Saya pernah secara sengaja memilih selama sepuluh tahun hidup dalam dosa. Dan selama itu pula saya tidak merasakan damai sejahtera, melainkan rasa bersalah. Walau bisa saja terlihat baik-baik saja dari luar, namun perasaan yang negatif itu tetap ada. Sampai akhirnya saya mengakui kesalahan-kesalahan saya, maka kebebasan yang sejati serta kelegaan dalam hatilah yang saya rasakan.
Meski proses kehidupan, pergumulan, dan pencobaan masih ada, tetapi kita tidak mesti hidup dalam rasa bersalah setiap hari.
Sebuah penelitian menurutkan, sebesar 70 (tujuh puluh) persen pasien di rumah-rumah sakit di AS sebenarnya dapat sembuh dengan segera dan pulang kembali ke rumah masing-masing asalkan mereka telah mengatasi serta membereskan rasa bersalah yang mereka alami—entah apa pun penyebabnya.
Ya, banyak kita mungkin tidak mengakui kesalahan-kesalahan, sehingga perasaan bersalahlah yang kita rasakan. Tentu, Tuhan maupun kita sendiri tidak ingin hidup seperti itu, bukan?
2 Tawarikh 19:7 (VMD), "Sekarang kamu harus takut kepada TUHAN. Hati-hatilah terhadap yang kamu kerjakan karena TUHAN Allah kita adil. Ia tidak pernah memperlakukan seseorang lebih penting daripada yang lain. Dan Dia tidak menerima uang untuk mengubah keputusan-Nya."
Mazmur 36:1 (VMD), "Kepada pemimpin koor. Kepada hamba TUHAN. Nyanyian Daud. Suara terdalam dalam hati orang jahat mengatakan supaya mereka melakukan yang salah. Mereka tidak hormat pada Allah."
DOSA berdiam di lubuk hati orang-orang fasik dan selalu mendorong mereka untuk berbuat jahat. Mereka tidak takut kepada Allah. (FAYH)
(For the music leader by David, the LORD's servant.) Sinners don't respect God; sin is all they think about. (CEV)
Adakah sesuatu yang perlu kita akui saat-saat ini? Mengapa menunggu berlama-lama? Datanglah kepada hamba Tuhan yang dapat dipercaya, terlebih kepada Allah untuk mengakui segala dosa kita, dan Ia akan bersedia mengampuni. Sebesar maupun sekecil apa pun dosa kita.
Full Life Notes menuturkan, mengakui dosa dengan hati yang tulus, sungguh-sungguh, dan bertobat akan menghasilkan pengampunan Allah, penghapusan kesalahan, dan hadirat-Nya yang senantiasa menyertai kita.
Hidup dalam rasa damai yang sejati seyogianya menjadi standar ilahi bagi setiap kita.
Mazmur 32:3 (VMD), "Ya Allah, aku berdoa kepada-Mu berulang-ulang, tetapi aku tidak mengatakan dosaku yang tersembunyi. Jadi, aku hanya semakin lemah dan semakin melarat."
Dahulu aku tidak mau mengakui dosa-dosaku. Tetapi ketidakjujuranku membuat aku sengsara dan memenuhi hari-hariku dengan keputusasaan. (FAYH)
Before I confessed my sins, my bones felt limp, and I groaned all day long. (CEV)
Mazmur 32:5 (FAYH), "Sampai akhirnya aku mengakui segala dosaku kepada-Mu dan tidak lagi berusaha menyembunyikannya. Aku berkata dalam hatiku, 'Aku akan mengakui dosa-dosaku kepada TUHAN.' Dan Engkau mengampuni aku. Semua kesalahanku dihapuskan."
I acknowledged my sin to You, and my iniquity I did not hide. I said, I will confess my transgressions to the Lord [continually unfolding the past till all is told]--then You [instantly] forgave me the guilt {and} iniquity of my sin. Selah [pause, and calmly think of that]! (AMP)
Then I let it all out; I said, "I'll make a clean breast of my failures to GOD." Suddenly the pressure was gone--my guilt dissolved, my sin disappeared. (MSG)
Mazmur 32:11 (VMD), "Hai orang baik, bersukacitalah dan berbahagialah dalam TUHAN. Semua orang yang mau melakukan yang benar, bersukacitalah."
Bersoraklah dalam Tuhan, dan bersukacitalah, kamu yang tulus hati; bernyanyi dan bersoraklah kegirangan, hai kamu yang bersih hati. (KSKK)
Karena itu, bersukacitalah di dalam Dia, hai semua orang yang telah menjadi milik-Nya, dan bersorak-sorailah, hai semua orang yang taat kepada-Nya. (FAYH)
~ FG