Seorang guru sekolah dasar kelas V Kristen bertanya kepada murid-muridnya, "Menurut kalian anak-anak, Tuhan Yesus itu seperti siapa, coba jawab, dan kenapa?"
Satu anak berkata, "Tuhan Yesus seperti Dokter, bu guru, karena Dia sering menyembuhkan orang sakit."
Anak yang lainnya menjawab, "Tuhan Yesus itu seperti Bos, bu guru, karena memimpin."
Setelah satu demi satu mengutarakan jawaban dan alasannya, ada salah seorang anak yang masih tampak terdiam. Lalu, sang ibu guru mendekati, serta menanyakan seperti siapa Tuhan Yesus bagi dia. Sejenak diam, anak tersebut pun mulai berkata perlahan, "Tuhan Yesus… seperti… seperti Pemulung, bu guru…"
Sontak jawabannya mengundang anak-anak yang lain mengomentari kenapa pilihannya kok Tuhan Yesus seperti pemulung. Namun, sang ibu guru yang bijak mencoba menenangkan seisi kelas, sambil menanyakan kepada anak tersebut mengapa alasannya menjawab pemulung.
"Ya bu guru, karena saya dulu waktu kecil dibuang oleh orangtua saya, dan saya diangkat anak oleh pemulung yang sekarang menjadi orangtua saya…" jawabnya menjelaskan.
Sesungguhnya, demikian pula kita, yang dahulunya hidup dengan penuh dosa, tidak berarti dan tidak berguna, diangkat oleh Tuhan menjadi anak-anak-Nya sehingga kehidupan kita pun menjadi berguna serta berarti. Bahkan, ibarat barang-barang yang mungkin dibuang oleh orang-orang seperti botol bekas dan lainnya menjadi sampah, kemudian diambil dan dipungut oleh seorang pemulung, sehingga diubahkan dan dimanfaatkan sebagai furnitur ataupun benda-benda yang berguna, begitu pula kita yang mungkin merasa tanpa arti, diubahkan-Nya menjadi alat-Nya dan berkat bagi banyak orang.
Yohanes 15:16 (TSI), "Bukan kamu yang memilih untuk menjadi murid-murid-Ku, tetapi Akulah yang memilih kamu untuk tugas itu. Dan inilah sebabnya Aku mengangkat kamu: Supaya kamu bekerja di ladang-Ku dan memanen banyak hasil. Hasil yang kalian panen itu akan bertahan selama-lamanya. Karena kamu menjalankan tugas itu, Allah Bapa akan memberikan kepadamu apa saja yang kamu minta dengan tujuan untuk memuliakan Aku. "
1 Korintus 1:26-28 (TSI), "Saudara-saudari, ingatlah keadaanmu pada waktu kamu dipilih oleh Allah! Tidak banyak di antara kalian yang dianggap bijak dalam pandangan manusia. Tidak banyak di antara kalian yang dianggap orang besar atau kaya. Tetapi Allah memilih ajaran yang dianggap bodoh dan orang-orang percaya yang dianggap rendah oleh manusia di dunia ini, untuk mempermalukan orang-orang yang dianggap bijak. Dia memilih para penginjil dan Kabar Baik tentang Kristus yang dianggap lemah oleh manusia di dunia ini, untuk mempermalukan orang-orang kuat. Bahkan kita dan keyakinan kita dianggap tidak penting, dihina, dan sama sekali tidak ada artinya di mata manusia di dunia ini. Biarpun begitu, sebenarnya Allah memilih kita dan memakai keyakinan kita itu untuk menghapuskan hal-hal yang dianggap penting oleh orang-orang yang pandai dan berkedudukan tinggi!"
Take a good look, friends, at who you were when you got called into this life. I don't see many of "the brightest and the best" among you, not many influential, not many from high-society families. Isn't it obvious that God deliberately chose men and women that the culture overlooks and exploits and abuses, chose these "nobodies" to expose the hollow pretensions of the "somebodies"? (MSG)
My fellow believers, remember what kind of people you were when God chose you. Not many of you whom he chose are people whom unbelievers considered to be wise. Very few of you were considered to be important. Very few of you came from families with a high social standing. Instead, it was usually those whom unbelievers considered to be foolish whom God chose. He did that in order to shame/discredit those whom unbelievers consider wise. It was usually those whom unbelievers considered unimportant whom God chose, in order to shame/discredit those whom unbelievers consider important. It was usually those who are despised and considered {whom unbelievers despise and consider} worthless whom God chose, in order to make completely ineffective those whom unbelievers consider to be important. (DEIBLER)
~ Yoseph "Ocep" Anwar