GBI PRJ (CK7)

Salah satu senjata rohani yang harus kita semua kuasai supaya hidup dalam kemenangan adalah… doa.

Yakobus 5:13-16
Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Dalam bahasa Inggris, ayat tersebut juga berbunyi, “The prayer of a righteous person is powerful and effective.” Rasul Yakobus mendorong kita supaya giat berdoa. Saat mengalami kesusahan, penderitaan, pergumulan—berdoalah! Sebab, doa itu sendiri merupakan hal yang efektif, serta berkuasa. Jangan menunggu merasa layak atau dibenarkan terlebih dulu, baru berdoa. Karena Kristus telah menebus, serta melayakkan setiap kita!

Roma 5:7-9
Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

Ibrani 4:15-16
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

•    Berhenti mencari alasan.
Doa yang efektif adalah saat kita benar-benar mulai bertindak untuk berdoa. Jika menunggu sampai 100% mencapai kebenaran, baru berdoa, kapan kita memulainya? Jadi, jangan lagi mencari-cari alasan. Apalagi malas, dan jarang, bahkan sama sekali tidak berdoa!

Yakobus 5:17-18
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

Nabi Elia bukanlah orang hebat atau sakti, maka doanya berkuasa, melainkan manusia biasa, seperti kita, ia memiliki kelemahan-kelemahan, dan banyak kekurangan. Tetapi, dia sungguh-sungguh berdoa, maka Tuhan mendengar doanya, sehingga terjadi perkara luar biasa.

Hari ini, saya mendorong Saudara supaya mengambil langkah iman, mengarahkan hati kepada Tuhan untuk berlutut serta berdoa (Yunani: ‘proseuche’ , yang juga berarti ‘a place set apart for prayer’ atau tempat untuk berdoa). Jadi, selain doa ditujukan kepada Allah, kita rindu serta secara sengaja melangkah pergi ke rumah Tuhan, maupun menara doa, untuk mengangkat kedua tangan kita dan berdoa.

•    Bersabar menanti jawaban.
Banyak orang tidak mau berdoa karena kurang sabar menunggu jawabannya dari Tuhan. Ingat, sebelum mujizat hujan turun, Elia tujuh kali berdoa!

1 Raja-raja 18:42-44
Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."

Yesus juga mengajarkan di Lukas 18:1, supaya kita selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Sesungguhnya, biasa saja jika saat berdoa tidak langsung memperoleh jawabannya. Entah tujuh hari, tujuh minggu, bahkan tujuh tahun. Inilah bagian kehidupan iman yang Tuhan ingin bangun dalam hidup kita. Sebab, waktu Tuhan berbeda dari serta di luar pemikiran atau pengertian kita. Jika tiap kali berdoa, selalu langsung ingin ada jawabannya, itu namanya sulap. Allah berdaulat, jadi percaya serta berserahlah pada kehendak-Nya. Tindakan berdoa adalah tindakan iman. Teruslah berdoa, meski belum menerima jawaban.

Lukas 18: 4-5
Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku. Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Justru, saat kita tidak gampang menyerah, serta terus mau berdoa dengan tidak jemu, tindakan iman inilah yang Tuhan pandang sebagai salah satu faktor yang akan membenarkan Saudara. Keputusan untuk tidak berhenti berdoa adalah hal yang benar di mata Tuhan.

Lukas 17:25-27 
Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini. Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Zaman Nuh, dalam bahasa Inggris, diterjemahkan sebagai ‘the days of Noah’  (jamak, berhari-hari, lebih dari satu hari), menggambarkan betapa panjang atau lamanya penderitaan Nuh saat terus membangun bahtera oleh perintah Allah menjelang air bah. Nuh tetap setia membangun serta menantikan janji Allah terjadi, meski orang-orang mengolok-olok, dan mengejeknya.

Seandainya, seperti sekarang di zaman sosial media, mungkin banyak orang yang akan mengejek, sampai kapan ia harus berdoa dan percaya pada janji Allah?! Namun, Nuh tetap setia dan berdoa tidak jemu-jemu, serta terus percaya kepada-Nya. Hingga harinya, air bah tercurah. Begitu juga kita, jangan jemu-jemu berdoa; nantikanlah jawaban, mujizat, dan berkat Tuhan. Ia sanggup memutarbalikkan keadaan!

Mungkin ada hal-hal yang sedang kita doakan hari-hari ini, dan sampai hari ini belum juga terjawab, tetapi terkadang jawabannya hanya terjadi ketika kelak kita kembali ke rumah Bapa di surga, dan bukan selama kita masih hidup di dunia ini. Walau demikian, Tuhan ingin supaya kita tetap percaya sampai akhir hayat kita.

Tuhan Yesus Memberkati