GBI PRJ (CK7)

Mazmur 42 : 1 - 6

Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah ? Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku : Di mana Allahmu ? Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku ? Berharaplah kepada Allah ! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku !

Allah tidak pernah berubah dalam segala sesuatu. Keadaan bisa berubah, namun Ia tidak pernah berubah dalam janji, mujizat, dan pertolongan. 

Latar belakang ayat di atas dimulai dari kitab 2 Samuel ayat 13. Amnon dan Tamar adalah anak-anak Daud. Suatu kali Amnon suka dengan Tamar, sang adik. Ia suka dengan Tamar namun tidak berani mengatakan kepada Raja Daud. Amnon kemudian berpura-pura sakit, dan meminta Tamar untuk membuatkan kue. Amnon kemudian memperkosa Tamar pada hari itu. Absalom, kakak Tamar marah kepada Amnon. Kemudian pada suatu ketika Absalom membunuh Amnon. Absalom kemudian diampuni Raja Daud dan ia meminta sebuah permufakatan. Absalom kemudian mengambil hati hampir semua orang Israel. Dia kemudian ingin mengambil kekuasaan dari ayahnya. Daud kemudian lari dari hadapan anaknya. Dalam pengasingan ini, dia menulis ayat di atas. 

Kita bergairah dalam ibadah karena kerinduan kita yang sedemikian rupa. Begitu juga dengan Daud. Dia tidak bisa hidup tanpa Tuhan, sama seperti seekor rusa yang merindukan sungai. Ini berbicara tentang kedekatan Daud dengan Tuhan. Sebuah kebiasaan beribadah tanpa kerinduan mengakibatkan aktivitas ibadah yang kosong. Ketidaksempurnaan dalam pelayanan adalah hal yang biasa, Allah yang akan menyempurnakan pelayanan kita. Jiwa yang haus dan bergairah untuk datang beribadah akan Tuhan puaskan roh dan jiwanya. Ketika kita merindukan akan Allah, maka kita pasti akan mendapatkannya. Tujuan orang datang ke gereja adalah berjumpa dengan Tuhan. Pelayan di gereja harus mempunyai rasa yang haus dan rindu akan Tuhan. 

Mazmur 42 : 3

Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah ?

Konsep pada waktu itu orang Israel hanya dapat menyembah Allah di Yerusalem. Daud yakin pada waktu itu kalau dia pasti akan kembali ke Yerusalem di dalam pengasingannya ketika dikejar Absalom. 

Mazmur 42 : 4

Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku : Di mana Allahmu ?

Daud menangis karena orang tidak lagi melihat Tuhan ada dalam hidupnya. Daud memiliki sudut pandang Kristus dalam hidupnya. Kita memiliki tugas yaitu untuk terus menerus membanggakan Tuhan dalam kehidupan kita. Nilai-nilai Kristus dan karya ilahi harus ada dalam hidup kita. 

Mazmur 42 : 5

Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. 

Apakah masalah Daud sudah selesai ? Belum, dia masih dikejar oleh Absalom. Yang dia ingat hanyalah kebaikan Tuhan yang pernah dia alami. Dalam pergumulan hidup, kita harus selalu mengingat kebaikan Tuhan karena hal inilah yang membuat diri kita terhibur dan bersukacita. 

Mazmur 42 : 6

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku ? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku !

Daud pernah merasakan tertekan dan gelisah tetapi ketika dia ingat kebaikan Tuhan, itu yang membuat dirinya menjadi kuat. 

Bagaimana akhir cerita dari ayat di atas ? Leher Absalom tersangkut di pohon dan kemudian dia mati. Bagaimana dengan Daud ? Dia balik kembali menjadi raja di Yerusalem. Persoalan membuat Daud lebih dipakai Tuhan lebih lagi. Daud menyandarkan dirinya kepada Tuhan ketika dia mengalami masalah. Tuhan adalah Penolong yang sejati. Itu sebabnya, selama Tuhan mendampingi kita, janganlah kita menjadi takut dan gelisah akan apa pun juga. 

Tuhan Yesus Memberkati