Pernahkah Saudara ingin memasuki, mengunjungi sebuah tempat, lalu ketika kesampaian, rupa-rupaya apa yang kita bayangkan akan seperti yang kita harapkan sebelumnya, tidaklah seperti itu. Melainkan mungkin malah jauh di bawah ekspektasi kita. Saya juga pernah mengalaminya. Bisa saja menyebutkan nama, namun saya tidak ingin mendiskreditkan atau menjelekkan pihak lain.
Sebaliknya, sesuatu yang tampaknya biasa-biasa saja, entah itu sesuatu, seseorang, ataupun sebuah tempat, bisa jadi ternyata malah luar biasa, memiliki potensi dan bakat yang besar, serta jauh melebihi apa yang kita pikirkan.
Memang banyak hal yang tidak benar-benar seperti yang terlihat. Baik dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, maupun terutama perjalanan rohani kita, semoga kita tidak sampai salah menilai sehingga mengalami kehancuran.
Amsal 14:12 (TSI), "Ada pilihan hidup yang tampaknya baik dan benar, namun ternyata berakhir pada kebinasaan."
Ada jalan lebar dan menyenangkan yang nampaknya benar di mata orang, tetapi menuju kebinasaan. (FAYH)
There's a way of life that looks harmless enough; look again--it leads straight to hell. (MSG)
Hikmat manusiawi adalah landasan yang lemah untuk menentukan benar atau salah, layak atau tidak layak. Firman Allah merupakan satu-satunya sumber tanpa salah untuk menentukan jalan hidup yang benar. Sebab, jalan manusia mengandung benih-benih kematian, sedangkan jalan Allah selalu menuntun pada hidup yang kekal.
1 Korintus 2:15 (TSI), "Jadi, kita yang bersatu dengan Roh Allah bisa menilai semua ajaran rohani. Tetapi orang-orang yang belum menerima hikmat dari Roh Allah tidak mampu menilai apa pun tentang kita. Hal itu sesuai dengan Firman Allah yang berkata."
Tetapi orang yang rohani dapat memahami segala sesuatu, dan hal ini merisaukan dan mengherankan orang duniawi yang tidak dapat memahami orang yang rohani itu. (FAYH)
Spiritually alive, we have access to everything God's Spirit is doing, and can't be judged by unspiritual critics. (MSG)
2 Korintus 5:16 (FAYH), "Jadi, janganlah mengukur nilai orang Kristen menurut pandangan dunia atau menurut rupa mereka secara lahir. Kesalahan saya dahulu ialah memandang Kristus hanya sebagai manusia seperti saya. Alangkah bedanya pandangan saya sekarang!"
Because of this decision we don't evaluate people by what they have or how they look. We looked at the Messiah that way once and got it all wrong, as you know. We certainly don't look at him that way anymore. (MSG)
~ FG