GBI PRJ (CK7)

Yohanes 20 : 19 - 21
Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya -- Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Melalui ayat ini, kita ketahui bahwa sesungguhnya suasana yang murid-murid rasakan saat itu adalah sedang ketakutan. Murid-murid-Nya melihat bagaimana Yesus telah mati. Yesus mengajarkan kita bagaimana kita bukan saja berbicara tentang firman Tuhan dan kasih, tetapi juga mengalami Tuhan dan melakukan firman Tuhan.

Murid-Murid Yesus juga melihat saat Ia ditangkap dan diadili oleh pemerintahan agama maupun sipil, walaupun tidak bersalah, tetapi Yesus tetap dihukum mati. Namun, kematian Yesus harus terjadi sebagai bukti bahwa Allah mengasihi manusia. Dalam puncak penderitaan-Nya, Yesus mengatakan, “Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Betapa besar kasih-Nya bagi semua manusia! Ia menyelamatkan kita. Tanpa karya salib dan kasih-Nya, mungkin kita tidak akan ada sampai hari ini. Pandanglah Dia. Ia tidak menyerah terhadap kita.

Saat Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, dan menemui murid-murid-Nya, Yesus mengatakan, “Damai sejahtera bagi kamu.” Artinya, dalam situasi paling mencekam sekalipun, kita sebagai murid Yesus, juga dapat tetap memiliki damai sejahtera yang melampaui segala akal dan pikiran manusia. Tubuh Yesus tidak terbatas ruang dan waktu. Tubuh-Nya adalah tubuh kebangkitan, tubuh kemuliaan. Ketika surga turun tangan, maka tidak ada yang mustahil. 

Karena itu, jadikanlah juga suasana di tengah keluarga maupun orang-orang sekitar kita supaya dapat merasakan damai sejahtera yang terpancar dari dalam pribadi serta hati kita. Dekatkan diri kita kepada Yesus setiap saat melalui hadirat-Nya supaya damai sejahtera itu juga selalu terpancar dalam kehidupan kita. Di mana ada kehadiran Tuhan, di sana terdapat ketenangan hati dan jiwa.

Dengan kata lain, jadilah anak-anak Tuhan yang membawa damai sejahtera di manapun kita berada, terutama dalam keluarga kita.

Selain damai sejahtera, orang-orang yang tinggal di dalam Tuhan, maka ada sukacita seperti tertulis: “Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.” Nah, ciri khas dari anak-anak Tuhan adalah bersukacita, supaya orang-orang sekitar kita ikut mengalami dan merasakan sukacita yang dari Tuhan tersebut, karena sumber sukacita yang sejati ialah berasal dari Tuhan.

Taruhlah hidup kita di dalam Tuhan senantiasa secara bersungguh-sungguh, supaya hidup kita penuh dengan damai sejahtera, dan sukacita. Keselamatan sudah diberikan kepada kita sebagai harta yang paling berharga di dalam hidup kita. Dan setiap persoalan maupun permasalahan dalam hidup haruslah dicari jalan keluarnya tanpa kita mengorbankan damai sejahtera ataupun sukacita kita. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.

Bahkan, dalam pelayanan kita, kita tidak boleh lupa bahwa Tuhanlah yang mengutus kita. Karena itu, layanilah dengan kasih yang luar biasa, dan hati yang berkobar-kobar bagi Dia. Ketika Ia mengutus, Dia tidak hanya mengutus kita, melainkan juga memperlengkapi kita seperti ada tertulis: “Terimalah Roh Kudus.”

Yohanes 20 : 22
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.”

Tuhanlah yang akan senantiasa memperlengkapi kita di manapun kita berada sebagai hamba-hamba-Nya. Karena itu, apa pun yang sekiranya sedang kita alami, tetaplah setia kepada-Nya, serta melibatkan Tuhan Yesus senantiasa dalam setiap hal yang kita kerjakan.

Tuhan Yesus Memberkati