"Bolehkah mengatakan 'Gue' dengan Tuhan saat sedang berdoa atau berbincang dengan-Nya?"
Bagaimana menurut Saudara?
Walaupun mungkin kita punya latar belakang yang berbeda, namun satu hal yang patut disyukuri adalah memiliki hubungan yang akrab dengan-Nya. Seperti halnya Nuh, ia bergaul karib dengan Allahnya. Sebab, mungkin dulu kita tidak mempunyai hubungan pribadi dengan-Nya, berbeda dengan kini yang senantiasa berusaha melibatkan Dia setiap hari.
Kejadian 6:9, "Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah."
Inilah riwayat Nuh. Ia mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Sem, Yafet dan Ham. Nuh tidak berbuat salah, dan dia satu-satunya orang yang baik pada zamannya. Ia hidup akrab dengan Allah. (BIS)
Beginilah riwayat tentang Nuh: Di antara semua orang yang hidup pada masa itu, hanya Nuh yang hidupnya benar di mata Allah. Nuh bersekutu erat dengan Allah. (TSI)
Bayangkan, Saudara, seandainya hubungan antara seorang anak dengan orangtuanya, khususnya pihak ayah, yang begitu kaku, harus resmi setiap waktu, tanpa 'suasana cair', alias tidak pernah mengupayakan adanya humor ataupun canda tawa yang segar, keadaan keluarga yang seperti apakah itu? Demikian pula halnya kehidupan rohani dalam hubungan kita dengan Allah Bapa. Tidakkah kita merindukan sebuah relasi yang akrab serta bersahabat dengan-Nya? Terlebih lagi Allah terhadap kita!
Mazmur 25:14, "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."
Persahabatan dengan Allah disediakan bagi orang-orang yang menghormati Dia. Hanya kepada mereka Ia memberitahukan rahasia janji-janji-Nya. (FAYH)
The secret [of the sweet, satisfying companionship] of the Lord have they who fear (revere and worship) Him, and He will show them His covenant {and} reveal to them its [deep, inner] meaning. (AMP)
Memiliki hubungan yang erat dengan-Nya, maka otomatis kita pula akan senang untuk berusaha menyenangkan hati-Nya, melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya bagi kita.
Maukah kita hari ini untuk melakukannya, bergaul karib, dan berjalan dengan Allah?
Kejadian 6:8 (FAYH), "Tetapi Nuh sangat menyenangkan hati TUHAN."
Tetapi TUHAN bermurah hati kepada Nuh. (TSI)
But Noah was different. GOD liked what he saw in Noah. (MSG)
Kejadian 6:9 FAYH, "Inilah riwayat Nuh: Pada masa itu di atas bumi ini hanya dialah orang yang benar dan tidak bercela. Ia hidup dekat dengan Allah (dan berbuat sesuai dengan kehendak-Nya). Ia mempunyai tiga orang putra: Sem, Ham, dan Yafet."
This is the history of the generations of Noah. Noah was a just and righteous man, blameless in his [evil] generation; Noah walked [in habitual fellowship] with God. (AMP)
This is the story of Noah: Noah was a good man, a man of integrity in his community. Noah walked with God. (MSG)
~ FG