Ada dua bagian penting yang mungkin hilang hari-hari ini atau jarang dimiliki oleh orang-orang akhir-akhir ini. Apakah itu?
Hati yang sungguh-sungguh bahagia.
Dan hati yang benar-benar tulus, atau mampu mengucap syukur.
Hamba-Nya perempuan, Christine Caine pernah mengingatkan, "Bisa saja orang-orang Kristen sekalipun yang terlihat berapi-api, melayani Tuhan, dan mengaku mengasihi Dia, tetapi setelah itu sepertinya masih membawa dan mengalami hati maupun jiwa yang terluka." Jadi, berhati-hatilah terhadap gejala ini.
Firman-Nya hari ini mengundang dan mengingatkan kita kembali pada apa yang dilakukan maupun dimiliki oleh jemaat mula-mula waktu itu. Jika mereka sanggup mengalami serta memilikinya, tentu dengan Tuhan yang sama kita pun pasti masih dapat mengalaminya juga.
Kisah Para Rasul 2:46 (VMD), "Setiap hari mereka berkumpul di pelataran Bait dengan tujuan yang sama. Mereka memecahkan roti bersama di rumah-rumah dan makan bersama hati yang bahagia dan tulus ikhlas."
One and all they kept up their daily attendance at the temple, and, breaking bread in their homes, they shared their meals with unaffected joy. (REB)
They followed a daily discipline of worship in the Temple followed by meals at home, every meal a celebration, exuberant and joyful. (MSG)
Apa pun boleh terjadi, apa pun. Tetapi, janganlah sampai pernah kehilangan sukacita kita di dalam Tuhan. Sebab, itulah kekuatan kita, yang sanggup mengangkat kita kembali dari keterpurukan, maupun saat menghadapi permasalahan sehari-hari.
Sebab, sebenarnya apa lagi sih yang dicari yang utama oleh manusia? Bukankah hati yang sungguh-sungguh berbahagia, dan mengucap syukur? Hal-hal lainnya ibarat hanyalah penutup atau "tudung saji" yang ada di atas meja dengan piring-piring penuh hidangan. Sajian atau hidangannyalah yang lebih penting dan berarti.
Dan apakah yang sesungguhnya lebih dicari oleh orang-orang terhadap seseorang yang lainnya? Bukankah ketulusan hati yang tidak memiliki motif yang salah terhadap mereka.
Hari ini, kiranya kita tidak kehilangan dua bagian yang penting itu: hati yang bersukacita, dan hati yang mengucap syukur dengan penuh tulus ikhlas.
~ FG