Dalam buku Think Again, Adam Grant menguraikan juga dua tipe ataupun kecenderungan, yakni "sindrom penyamar" dan sindrom armchair quarterback.
Sindrom penyamar adalah orang yang tidak sadar akan kekuatannya sendiri. Dalam contoh di dalam Alkitab yang pernah mengalaminya misalnya ialah Musa yang merasa gagap dan beberapa kali mengutarakannya kepada Tuhan, padahal Tuhan yang tahu potensinya, apalagi sebab Ia yang menciptakan mulut dan lidah.
Keluaran 4:10-12, "Lalu kata Musa kepada TUHAN: 'Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.' Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: 'Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.'"
Sedangkan, sindrom "armchair quarterback" adalah seseorang yang tidak sadar akan kelemahannya sendiri. Misalnya, Simson yang meski merasa sangat kuat, ia tak sadar akan kelemahannya, yakni wanita, dan tidak mau mendengarkan nasihat atau saran dari orangtuanya agar mencari pasangan dari sebangsanya saja, malah mencari dan menyukai dari bangsa musuhnya, sehingga akhirnya mengalami kekalahan.
Hakim-hakim 16:19-20, "Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya. Lalu berserulah perempuan itu: 'Orang Filistin menyergap engkau, Simson!' Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: 'Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas.' Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia."
Bagaimana dengan kita hari ini?
Apakah kita menyadari akan kelemahan kita sendiri, maupun potensi kelebihan yang dari Tuhan?
Jika ada kekurangan ataupun kelemahan, sadari serta cobalah untuk segera sungguh-sungguh mengatasinya. Kalaupun memiliki sebuah kelebihan tertentu, janganlah menyombongkan diri, melainkan tetap mengandalkan dan mengembalikan kemuliaan hanya bagi Tuhan.
2 Korintus 12:9, "Tetapi jawab Tuhan kepadaku: 'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."
~ FG