Kehidupan dalam Tuhan adalah hidup yang luar biasa ! Ia sanggup mengubah kita, dari manusia lama menjadi manusia baru.
Ada dua hasil utama karya pembaruan Kristus, yaitu roh dan pikiran kita. Sebelum kita percaya kepada-Nya, kita tidak punya relasi yang baik dengan Dia, bahkan mungkin bermusuhan, benci perkara rohani, jarang gereja, berdoa, ataupun memuji Dia. Sebaliknya, gemar perkara duniawi dan dosa, tidak takut atau peduli Tuhan, padahal ujungnya kebinasaan masuk neraka.
Efesus 4 : 21 - 24
Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebiasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Oleh anugerah-Nya, Roh Kudus menjamah hati dan hidup kita. Kalau kita merespons karya Roh Kudus, bertobat, lalu percaya pada Yesus, kita diubahkan menjadi ciptaan baru dan roh kita yang mati dihidupkan-Nya kembali (Efesus 2 : 1, 2 Korintus 5 : 17).
Dahulu, Saulus penganiaya jemaat, namun ketika berjumpa Kristus, ia bertobat. Sejak itu, Tuhan memakainya menjadi alat-Nya, rasul yang merintis begitu banyak gereja dan menulis hampir setengah dari kitab Perjanjian Baru. Dulu seteru, kini sekutu Allah.
Begitu pula yang dialami Teddy Hung, mantan bos mafia yang melakukan banyak tindakan kriminal. Sampai akhirnya ketika di penjara, Tuhan menjamah dan mengubah hidupnya melalui seorang narapidana lain Kristen yang telah bertobat dan takut akan Tuhan. Sekeluarnya dari sana, ia menjangkau banyak jiwa. Dari hidup yang merugikan, jadi hidup yang berguna.
Setelah Allah memperbarui roh kita, ada hal lain yang Tuhan kerjakan, yakni memperbarui pikiran kita. Kita harus mengalami perubahan pola pikir atau mindset. Namun, perlu proses dan tidak dalam sekejap. Perlu waktu panjang karena kita harus menyelaraskan pikiran ini dengan pikiran-Nya, sebab masih banyak orang Kristen yang pemikirannya duniawi, seperti halnya Petrus dulu (Matius 16 : 21 - 23).
Roma 12 : 2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu (change of your mind), sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kata 'berubah' di atas berasal dari kata 'metamorphoo', asal istilah metamorfosa yang juga dipakai untuk berubahnya seekor ulat menjadi kepompong hingga kupu-kupu. Kadang, kita begitu menjijikkan seperti ulat, tetapi kalau diproses oleh Tuhan, cara pandang dan pola pikir kita diubah, maka kita akan indah seperti kupu-kupu.
Perubahan pola pikir akan terjadi kalau kita terus-menerus belajar firman dan menaatinya. Berdoa minta Roh Kudus melembutkan hati supaya kita taat firman, sehingga tahu apa yang baik, berkenan kepada Allah, dan yang sempurna. Akhirnya, kita menjadi manusia baru dengan paradigma baru. Artinya, tumbuh rohaninya, sehat secara roh, dewasa rohani, serupa Kristus.
Belajarlah dari dua tokoh Alkitab yang mengalami pembaruan pikiran sampai memiliki paradigma baru yang membawa kemenangan dan hidup menjadi berkat yang dahsyat.
• YUSUF
Yusuf memiliki paradigma baru, ia melihat di balik semua kesulitan, ada rencana Tuhan yang indah. Yusuf sempat mengalami hal yang pahit, setidaknya 13 tahun dalam hidupnya ia dibenci saudara-saudaranya, dimasukkan ke sumur, dijual sebagai budak ke Mesir, difitnah, dan dipenjara. Namun, pada waktunya, Tuhan mengangkatnya menjadi penguasa di Mesir. Yusuf sadar, ternyata di balik kesulitan, ada berkat yang mau Tuhan nyatakan.
Kejadian 50 : 20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Yusuf melakukan 'reframing' pola pikirnya, artinya memberi makna baru dari pengalaman-pengalaman lama yang menyakitkan sehingga ia mendapat hikmat, sebab Tuhan sanggup mengubah kejahatan menjadi kebaikan. Melalui kesulitan sebagai proses menuju keberhasilan, karakter Yusuf diubah dari yang buruk menjadi baik. Yang sebelumnya manja, tukang adu, besar mulut, dan sombong, Tuhan mengubahnya melalui proses panjang yang tidak nyaman agar jadi pribadi yang ulet, bijak, pengampun, dan berkat bagi banyak orang.
Karenanya, kalau alami kesulitan, jangan lihat dari sudut pandang manusia yang terbatas; lihatlah melalui sudut pandang serta kacamatanya Allah. Ia turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia dan terpanggil sesuai rencana-Nya.
Sebab terkadang, walau mengalami kejadian serupa, tetapi ada pilihan antara mau mengubah paradigma dan sudut pandang berbeda, ataukah tidak. Yakinlah, yang paling penting bukan seberapa besar masalah kita, melainkan bagaimana kita memandang masalah itu. Apakah seperti 10 pengintai Tanah Kanaan yang berkata negatif, ataukah seperti Yosua dan Kaleb yang percaya Allah menyertai.
Ubahlah pola pikir kita, maka kita akan bersyukur dalam segala keadaan. Jika memiliki paradigma baru, maka itu juga bisa mengubah perasaan iri serta dengki dalam hati menjadi belas kasih dan kesediaan menolong orang lain.
• PAULUS
Puji Tuhan, Paulus bertobat dan memiliki paradigma baru. Ia melihat dirinya ciptaan baru dalam Kristus. Yang dulu ia bangga-banggakan, jabatan Farisi, fasilitas yang ia miliki, kegiatan agamawi belaka, dianggapnya sampah karena ia rindu mengenal Tuhan lebih intim lagi, melebihi segalanya (Filipi 3 : 7 - 8).
Dengan paradigma baru, Paulus hidup sebagai manusia baru, orang benar, dan dikuduskan. Sayangnya, banyak orang sulit bertumbuh karena merasa tidak dikasihi oleh Tuhan. Itulah yang dialami Paulus ketika Tuhan menampakkan diri padanya, tetapi ia mulai bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. Paulus orang berdosa, tetapi sudah dilayakkan Tuhan karena ditebus oleh Yesus yang ia percayai (Galatia 2 : 16).
Dibenarkan berarti secara hukum dianggap tidak bersalah, karena berada dalam Kristus. Ibarat seorang yang didakwa berbuat jahat, diadili, lalu ketika vonis dinyatakan tidak bersalah, segala tuntutan tidak ada lagi dan bebas. Seringkali kita tertuduh karena orang lain atau pikiran yang berkata kita orang berdosa, bersalah, tidak benar, dan tidak layak dikasihi atau dipakai Tuhan. Namun, kalau kita percaya kepada Kristus, milikilah paradigma dan yakini kebenaran bahwa bukan yang orang lain katakan atau pikirkan tentang saya, melainkan yang Kristus katakan tentang sayalah yang penting.
1 Korintus 1 : 2
Kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Paulus menyebut jemaat Korintus orang kudus. Mereka juga dipanggil menjadi orang kudus. Maksudnya, kekudusan yang pertama itu status, bukan lagi orang berdosa, melainkan orang benar dan kudus. Tetapi, walau status sudah kudus, perilaku harus sungguh sesuai status, hidup berpadanan dengan panggilan itu. Itulah makna kita yang sudah diselamatkan harus tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
Bukan dengan kekuatan diri sendiri tentunya, melainkan kuasa Roh Kudus yang tinggal dalam kita. Tinggalkan cara hidup yang lama, sebab sekarang kita manusia baru, maka harus melakukan sesuatu yang berkenan kepada Tuhan dan menjaga kekudusan. Jika percaya Yesus, kita memperoleh jaminan keselamatan. Jadi, jangan ragu. Bukan oleh perbuatan atau kebaikan kita, melainkan Kristus yang telah mati di atas salib untuk membenarkan, menyucikan, dan menyelamatkan kita (Roma 8 : 1).
Yohanes 1 : 12
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Intimlah dengan Tuhan, sebab Bapa surgawi telah mengangkat, menyucikan dan mengadopsi kita menjadi anak-Nya. Karena itu, muliakan dan tinggikan Dia, jalin keintiman dengan-Nya di manapun kita berada.
Paradigma yang baru juga berarti ibadah bukan sekadar menjadi beragama, melainkan orang yang rohani seperti Yesus. Apa bedanya agamawi dan rohani ? Orang yang agamawi mengedepankan aturan, orang yang rohani melakukan sesuatu karena dasarnya cinta akan Tuhan. Orang yang agamawi takut dihukum oleh-Nya, tetapi orang yang rohani menyadari anugerah-Nya dan melakukan segala sesuatu sebagai respons kasih kepada Tuhan dan segala kebajikan-Nya.
Orang yang agamawi sombong rohani, sedangkan orang yang rohani rendah hati. Siapa yang dibenarkan oleh Tuhan Yesus, yaitu orang yang mengaku dosa dan menyadari kita disucikan hanya karena kasih karunia.
Religion makes us proud of what we do, the Gospel makes us proud of what Jesus has done on the Cross (agama hanya membuat kita bangga terhadap apa yang kita lakukan, tetapi Injil kasih karunia membuat kita bangga akan apa yang Yesus perbuat).
Orang yang agamawi menghakimi, karena merasa dirinya seperti Tuhan; sedangkan orang yang rohani tidak suka menghakimi, melainkan berbelaskasihan. Bukan berkompromi, melainkan benci dosa, tetapi tetap mengasihi orang berdosa dan mengampuni orang yang mau bertobat, seperti yang Yesus perbuat terhadap penjahat di sebelah salib-Nya.
Biarlah kita menjadi orang yang tambah hari makin rohani karena pengenalan akan Kristus. Izinkan Tuhan memperbarui roh dan pikiran kita. Kalau sudah lahir baru dan makin dalam pengenalan firman, maka akan ada paradigma baru yang kita miliki, yang membawa kita pada kemenangan dan mengetahui kebenaran yang memerdekakan. Kiranya kita semua menjadi manusia baru dengan paradigma baru yang makin dewasa serta sehat rohani bersama Yesus.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz