GBI PRJ (CK7)

Pemberian bukan hanya berhubungan dengan materi, tetapi apa saja yang dapat kita berikan kepada Tuhan. Melalui firman Tuhan pagi ini, biarlah kita memiliki pemahaman yang baru mengenai pemberian, secara khusus mengenai persembahan persepuluhan dan buah sulung.

Terdapat perbedaan antara hormat dan taat akan Firman Tuhan. Orang yang taat belum tentu hormat akan Firman Tuhan, bisa saja memberi dengan memiliki sikap hati dan motivasi yang salah; tetapi, orang yang hormat akan Firman Tuhan pasti taat dalam menjalankannya. 

Seringkali kita mengasosiasikan kata memberi dengan pengorbanan dan kehilangan. 

Mazmur 126 : 5 - 6
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Namun, pemberian yang diberikan kepada Tuhan untuk memuliakan nama-Nya, tidak akan pernah berlalu dengan sia-sia, melainkan akan ada tuaian yang akan dituai dengan sorak-sorai sebab pemberian kita seperti benih yang akan tumbuh dan berbuah lebat.

Tiga sudut pandang mengenai pemberian :

1. Kita tidak menilai Tuhan hanya berdasarkan apa yang hilang.

Ayub 1 : 20 - 21
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan Kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan !

Kehilangan sesuatu bukan menandakan bahwa Tuhan tidak menyertai atau tidak mengasihi, sebab sesungguhnya semua berasal dari Dia dan akan kembali kepada Dia. Tidak ada yang kita miliki di dunia ini, semua adalah pemberian Tuhan.

2. Kita tidak menilai Tuhan hanya berdasarkan pemberian berkat materi.

Ayub 1 : 20 - 21
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Kita sebagai pengelola saja atas berkat yang Tuhan percayakan, diberi banyak berarti dipercaya banyak.

3. Kita tidak menilai Tuhan hanya berdasarkan satu peristiwa saja.

Ayub 2 : 9 - 10
Maka berkatalah isterinya kepadanya : Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu ? Kutukilah Allahmu dan matilah ! Tetapi jawab Ayub kepadanya: Engkau berbicara seperti perempuan gila ! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ? Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Ada musim-musim kehidupan silih berganti, untuk segala sesuatu ada waktunya, ada waktu untuk menabur, ada waktu untuk menuai (Pengkhotbah 3), ada waktu untuk mempertanggungjawabkan segala sesuatu. Oleh karena itu, segala sesuatu harus dilihat secara utuh sebagai suatu rangkaian peristiwa sehingga pada akhirnya kita akan mengerti apa maksud Tuhan.

Pemahaman baru mengenai pemberian :

- Tidak ada batas ukuran tertentu untuk kita dapat memberi.

Yohanes 6 : 8 - 10
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya : Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini ? Kata Yesus : Suruhlah orang-orang itu duduk. Adapun di tempat itu banyak rumput.

Tuhan menghargai segala pemberian. Besar atau kecil itu ukuran manusia, Tuhan melihat apakah kita melakukannya dengan sikap hormat dan taat. Belajar mulai dari perkara yang kecil, maka nanti untuk perkara yang besar kita akan tetap mengerjakannya dengan setia.

- Ada urutan yang jelas dalam mengelola pemberian kita.

Yohanes 6 : 11 - 12
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya : Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.

Urutan mengelola yaitu mengambil, mengucap syukur, membagi-bagikannya, mengumpulkan, sebagai urutan yang jelas agar tidak salah atau hanya fokus kepada salah satu saja.

- Kelimpahan baru terjadi setelah kita memberi.

Yohanes 6 : 13
Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

Prinsip kelimpahan adalah bukan dari seberapa banyak yang kita miliki, namun seberapa yang bisa kita berikan.

Filipi 4 : 11 - 12
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.

Mari kita bersama-sama memberikan persembahan kepada Tuhan dengan taat dan setia, baik dalam persembahan persepuluhan dan buah sulung. Mengucap syukur untuk pemeliharaan Tuhan atas berkat-berkat-Nya yang telah dicurahkan atas setiap kita.

Mazmur 37 : 25
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.

Tuhan Yesus Memberkati