GBI PRJ (CK7)

Dari seluruh raja-raja Yehuda, ada seorang raja yang hidup benar, melakukan seperti yang Daud dan ayahnya lakukan sepanjang hidupnya dan Allah menyertai, dialah Yosafat. 

2 Tawarikh 17 : 3 - 4 
Dan Tuhan menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel. 

Saat diperhadapkan dengan kekuasaan :

1.   Yosfat menerima dan menjaga warisan iman.
Raja Asa Faith fondasi iman
Yosafat memiliki seorang ayah yang takut akan Tuhan. Iman menjadi warisan yang sangat berharga bagi Yosafat. Ketika ia duduk memerintah Yehuda menggantikan ayahnya, Yosafat mengikuti jejak hidup ayahnya. Ia mempertahankan iman kepada Allahnya bahkan meningkatkannya (membangun kerohanian) dan kemudian, memerintahkan para imam dari kaum Lewi untuk mengajarkan Taurat kepada penduduk Yehuda. 

2 Tawarikh 17 : 6
Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan.
Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala. 

2.   Menguji dengan bertanya kepada Tuhan.
Demi meningkatkan keamanan dalam negeri, Yosafat melakukan hubungan persaudaraan dengan Israel (Utara) dengan menikahkan Yoram anaknya dengan Atalya, anak Ahab dan Izebel. Satu langkah yang fatal dalam membangun persahabatan. Yosafat mulai mengandalkan keamanan negri Yehuda kepada hubungan diplomatik bahkan hal itu membahayakan iman anaknya, Yoram dan penduduk Yehuda. 

Ketika memerangi Ramot-Gilead, Yosafat mencari Tuhan dan berseru kepada-Nya saat menghadapi pencobaan. 
2 Tawarikh 18 : 4 & 31
Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel : Baiklah tanyakan dahulu firman Tuhan. Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata : Itu  raja Israel ! Lalu mereka mengepung dia, untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak dan Tuhan menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya. 

3.   Bertobat (Kembali untuk hidup benar).
Menyadari bahwa tindakan membangun hubungan diplomatik dengan Israel (Utara) adalah suatu kesalahan fatal, Yosafat bertobat dan berpaling kepada Tuhan.

2 Tawarikh 19 : 2 
Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat : Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci Tuhan ? Karena hal itu Tuhan  murka terhadap engkau. 

4.   Mencari Tuhan lebih sungguh (Jika perlu ditambahkan dengan Doa dan Berpuasa).
Ujian terhadap iman Yosafat kepada Tuhan datang melalui ancaman keamanan yang dilakukan oleh bani Moab, bani Amon dan orang Meunim yang maju berperang melawan Yehuda. Dalam kondisi terjepit dan diliputi ketakutan, Yosafat mencari dan berseru kepada Tuhan dan Tuhan menyelamatkannya serta seluruh Yehuda. Tuhan memberi Yosafat kemenangan besar tanpa berperang, sebab Allah telah mengacau balaukan perkemahan musuh-musuhnya. 

2 Tawarikh 20 : 2 - 3
Datanglah orang memberitahukan Yosafat : Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar, yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. 

Pesan Firman Tuhan :
1.   Warisan terpenting yang berharga adalah iman. Dan kebahagiaan orang tua adalah melihat anak-anaknya hidup dalam kebenaran. 

2.   Saat diberkati, tetap ingat Tuhan dan saat menghadapi ujian, tetap mengandalkan Tuhan. 

Yosafat adalah sebuah contoh manusia sukses di dunia dengan tetap mempertahankan hidup benar (respon) yang benar saat diperhadapkan dengan kekuasaan, tawaran dunia, meresponi teguran Tuhan dan saat masalah.

Tuhan Yesus Memberkati