecenderungan dosa yang kita miliki, itu harus dibersihkan untuk kita bisa membangun hubungan yang sehat dengan Tuhan dan juga orang lain) inilah yang disebut proses sanctification.
Efesus 4 : 21 - 24
Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Efesus 4 : 30 - 32
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Mendukakan Roh kudus, bukanlah menghujat Roh Kudus seperti yang disebut di Matius 12, namun merupakan salah satu sifat Roh Kudus bahwa Dia punya feeling (perasaan) senang dan sedih. Sedih pada saat kita memilih untuk berpegang erat kepada kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah..
Memikul Salib artinya membuat keputusan dan merelakan kedagingan kita mati. Kedagingan kita mati hanya bisa dilakukan dengan cara mengikuti tuntunan Roh Kudus.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz