Seorang pakar kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell, pernah berkata, “Leadership is influence.” Atau dengan kata lain, kepemimpinan tidak berbicara mengenai titel, posisi, maupun struktur organisasi, melainkan kepemimpinan adalah lebih berbicara mengenai bagaimana seseorang mempengaruhi seorang yang lainnya.
‘If you influence someone, then you are a leader.’ Jika kita mempengaruhi orang lain, maka kita adalan seorang pemimpin. Jangan mengingini kepemimpinan secara posisi, tetapi bermimpilah untuk membuat perubahan bagi orang lain. ‘It’s not a bout the role, but about the goal.’ Bukan mengenai posisi atau peran, melainkan lebih pada mengenai tujuan.
Seringkali kalau membahas kepemimpinan, 80% kepemimpinan itu bisa diilustrasikan seperti berikut ini :
- saya jadi pemimpin karena saya pintar
- saya pemimpin, jadi harus dilayani
- saya pemimpin, jadi saya akan pegang kendali semua hal
- saya yang membuat semua keputusan
Maka hasilnya, kepemimpinan yang secara posisi adalah kepemimpinan yang semena-mena, tidak mampu mendelegasikan, tidak mau mendengarkan orang lain, serta seringkali hanya berdasarkan ego. Namun, hari ini, kita akan belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang menyenangkan hati Tuhan. Nah, apa saja karakter pemimpin yang menyenangkan hati-Nya ?
Roma 1 : 1
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
* Pemimpin yang Berstatus Hamba
Paulus merupakan seorang pemimpin yang luar biasa. Dua per tiga (2/3) isi dari Perjanjian Baru juga ditulis olehnya, karakternya teruji serta terpuji, dampaknya kehidupannya luar biasa, dan kesetiaannya pada Tuhan dan panggilan-Nya sampai akhir hidupnya.
Bukan sekadar mengetahui arti hati hamba, apalagi pura-pura menjadi hamba.
Di tengah budaya Indonesia yang sangat bersifat mengidolakan tokoh ataupun pemimpin agama, kita harus menjadi pemimpin yang berbeda. Sering kali, banyak orang menjadi hamba Tuhan yang diawali dengan segala ketulusan, namun akhirnya berubah juga karena perlakuan jemaat yang terlalu mengidolakan sang hamba Tuhan tersebut, sehingga terjadi pergeseran motivasi.
Paulus adalah pemimpin berbeda, ia benar-benar merupakan seorang pemimpin yang berhati hamba, seperti halnya Tuhan Yesus sendiri.
Yohanes 13 : 1 - 5
Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Tuhan Yesus memiliki kuasa, dan kalau ada yang layak menjadi top leader atau pemimpin yang luar biasa itu adalah Yesus sendiri. Tetapi, Tuhan Yesus berbeda, Dia juga melayani murid-murid-Nya dengan hati seorang hamba.
“Servant leadership is when the leader cares more about the good of the team than his or her own enrichment. Converting from ‘me’ to ‘we’.” Kepemimpinan berhati hamba adalah mempedulikan orang-orang lain, serta demi kebaikan bersama, lebih daripada selalu memikirkan kepentingannya sendiri.
“Leadership is not being in charge, leadership is about taking care of those in your charge.” (Simon Sinek). Atau dengan kata lain, kepemimpinan bukanlah soal memegang kendali, melainkan kepemimpinan adalah tentang menjaga orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab maupun kepemimpinan kita.
“Pick up the towels before we take up titles. Have the mindset/attitude as a servant before you put on your title. If we go into ministry with the expectation that people will validate you, then you will burn out quickly.” (Ambillah kain lenan hamba untuk membasuh kaki atau melayani orang lain, sebelum kita mengambil titel yang manusia berikan. Jika kita melayani dengan tujuan mencari pengakuan orang lain, maka kita akan segera merasa kewalahan). Mengapa ?
Sebab, ministry atau pelayanan bukanlah tempat untuk kita mencari : validasi, identitas, afirmasi, pemecahan masalah-masalah di masa lalu (‘fixing affirmation, fixing daddy-issue, fixing our insecurity’), dan lainnya.
Saat kita mendahulukan titel atau jabatan dan posisi kita, dibandingkan memakai identitas sebagai seorang hamba, maka motif kita akan berdampak terhadap motivasi, dorongan, dan semangat kita dalam melayani.
Banyakan masalah terjadi ketika orang-orang menempatkan titel mereka di tempat utama. Misalnya, “Saya penyanyi. Saya koordinator. Saya guru. Saya pembicara.” Maka, kita melakukannya secara terbalik. Seharusnya, kita semua adalah terlebih dulu sebagai seorang hamba, kemudian yang lainnya.
Tetapi ingat, bukan menjadi hamba manusia, hamba pelayanan, hamba gereja, apalagi hamba uang, melainkan hamba Kristus Yesus. Kita melayani untuk menyenangkan hati-Nya. Kita melayani keinginan Raja kita, agenda-Nya, dan kehendak-Nya. ‘I serve God first before I serve the people’ (Kita terlebih dahulu melayani Tuhan, barulah setelah itu melayani orang-orang lain, mungkin melalui konseling, pelatihan, pengajaran, berkhotbah, dan memimpin, serta yang lainnya).
* Pemimpin yang bertanggung jawab atas panggilan-Nya.
Jika kita rindu menjadi pemimpin yang menyenangkan hati-Nya, maka yang kedua adalah, kita harus menjadi pemimpin yang bertanggung jawab atas panggilan-Nya. Paulus sangatlah bertanggung jawab dalam panggilannya sebagai seorang rasul.
Roma 12 : 8
Jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Paulus juga adalah seorang yang rajin, atau tidak malas, penuh dengan gairah, berkembang dalam pelayanannya, serta bertanggung jawab pada panggilan hidupnya yang dari Tuhan. Sayangnya, sering kali banyak orang yang berhenti berkembang dalam memimpin. Karenanya, kita perlu menjadi tiga hal berikut ini :
1. Estimate your abilities
Kenali apa saja potensi atau kemampuan yang kita miliki. Dalam hal apa kita sangat baik melakukannya? Selain itu, kita juga perlu mengenali kelemahan atau kekurangan kita. Kita mesti menyadari kelebihan dan kemampuan yang Tuhan anugerahkan bagi kita. Jika mungkin kita kesulitan mengetahui kelebihan maupun kekurangan kita, mintalah tolong kepada orang-orang terdekat untuk mengetahuinya.
2. Dedicate your abilities
Tuhan yang telah memberikan kemampuan-kemampuan kepada kita, karena itu persembahkanlah kembali kepada-Nya demi tujuan yang mulia.
Roma 12 : 1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
3. Cultivate your abilities
Kembangkanlah potensi dan kemampuan kita. Tetaplah berlatih, dan mengasahnya. Kenapa ? Sebab setiap potensi maupun kelebihan yang Tuhan berikan bagi setiap kita dapat terus kita kembangkan seiring kita juga mempergunakannya dengan baik.
Pengkhotbah 10 : 10
Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
* Pemimpin yang setia dalam proses
Hal ketiga yang Paulus lakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang menyenangkan hati Tuhan adalah menjadi pemimpin yang setia dalam proses.
Paulus sendiri, walaupun ia seorang rasul, ia tetap setia dalam proses ‘sanctification’ atau pengudusan. Bagaimana proses ‘sanctification’ ini terjadi? Yang pertama, adalah melalui firman Tuhan. Tunduklah di bawah otoritas firman-Nya.
Yohanes 17 : 17
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
‘Understanding can wait, obedience cannot.’ Atau, pemahaman dan pengertian mungkin bisa menunggu dan menyusul nanti, namun sebuah ketaatan mesti taat saat itu dibutuhkan.
Cara lain Tuhan untuk memproses hidup kita ialah dengan melalui sebuah keadaan.
Yakobus 1 : 2 - 4
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Saat kita terjatuh dalam pencobaan, janganlah menyerah ataupun mundur, namun mari tetaplah setia terhadap panggilan hidup kita, serta dalam proses pengudusan. Justru pada saat kita menang dalam proses ujian hidup ini, dari sanalah kapasitas kita akan diperbesar, diperlebar, dan Tuhan memakai kehidupan kita lebih lagi.
Selain itu, proses yang Tuhan kadang izinkan ialah melalui teguran dari pemimpin.
Amsal 27 : 5 - 6
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
Berhati-hatilah saat kita tidak mempunyai orang yang berani menegur kita. Mengapa ? Karena jika seperti itu, kita sedang memposisikan diri kita sebagai ‘untouchable’ atau tidak bisa disentuh dan diutik-utik lagi, bahkan menjadi seorang diktator. Diktator itu biasanya menjadi korup, semena-mena, dan memperkaya diri sendiri karena tidak ada siapa pun yang berani menyentuh atau menegurnya.
Hari ini, renungkanlah sudahkah kita hidup berjalan sesuai dengan rencana dan panggilan Tuhan ? Apakah kita menyenangkan hati-Nya sebagai seorang pemimpin maupun dalam hal yang lainnya di hidup kita ?
Mari, jadilah orang-orang yang mau menyenangkan hati Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz