Saya rasa kita bisa bersepakat dengan hamba-Nya, Franky Kuncoro, yang berpendapat bahwa sering kali kita mengalami direndahkan oleh orang lain adalah supaya kita dapat belajar merendahkan hati dan diri kita sendiri apabila mau, dan bukannya malah ikut merendahkan orang lain.
Sering pula justru orang-orang terdekat kitalah yang mungkin malah merendahkan kita. Tidak itu tidak mengapa, supaya membentuk dan memproses karakter kerendahan hati kita apabila bersedia. Setidaknya, itulah yang pernah dialami juga oleh pencipta lagu 'Kemenangan Terjadi di Sini' tersebut sekaligus pendiri Unlimited Worship, yaitu sebuah sekolah untuk memperlengkapi para pemimpin pujian dan penyembahan dari berbagai gereja lokal yang ada di negeri ini.
Mama beliau pernah mengatakan ia tidak bisa mencipta lagu dengan baik, membandingkannya dengan pencipta lagu rohani yang lain, bahkan papanya pun menyatakan ia kurang kreatif dalam merangkai kata-kata untuk lagunya.
Hingga suatu hari, kedua orangtuanya mendengarkan ciptaan lagu putranya tersebut, merasa sangat diberkati, mengakui dan meyakini bahwa Tuhan pun mengurapi karya-karyanya.
Apa pun yang kita alami saat ini dapat membuat kita untuk belajar merendahkan diri. Sebab, sesungguhnya ada banyak hal yang tidak bisa kita kerjakan, pahami, ataupun peroleh karena usaha kita sendiri.
Tuhan sanggup memakai kehidupan anak-anak-Nya melalui karya-karya mereka untuk memberkati orang lain. Ia pun sanggup mengubahkan dan mengangkat kehidupan kita pada waktu yang tepat, asalkan kita rela merendahkan hati.
1 Petrus 5:6 (TSI), "Karena itu, apa pun yang terjadi, rendahkanlah hatimu di hadapan Allah Yang Mahakuasa, maka pada waktu Dia berkenan, Dia akan meninggikan kamu."
Therefore humble yourselves [demote, lower yourselves in your own estimation] under the mighty hand of God, that in due time He may exalt you. (AMP)
So be content with who you are, and don't put on airs. God's strong hand is on you; he'll promote you at the right time. (MSG)
~ FG