GBI PRJ (CK7)

Hosea 6 : 1 - 6
Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi. Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim ? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda ? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

Banyak orang yang berpikir hubungan dengan Tuhan cukup dengan ritual, seperti umat Israel pada zaman nabi Hosea yang memang sepertinya rajin berkurban, tetapi hati mereka sangat jauh dari Allah. Dari kisah kehidupan bangsa Israel itu kita belajar :

1. Pertobatan sejati lebih daripada sekadar ritual (ayat 1 - 3)
Realitas keadaan bangsa Israel pada waktu itu: Berbalik kepada Tuhan, namun pertobatan mereka dangkal, dan hanya datang kepada-Nya karena adanya penderitaan. Padahal, kehendak Tuhan adalah pertobatan yang sejati, yaitu kembali dengan hati, bukan sekadar melakukan ritual. Sebab, korban persembahan yang sejati sesungguhnya ialah hati yang hancur.

Pertobatan sejati menghasilkan perubahan nyata. Berbalik kepada Tuhan berarti meninggalkan dosa, memperbaiki relasi, dan hidup dalam kesetiaan. Umat yang sungguh bertobat akan menampilkan kasih serta keadilan di dalam kehidupan sehari-hari.

Mazmur 51 : 19
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

2. Kasih setia jangan hanya sementara (ayat 4 - 5)
Kasih Israel terhadap Tuhan seperti kabut pagi, dan embun yang cepat hilang. Bagaimana dengan kasih kita kepada-Nya ?

Kasih setia Tuhan bagi kita tidak berkesudahan, dan kehendak Tuhan ialah kasih setia yang bertahan, bukan sesaat atau sementara. Hiduplah dengan kasih setia di hadapan Allah. Tetaplah setia kepada Tuhan, baik dalam lembah duka maupun sungai sukacita. Tuhan lebih menghargai tindakan kasih daripada ritual keagamaan tanpa makna.

Mikha 6 : 8 
Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Apakah yang dituntut Tuhan darimu selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu ?

3. Kasih serta pengenalan akan Allah lebih daripada sekadar kurban (ayat 6)
Tuhan pasti lebih menghendaki kasih setia daripada sekadar korban bakaran atau persembahan kita. Ritual atau persembahan memang penting, tetapi sesungguhnya hal itu ibarat simbol atau bukti dari luar. Namun, yang utama ialah hati yang mengasihi Tuhan, Allah kita. 

Jadi, jangan hanya rutinitas rohani, melainkan kenalilah Tuhan Allah kita dengan sungguh-sungguh. Dalam Injil Matius, Tuhan Yesus juga mengutip ayat dari kitab Hosea 6 : 6. 

Matius 9 : 13a
Jadi, pergilah dan pelajarilah arti firman ini : Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.

Matius 12 : 7
Sekiranya kamu mengerti maksud firman ini : Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

Take Home Messages :
1. Pertobatan sejati lebih penting daripada ritual semata-mata, jadi periksa motivasi ibadah-ibadah dan pelayanan kita, apakah kita hanya datang dan melakukannya karena rutinitas atau kita telah mengalami kasih Tuhan dan kita rindu mengasihi Dia. 

2. Kasih setia yang konsisten itu lebih berharga daripada persembahan dan kasih sementara yang kita tampakkan. Karena itu bangun relasi pribadi dengan Tuhan, mengenal Dia lebih lagi melalui jam-jam doa kita, serta rasa haus dan lapar akan firman, dan ketaatan yang nilainya jauh lebih penting daripada sekedar aktivitas-aktivitas lahiriah.

3. Hidupkan kasih setia dalam keseharian kita. Kasih kepada Tuhan dalam hidup kita seharusnya nyata dan dapat dirasakan oleh sesama manusia. Pengenalan akan Allah dan ketaatan kepada-Nya jauh lebih bernilai daripada semua kurban persembahan yang kita lakukan.

Tuhan Yesus Memberkati