Pernahkah mengalami mata seperti buram akibat terlalu lama menatap layar HP maupun monitor komputer, sehingga sangat tidak nyaman jika meneruskan melihatnya? Saya pernah beberapa kali, mungkin karena itulah efek bagi para penulis. Namun, mungkin juga itu merupakan gejala ketegangan ataupun kelelahan mata digital atau digital eye strain (DES).
Akibatnya, kita tidak dapat melihat dengan jelas untuk beberapa saat lamanya sampai garis-garis kabur ataupun keburaman itu menghilang.
Kita tentu ingin dapat melihat dengan jelas, bukan? Namun, firman Tuhan mengingatkan hari ini, bahwa sekadar daripada melihat secara fisik, ada hal rohani yang banyak orang mengalami ketidakjelasan maupun keburaman.
Matius 7:5, "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
It's this whole traveling road-show mentality all over again, playing a holier-than-thou part instead of just living your part. Wipe that ugly sneer off your own face, and you might be fit to offer a washcloth to your neighbor. (MSG)
You hypocrite, stop committing your own sins! That will be like removing the plank from your own eye. Then, as a result, you will be able to perceive things spiritually so that you can help other people get rid of the faults that are like specks in their eyes. (DEIBLER)
Bayangkan, kalau ada bayang-bayang berkunang berburam di mata saja sangat tidak enak dan tidak nyaman rasanya, apalagi bila ada balok besar di mata kita! Memang ayat di atas bukan berbicara secara harfiah, tetapi memang bagaimana kita bisa melihat jika ada balok demikian di mata kita.
Itulah firman Tuhan, yang menegur kita, apabila menghakimi orang-orang lain, sedangkan sesungguhnya kita juga melakukan dosa atau kesalahan yang sama maupun yang lainnya, kita tidak akan dapat melihat dengan jelas, terutama secara rohani. Intropeksilah diri dan hati kita, sudahkah kita sungguh-sungguh terbebas dari kesalahan, dan menilai, menegur, menasihati orang lain dari hati yang peduli?
Sebab selumbar itu juga merupakan bagian kecil dari sebuah balok.
Yohanes 8:7, "Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: 'Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.'"
Ketika para pemimpin masih terus mendesak-Nya untuk memberi jawaban, Yesus mengangkat kepala dan berkata kepada mereka, "Siapa di antara kalian yang merasa dirinya tidak pernah berbuat dosa, biarlah dia yang lebih dulu melempari perempuan ini dengan batu." (TSI)
Lukas 6:41, "Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?"
"Jangan menyalahkan orang lain karena kesalahan kecil. Kalau kamu melakukan itu, kamu seolah melihat kuman di seberang lautan, tetapi gajah di pelupuk matamu tidak kamu lihat. Dengan sombong kamu ingin memperbaiki kesalahan kecil orang lain tanpa menyadari kesalahanmu sendiri yang lebih besar. Hai orang munafik! Bereskanlah dahulu kesalahanmu sendiri, sesudah itu barulah kamu bisa melihat dengan jelas dan memperbaiki kesalahan saudaramu." (TSI)
Why do you noticesomeone else's small faults?/None of you should be concerned about someone else's small faults. That would belike noticing a speck in that person's eye. But you should be concerned about your own big faults. They are like planks in your own eye, which you do not notice. (DEIBLER)
~ FG