GBI PRJ (CK7)

Rangkuman Doa Fajar GBI PRJ Group (CK7)

Kamis, 12 Oktober 2023 Pk. 04.40 WIB

WORDLESS WORSHIP

Pdp. Eradi Pramudya Tjandra

Penyembahan tidak terbatas hanya kepada pengertian bagian dari liturgi ibadah yaitu menyanyi dengan memuji dan menyembah, bermazmur, dan berbahasa roh, atau lagu dengan tempo pelan sehingga bisa mengingat kembali akan kebaikan Tuhan. 

Hari ini kita belajar tentang wordless worship (penyembahan tanpa kata-kata), apakah yang dimaksud dengan hal ini ? Kita akan belajar dari satu perikop di Alkitab tentang Yesus diurapi oleh perempuan berdosa dalam Lukas 7 : 36 - 50.

Kisah ini bercerita tentang seorang perempuan berdosa yang datang kepada Yesus dan mengurapi kaki Yesus. Hal ini merupakan penyembahan yang dilakukan oleh perempuan itu kepada Yesus. Perempuan ini tidak diberitahukan namanya, bahkan tanpa kata-kata datang dan menghampiri Yesus, mungkin tidak ada dalam daftar tamu saat itu, dan juga tidak dilakukan di rumah ibadah. Apa yang dilakukannya dijadikan contoh oleh Tuhan Yesus, dan peristiwa tersebut akan terus diceritakan dan diingat sepanjang masa.

Penyembahan tidak hanya berbicara mengenai ritual saja, melainkan ada beberapa pengertian lain yang penting untuk kita ketahui, antara lain : 

1. Penyembahan yang berasal dari hati yang bertobat

Lukas 7 : 38

Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Respon Simon adalah tidak memberikan air untuk membasuh kaki, sedangkan respon perempuan berdosa adalah membasuh kaki Yesus dengan air mata.

Air mata merupakan simbol mengenai hati yang hancur bahwa dia adalah orang yang berdosa, tidak layak, dan memerlukan pengampunan dari Tuhan Yesus. Kita juga adalah orang-orang berdosa yang memerlukan pengampunan dan keselamatan. Oleh karena itu, kita harus memiliki hati yang bertobat, sadar akan kesalahan dan dosa yang dilakukan dan berbalik, tidak melakukan kesalahan atau dosa itu lagi. Seorang yang sekelas Daud pun melakukan hal yang sama.

Mazmur 51 : 3 - 4

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku !

Mazmur 51 : 18 - 19

Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Dosa akan membawa kita lebih jauh dari yang kita kehendaki, akan menawan kita lebih lama dari yang kita mau, dan menuntut pembayaran lebih mahal dari yang kita bisa bayar. Tidak ada yang luput dari dosa karena itu pertobatan perlu dilakukan.

2. Penyembahan yang berpusat kepada Kristus, bukan ego kita

Lukas 7 : 38

Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Respon yang diberikan Simon adalah tidak mencium Yesus, sedangkan respon yang diberikan perempuan berdosa adalah terus mencium kaki Yesus dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya.

Rambut menggambarkan mahkota bagi perempuan. Ketika dikatakan dia menyeka kaki Yesus dengan menggunakan rambutnya menggambarkan bahwa ia dengan kerelaan menanggalkan status, harga diri, dengan kata lain merendahkan diri di hadapan Yesus.

Lukas 9 : 23 - 24

Kata-Nya kepada mereka semua : Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.

Penyembahan sejati memerlukan penyangkalan diri (self abandonment). Jadi bukan berbicara tentang diri kita melainkan tentang Tuhan Yesus sendiri yang ditinggikan dan dimuliakan. It’s all about Jesus.

Jangan hanya jadikan Yesus sekedar tamu di dalam penyembahan kita, namun jadikan Dia pusat dari segalanya. 

3. Penyembahan yang disertai dengan korban terbaik

Lukas 7 : 38

Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Dalam penyembahan ada korban yang dipersembahkan. Respon yang diberikan Simon adalah tidak meminyaki kepala Yesus, sedangkan respon yang diberikan perempuan berdosa adalah meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang mahal. Perempuan tersebut memberikan yang terbaik.

Kata worship diceritakan pertama kali dalam Alkitab pada kisah Abraham saat hendak mempersembahkan Ishak, anak perjanjian, satu-satunya, yang dinanti-nantikan, kepada Allah. Abraham memberikan yang terbaik kepada Tuhan, menyembah = shachah = bow down.

Kejadian 22 : 5

Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu : Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang (shachah), sesudah itu kami kembali kepadamu.

Penyembahan yang sejati tidaklah murahan melainkan mahal harganya.

Tuhan Yesus Memberkati