GBI PRJ (CK7)

Ada hal-hal baik, khususnya berkat dari Tuhan apabila kita mau belajar dan bersedia mengucap syukur. Bahkan ada kekuatan baru dan pengharapan dalam hidup saat kita menaikkan ucapan syukur.

Jangan sampai kita lupa menaikkan ucapan syukur, apalagi setelah menerima berkat dan kebaikan Allah, seperti yang pernah dialami oleh orang-orang yang menerima mujizat kesembuhan dari Tuhan. Dari sepuluh orang yang disembuhkan, hanya satu orang (10%), bahkan orang asing dari Samaria yang mau mengingat serta kembali bersyukur kepada Yesus, sedangkan sembilan orang lainnya (90%) lupa dan tidak mau mengucap syukur.

Lukas 17 : 15 - 19
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata : Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir ? Di manakah yang sembilan orang itu ? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini ? Lalu Ia berkata kepada orang itu : Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.

Makna dari sikap hati yang mau mengucap syukur :

1. Hati yang tidak henti-hentinya memuji-muji Tuhan (ayat 15)
Apakah hati kita senantiasa penuh dengan ucapan syukur, tidak jemu-jemu, dan tidak pernah berhenti untuk memuji-muji nama-Nya ? Terutama oleh karena pertolongan, penyertaan, perlindungan, kemurahan, anugerah, dan kasih setia Tuhan. Renungkan, katakan, dan lakukan hal-hal yang membuat hati kita senantiasa memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan. 

2. Punya kerendahan hati (ayat 16)
Ada sikap hati yang sadar akan keterbatasan diri, mau menundukkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan bersyukur secara tulus, tanpa pamrih, dan tidak mengeluh, bersungut-sungut atau memasang muka yang masam apabila kita mau merendahkan hati.

Seorang tokoh Kristen yaitu Nick Vujicic, seorang yang takut akan Tuhan dan cinta akan Tuhan Yesus, dalam banyak kotbahnya, ia berkata bahwa mujizat terbesar bukan saat tubuhnya bisa sembuh, tetapi saat hatinya tidak lagi mengeluh, melainkan percaya dan memilih bersyukur kepada Tuhan.

Nick Vujicic pernah mengatakan, “Saya memang tidak punya tangan, dan kaki, tetapi saya punya hati yang bersyukur dan hidup bagi Tuhan.”

3. Hati yang menghormati dan memuliakan Allah (ayat 17 - 18)
Sikap rasa syukur yang sejati adalah soal memuliakan Tuhan, bukan hanya soal menikmati hasil dari berkat Tuhan semata-mata. 

Banyak orang yang menaikkan syukur saat semuanya baik-baik saja, namun tidak banyak orang Kristen yang rela bersyukur meskipun dalam hidupnya sedang tidak baik-baik saja.

Dalam segala keadaan tetaplah mengucap syukur dan menaikkan pujian bagi Dia, seperti yang dilakukan oleh Daud yang hatinya berkenan kepada Tuhan.

Mazmur 34 : 2
Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.

4. Hati yang melangkah dalam ketaatan (ayat 19)
Melangkah dalam ketaatan berarti menaati perintah Tuhan, hidup untuk melayani, menjadi berkat bagi orang lain, dan rindu bersaksi kepada banyak orang, menjangkau mereka demi kemuliaan Tuhan Yesus.

Ingatlah, ucapan syukur yang kita naikkan akan menuntun kita kepada berkat yang dari Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati