GBI PRJ (CK7)

Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi, serta mengatasi berbagai tantangan, dan rintangan di depan mata ataupun nantinya? Kita perlu membekali diri dengan sebuah senjata rohani yang efektif, supaya bisa melewatinya dengan baik. Senjata rohani itu ialah kehidupan doa, yang dapat membawa dampak, dan transformasi luar biasa.

Jika tidak berdoa, atau memiliki kehidupan doa yang lemah, otomatis kerohanian kita juga kering dan melemah. Kita akan rentan terhadap efek dari masalah yang kita hadapi, serta condong pada kedagingan, ataupun kehendak diri sendiri untuk mencari “jalan keluar”.

Tidak ada dari antara kita yang terhindar dari masalah. Di awal tahun yang baru ini, kita juga pasti sudah menghadapi sejumlah masalah. Tetapi, pilihannya apakah kita hanya mau mengandalkan diri sendiri, ataukah mau merendahkan hati, serta mengandalkan Tuhan?

Matius 26 : 40 - 41
Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Doa adalah faktor yang menguatkan roh kita. Saat menghadapi masalah ataupun pencobaan, caranya bukanlah melalui will power (kekuatan diri), melainkan prayer power (kekuatan doa). Sesungguhnya, masalah yang menimpa kita sering kali terjadi saat menghadapi pencobaan adalah kita tertarik oleh hawa nafsu, dan kita mengabaikan kerohanian kita. Jadi, semua masalah yang kita alami sebenarnya akibat kedagingan kita, bukan karena kerohanian kita. 

Lukas 22 : 39 - 40
Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Dua kali Yesus mengingatkan hal ini kepada murid-murid-Nya di saat yang paling genting dalam kehidupan-Nya. Saat keadaan begitu mengecam, dan penuh ketidakpastian, Ia ingin supaya mereka bisa tenang, serta siap menghadapinya. Jika tidak siap, atau tidak sadar akan beratnya tantangan, maka kemungkinan akan jatuh ke dalam pencobaan. 

Jangan anggap remeh pencobaan-pencobaan yang Iblis lontarkan di hidup kita, sebab akibatnya bisa fatal kalau tidak siap, tidak berjaga-jaga, ataupun tidak dibekali kerohanian yang sehat dan kuat. Karena itu, Yesus mewanti-wanti para murid-Nya supaya berjaga-jaga dan berdoa. Bagaimana cara sebaiknya kita berdoa?

•    Yang pertama, belajarlah berdoa agar tidak jatuh dalam pencobaan, bukannya terhindar dari pencobaan.
Yang membuat kita tersandung saat pencobaan atau kesusahan adalah iman menjadi kendor, karena berpikir bahwa kejadian buruk yang kita alami adalah salahnya Tuhan. Kita mengira, dengan rajin berdoa, ke gereja, setia memberi persembahan, tidak akan ada pencobaan, krisis, atau permasalahan. Kita harus sadar, bahwa itu bukanlah salah Tuhan. 

Yakobus 1 : 13 - 15
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Jelas, Tuhan tidak mencobai siapa pun. Tetapi, terkadang Ia mengizinkan kita menghadapi pencobaan. Artinya, pencobaan adalah suatu hal yang sering tidak bisa kita hindari. Namun, kita harus sadar, kita dicobai karena keinginan, kedagingan, dan hawa nafsu kita sendiri. Kemudian, saat sedang menghadapi pergumulan, kesusahan, ataupun godaan untuk berbuat dosa, kita menjadi rentan, dan ingin menguasai situasi tersebut dengan cara sendiri, atau kedagingan. Berhati-hatilah terhadap reaksi ini. Mengapa? Karena kita mudah terseret keinginan, ataupun kedagingan kita. Itulah taktik, tipu muslihat, atau perangkap Iblis.

Namun, jika kita memiliki dan menyediakan waktu untuk merenungkan situasi kita di hadapan Tuhan, dan bersaat teduh pribadi, maka kans untuk jatuh dalam dosa atau membuat kesalahan akan minim. Jika tidak berjaga-jaga dan berdoa, kita gampang terseret hawa nafsu, masuk perangkap Iblis, dan jatuh dalam pencobaan.

Lukas 22 : 39
Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.

Kita bisa berdoa kepada Tuhan, membawa beban kita kepada-Nya, sekaligus dengan rendah hati memohon anugerah, serta hikmat supaya tidak terseret hawa nafsu. Makin kuat kehidupan doa kita, hati kita akan lebih tertuju pada kehendak-Nya, daripada keinginan diri sendiri. Saat kita mau berdoa, hati kita menjadi lembut, dan tidak terlalu sulit bagi kita untuk belajar tunduk kepada-Nya. Kemudian, kita menyadari kerentanan dan kelemahan kita untuk berbuat salah, sehingga tidak menjadi sombong, atau terlalu percaya diri dengan kekuatan sendiri. 

Saat kita merendahkan hati, mau berdoa, meminta ampun, hikmat, serta pertolongan dari Tuhan untuk mengatasi persoalan, maka Tuhanlah yang akan bekerja, mengambil alih kendali, dan mampu mengangkat, serta meninggikan kita sampai berhasil melewatinya. Jangan bersandar pada kekuatan sendiri. Jangan tergesa-gesa. Sebab jika tidak hati-hati, kita akan jatuh makin dalam.

Yakobus 4 : 1 - 3, 7 - 10
Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu … Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

•    Yang kedua, belajarlah berdoa kepada Allah Bapa yang begitu sempurna mengasihi kita. 
Bagaimana cara Yesus berdoa kepada Allah Bapa? Yesus memiliki hubungan yang sangat intim dengan Bapa, bukan sekadar relasi yang sifatnya transaksional. Itulah sebabnya, meski Dia sedang berada dalam masalah, Ia tetap mengasihi Bapa, dan taat pada kehendak-Nya.

Lukas 22 : 41 - 42 
Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Jika hubungan kita jauh dengan Tuhan, maka mudah bagi kita untuk datang dan berdoa kepada Bapa saat diberkati,. Tetapi, begitu ada masalah dan jatuh dalam pencobaan, jika hubungan kita tidak intim dan konsisten dengan Tuhan, maka kita akan menganggap Dia jauh, dan bertanya-tanya mengapa Ia membiarkan kita telantar di dalam masalah.

Berdoalah dalam posisi yang benar, yaitu memiliki hubungan yang erat dengan Allah Bapa. Jangan menganggap doa sebagai alat transaksi dengan-Nya. Jika hanya dipakai sebagai alat transaksi, kita pasti akan kecewa berat, karena sering tidak sesuai keinginan.

Latihlah kehidupan doa kita bukan sebagai alat transaksi, melainkan alat komunikasi supaya lebih dekat dan bersekutu dengan Bapa. Karena kunci hubungan yang sehat adalah berkomunikasi, bukannya bertransaksi. Berdoalah untuk membangun keintiman. Jika kita berfokus pada menjalin hubungan, bukannya sekadar mendapat berkat, maka dua hal berikut ini akan terjadi dalam hidup kita:

1.    Mampu menerima kehendak Allah yang kadang tidak nyaman, dan bertentangan dengan keinginan kita. 
Di masa-masa paling sulit dalam kehidupan-Nya, Yesus percaya bahwa Allah Bapa adalah Allah yang baik, dan tahu apa yang sedang Dia kerjakan. Yesus percaya penuh kepada Bapa. Jika kita mau dekat dengan Allah, kita pun akan percaya kepada pribadi-Nya, bukan sebatas pada kuasa atau kemampuan-Nya. Dengan kata lain, jika kuasa-Nya tidak dinyatakan di kehidupan kita, iman kita tetap teguh, karena percaya Allah Bapa adalah Allah yang baik, dan sungguh mengasihi kita, serta di balik kesusahan itu masih ada kebaikan. 

2.    Mengenal cara Tuhan bekerja, dan bukan hanya melihat pekerjaan-Nya. 
Nah, apakah kita hanya ingin melihat dan mengalami perbuatan ajaib Tuhan, ataukah seperti halnya Musa yang ingin lebih mengenal jalan-jalannya Tuhan dan cara-Nya yang membawa kita menuju kebaikan hati-Nya? Karena itu, jangan hanya berdoa untuk diberkati, melainkan berdoalah supaya lebih mengenali cara Tuhan, serta pribadi-Nya. 

Mazmur 103 : 7
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

Jika kita hanya berdoa untuk mendapat berkat, ujung-ujungnya akan seperti orang Israel yang sering kali jauh dari Tuhan, dan kita cuma melihat perbuatan Allah dari jauh. Jika kita memiliki pandangan seperti itu, biasanya kita masuk lebih dulu pada masalah, lalu berdoa meminta mujizat dan pertolongan Tuhan. Tetapi, kehidupan doa yang demikian akan membuat kita “kecanduan” mujizat, dan hanya lebih bersandar pada mujizat-Nya. Tetapi, jika kita mengenal, serta intim dengan Tuhan, mengenali jalan-jalan-Nya, cara-Nya, kita tidak akan mudah cemas. Mengetahui bahwa Tuhan selalu menyertai di setiap langkah akan membawa kepuasan hidup, serta damai sejahtera, walau kita menghadapi pencobaan ataupun masalah.

Mendekatlah kepada Allah bukan hanya karena ada maunya, melainkan supaya lebih mengenal jalan-jalan dan cara-Nya.

Yakobus 1 : 16 - 17
Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Saat kita memandang Tuhan sebagai Allah Bapa, maka kita mampu melihat segala perihal yang datang di kehidupan kita sebagai anugerah maupun berkat dari-Nya. Sekalipun ada hal yang tidak baik maupun tidak nyaman, tetapi kita sadar serta memiliki iman bahwa di balik semua itu pasti ada kebaikan, dan perlindungan Tuhan. Tanpa sudut pandang yang sehat seperti itu, kita hanya akan melihat Tuhan memberi hal-hal yang baik saja, tetapi ketika menghadapi masalah-masalah yang tidak baik, kita merasa hidup ini tidak adil. Jika demikian, iman kita masih dangkal.

Mazmur 91 : 13 - 16
Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.

Tuhan Yesus Memberkati