GBI PRJ (CK7)

Ketika kita melihat atau mendengar berkali-kali sebuah cerita, kita akan merasa bosan. Begitu juga saat kita membaca Alkitab berulang kali. Bukan hanya mungkin kita merasa bosan, tetapi juga kita tidak mengerti. Tetapi, Tuhan kita adalah Tuhan yang mampu membuat kita yang tidak mengerti ini menjadi mengerti. Tuhan tidak berubah, serta ajaran dan aturan di dalam Alkitab juga tidak berubah.

Yesus tidak akan pernah berhenti untuk menegur, mengingatkan kita akan kesalahan kita. Dia tidak berubah, meskipun kita berubah, bahkan ketika kita berbuat dosa. Ia tetap ada, dan akan selalu ada untuk menunggu kita datang kepada-Nya. Ia mengampuni kita, dan setia. Kehadiran-Nya sanggup mengubahkan setiap kita.

Dalam kesakitan-Nya saat disalib, Yesus tidak berubah. Saat Ia tergantung di kayu salib,  Yesus tidak turun dari sana. Ia bertahan sampai Dia menyatakan bahwa, “Sudah selesai,” karena begitu besar kasih-Nya kepada kita.

Berkali-kali Petrus melakukan kesalahan, Yesus tetap mengasihi Petrus. Yesus tidak berubah. Petrus sudah mengasihi Yesus sejak dari awal Yesus memanggil dan menjadikannya menjadi penjala manusia. Ada perbedaan besar antara Simon Petrus sebelum mengalami pertobatan, dengan setelah ia mengalaminya. 

Yohanes 21 : 15 - 17
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus : Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini ? Jawab Petrus kepada-Nya : Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya : Gembalakanlah domba-domba-Ku. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya : Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku ? Jawab Petrus kepada-Nya : Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya : Gembalakanlah domba-domba-Ku. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya : Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku ? Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya : Apakah engkau mengasihi Aku ? Dan ia berkata kepada-Nya : Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya : Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Sering kali kita menganggap remeh akan kasih karunia yang amat besar, serta mahal. Siapakah kita ? Kasih karunia seharusnya tidak membuat kita melakukan dosa secara sengaja. Yesus mengenal nama kita, tetapi Iblis mengenal kecenderungan kita karena dosa dan kesalahan kita. Kita harus menyangkal diri, dari sebelumnya sebagai orang-orang yang hidup dalaggm kedagingan, menjadi menjalani kehidupan yang berkenan di mata Tuhan, serta hidup dalam kasih karunia-Nya. Jadi, tidak ada keselamatan kekal di luar Tuhan Yesus yang telah berkorban menebus dosa umat manusia. Janganlah mempercayai ajaran sesat ataupun “Injil-injil” yang lain. 

Yesus tidak menghakimi ataupun mengejar, dan memojokkan Petrus karena kesalahan maupun pengkhianatan yang dilakukannya terhadap-Nya. Kasih seperti apakah yang Yesus miliki, sehingga membuat Petrus menjadi seorang yang mampu membawa dan membuat ribuan orang bertobat ? Kasih-Nya ialah kasih yang murni, serta kudus kepada Petrus, dan kita semua. 

Bagaimana dengan kasih kita saat ini, apakah seperti kasih Yesus ?

Firman Tuhan berbicara tentang sebuah kepentingan. Apakah ibadah adalah sesuatu yang penting bagi kita ? Apakah penting bagi kita untuk menjaga hati kita ? Apakah penting bagi kita untuk hidup berkenan dalam kekudusan, memberikan yang terbaik bagi Tuhan, serta melayani Dia melebihi apa pun yang ada di kehidupan kita ? Apakah masih penting untuk kita melandaskan keputusan-keputusan yang kita ambil sesuai firman-Nya ? Apakah kita hidup sekadar berdasarkan perasaan maupun emosi kita ?

Jika kita mengutamakan, mengandalkan, memuliakan, serta mementingkan Dia melebihi segala-galanya, maka kita sungguh-sungguh mengasihi Dia, serta tidak akan pernah mau meninggalkan Tuhan ataupun pelayanan kepada-Nya. Berikan, dan persembahkanlah segenap hidup kita bagi Dia.

Mengikut Tuhan Yesus sesungguhnya sederhana. Kita dianggap begitu penting oleh Dia. Kasih-Nya begitu besar kepada kita. Itu sebabnya, segala yang kita miliki, serta dapatkan, hendaknya kita kembalikan untuk kemuliaan Tuhan. Sesungguhnya juga tidak ada di antara kita yang layak masuk kerajaan-Nya, namun hanya oleh karena kasih karunia-Nya.

Marilah kita menjadi pelaku firman yang sejati. Bukan hanya karena ingin dilihat oleh orang lain, tetapi karena kita sungguh-sungguh mengasihi Dia, sama seperti Petrus yang mengasihi Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati