GBI PRJ (CK7)

Menurut BPS atau Badan Pusat Statistik nasional, terjadi sekitar 447.743 perkara perceraian sepanjang tahun 2021, mengalami kenaikan sebesar 291.677 kasus dari tahun sebelumnya, serta disebabkan oleh faktor ekonomi serta faktor lainnya, dan itu baru dalam satu agama saja.

Sementara itu, menurut survei statistik lainnya, pernikahan Kristen mengalami banyak KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga. Mengapa pernikahan sedemikian parahnya sehingga kehilangan sifat sakral ataupun sucinya, padahal Tuhan sendirilah yang merancangkan sebuah pernikahan dan Ia melihat segala sesuatunya baik ?

Kejadian 1 : 31
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Bukan pernikahannya yang salah, melainkan mungkin faktor manusianya. Belum lagi misalnya calon-calon pasangan yang ragu-ragu untuk memutuskan menikah. 

Bagaimana supaya kita bangkit dari kondisi pernikahan yang terlihat suram, menjadi pernikahan Kristen yang langgeng, menang, serta memuliakan nama Tuhan ?

Yohanes 2 : 10
Dan berkata kepadanya : Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.

3 Tahapan Pernikahan :
• Masa bulan madu (anggur yang baik)

• Masa menghadapi realitas (yang kurang baik)

• Masa bahagia (anggur yang baik sampai sekarang)

Untuk itu kita harus membangun dan membina pernikahan yang sehat serta langgeng. Agar kehidupan pernikahan Kristen tidak pudar, melainkan kian hari bertambah sehat, mesra, dan bahagia, kita perlu memberikan yang terbaik ('the BEST') kepada pasangan kita melalui :

- MEMBERKATI (Blessing)

- MEMBANGUN (Edifying)

- MEMBAGI (Sharing)

- MENYENTUH (Touching)

Mari kita bahas satu per satu :

1. Memberkati (Blessing)
Apa saja yang perlu kita lakukan lewat memberkati, yaitu misalnya : Perkatakan yang baik serta penuh kasih, tingkah laku dan setia kepada pasangan, sikap berterima kasih dan menghargai, serta berdoa demi kepentingannya.

1 Petrus 3 : 9
Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab.

2. Membangun (Edifying)
Kasih itu membangun. Membangun berarti menegakkan, bukan meruntuhkan. Membangun itu memberi semangat dalam setiap bidang kehidupan, serta meningkatkan rasa harga dirinya.
Caranya :

- Mengupayakan suasana damai sejahtera (Roma 14 : 19)

- Mengupayakan kesenangan serta kebahagiaan demi pasangan (Roma 15 : 2)

- Memberikan nasihat yang membangun (1 Tesalonika 5 : 11)

- Dan semua itu dimulai dari pikiran (Filipi 4 : 8), baru kemudian lewat tindakan

1 Korintus 8 : 1
Tentang daging persembahan berhala kita tahu : kita semua mempunyai pengetahuan. Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.

3. Membagi (Sharing)
Ini mencakup semua segi kehidupan, baik itu di bagian waktu, aktivitas, kepentingan, perhatian, kehidupan rohani, serta visi bagi keluarga kita. Bagikanlah pengalaman berkat, perasaan, kesaksian, bahkan sesuatu seperti makanan dan lainnya untuk dapat dinikmati dan didoakan bersama-sama. Bukan 'selfish' atau menjadi egois, melainkan 'self-less' atau mati bagi diri sendiri. Pernikahan bukanlah sekadar ibarat perusahaan yang memberikan deskripsi pekerjaan atau tugas masing-masing, melainkan memberi diri bagi pasangan serta rela berbagi. 

Matius 19 : 6
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.

4. Menyentuh (Touching)
Ini juga bisa berarti kita memperhatikan serta peduli. Memberikan sentuhan itu dapat menenangkan rasa takut, meredakan rasa sakit, membawa kenyamanan, ataupun memberi kepuasan. Pasangan suami-istri perlu melakukan serta memberikan lebih banyak sentuhan.

1 Yohanes 3 : 18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

(Versi BIMK) :
Anak-anakku ! Janganlah kita mengasihi hanya di mulut atau hanya dengan perkataan saja. Hendaklah kita mengasihi dengan kasih yang sejati, yang dibuktikan dengan perbuatan kita.

'There is no such thing as a perfect marriage because it is made of imperfect people. God is the only one that is perfect and having Him in the middle of your marriage guarantees perfection in all the imperfect circumstances.'

(Tidak ada pernikahan yang seratus persen sempurna, sebab terdiri dari dua orang yang tidak sempurna. Hanya Tuhanlah yang sempurna, dan jika kita melibatkan Dia dalam serta di tengah pernikahan kita akan membuat serta menjamin kesempurnaan meski di tengah berbagai situasi ataupun keadaan-keadaan yang tidak sempurna).

"Marriage was designed to be a three way relationship with God in the middle,"

Pernikahan kudus atau Kristen sesungguhnya diciptakan agar terjalin juga hubungan dengan Allah sebagai Pribadi utama di tengah-tengahnya. (Al Janssen)

Pernikahan Kristen yang sejati terdiri dari pasangan yang diperlengkapi oleh Tuhan dan firman-Nya, mau saling membangun, serta memiliki tujuan dan kerinduan untuk memuliakan Dia. Kehadiran-Nya dalam pernikahan kita ialah bukti Ia siap menolong apa pun keadaan kita.

Tuhan Yesus Memberkati