GBI PRJ (CK7)

Hari ini ketika kita merayakan kebangkitan Kristus, kita mengerti bahwa hidup Kekristenan adalah hidup yang penuh kepastian. Kepastian untuk mendapatkan keselamatan. Kuasa kebangkitan memberikan kita kepastian dan kemerdekaan. Yesus menjawab kebutuhan utama manusia yaitu keselamatan. 

Yohanes 12 : 13
mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru : "Hosana ! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel !"

Waktu Yesus masuk ke Yerusalem, khalayak banyak menyerukan tentang kedatangan Mesias. Mereka menyerukan hal tersebut berdasarkan keinginan mereka, bukan kebutuhan mereka. Mereka berpikir, Yesus adalah raja yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Tidak lama setelah itu, mereka memahami bahwa Yesus tidak datang sesuai dengan keinginan mereka.

Hal ini sama seperti yang kita alami, kadang jawaban doa tidak sesuai keinginan kita. Semua jawaban doa menjawab semua kebutuhan kita, tidak selalu keinginan kita. Jika saat kita menerima jawaban doa, itu pasti akan membawa kebaikan untuk kita.

Lukas 19 : 41 - 42
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya : "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu ! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.”

Melalui ayat ini, Tuhan mengatakan bahwa Dia datang untuk memberikan hal yang dibutuhkan anak-anak-Nya, tetapi mereka tidak mengerti. Tuhan memberikan kita damai sejahtera. Damai yang diberikan Tuhan adalah damai yang kita butuhkan saat mengalami badai hidup.

Lukas 19 : 43 - 44
Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.

Kehancuran bait Allah di Yerusalem saat itu adalah kepastian. Yesus datang untuk memberi damai, tetapi mereka tidak mau menerima-Nya.

Yohanes 3 : 1 - 3
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata : "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Seorang pemimpin agama Yahudi memberikan pernyataan bahwa dia percaya Yesus diutus dari surga. Yesus menjawab dengan pernyataan yang berbeda, bahwa Nikodemus harus lahir baru.

Yohanes 19 : 38 - 40
Sesudah itu Yusuf dari Arimatea - ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi - meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.

Akhirnya Nikodemus bertobat dan lahir baru. Dia menjadi salah satu orang yang turut mengubur Yesus.

Selagi menunggu jawaban doa, nikmati proses menunggu. Dalam momen penyertaan Tuhan, keintiman dan perubahan karakter terjadi. Orang yang mengerti bahwa kebutuhannya dijawab Tuhan, tidak akan komplain atau bersungut-sungut, tetapi menikmati proses menunggu tersebut. 

Markus 15 : 22 - 24
Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti : Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 

Anggur bercampur mur adalah cairan yang diiberikan oleh tentara Romawi untuk meringankan proses kematian-Nya. Tetapi Yesus menolaknya. Ini menjelaskan bahwa Tuhan tidak memakai kuasa-Nya untuk membatalkan proses penyaliban tersebut, melainkan Yesus harus mengorbankan diri-Nya sampai selesai. Oleh karena itu, kuasa kebangkitan-Nya sangat dahsyat.

Apapun pergumulan kita, Tuhan selalu menjawab kebutuhan kita.

Tuhan Yesus Memberkati