GBI PRJ (CK7)

Luka batin, luka yang tidak kelihatan tapi rasanya sakit dan pahit. Gambaran tentang luka batin seperti sebuah kotak yang luarnya ditutupi gambar wajah tersenyum, namun ketika dibuka yang keluar adalah gambar wajah sedih, kecewa, marah, dan pahit. Tidak terlihat tapi sangat terasa.

Namun, kabar baiknya adalah firman Tuhan berkata dalam Mazmur 34 : 19, TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Luka batin bisa disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang menyakitkan, kekecewaan, penolakan, terluka, kurang kasih sayang, perlakuan yang tidak adil, dikhianati, cenderung melukai orang lain dengan kata-kata dan sikapnya. Akibatnya, banyak orang percaya yang tidak dapat hidup dalam sukacita dan kehidupan rohaninya bertumbuh dengan lamban karena masih menyimpan luka batin yang belum diselesaikan. 

Mari, kita terbuka di hadapan Tuhan untuk dikoreksi dan dipulihkan seutuhnya. Alkitab mencatat kehidupan para saksi iman dalam Ibrani 11, mulai dari Habel anak Adam, Henokh, Musa sampai ayat 32 ada nama-nama hebat seperti para hakim-hakim, Gideon, Simson, Yefta, Daud, Samuel dan banyak lagi. Semuanya mengalami proses kehidupan yang tidak mudah, namun mereka berjalan dalam ketaatan kepada Tuhan, sehingga dipakai Tuhan dengan dahsyat.

Ibrani 11 : 1 - 2 & 32
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi.

Contoh kita pagi ini adalah Yefta, latar belakangnya seperti yang dicatat di Hakim-Hakim 10 : 6 - 18, mereka melakukan yang jahat kepada Tuhan, Tuhan membangkitkan bangsa Amon untuk menindas suku Gilead, mereka menjerit dan mengakui dosa mereka, Tuhan kirimkan seorang hakim bernama Yefta. 

Siapakah Yefta ?

Hakim-hakim 11 : 1 - 2
Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya : Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain.

Setiap orang tidak bisa memilih dari siapa ia dilahirkan, sama seperti Yefta yang dikatakan anak dari seorang perempuan sundal. Tidak ada yang mau lahir dengan status seperti itu bahkan mungkin temannya atau tetangganya memanggil dia dengan status anak haram, ia diperlakukan tidak adil dan diusir dari rumahnya, ia pasti terluka, kecewa karena orang tuanya yang tidak bisa memberikan kasih sayang dan keadilan, dan tentu saja ia pasti kepahitan dan luka batinnya.

Lalu, mengapa Yefta dipilih Tuhan jadi Hakim ?
Itu hebatnya Tuhan, hal ini bisa memberikan pembelajaran buat kita. Di zaman sekarang, orang seperti Yefta mungkin sudah tidak dianggap lagi. Apalagi kita tahu Yefta kumpulnya sama orang "afkiran", orang buangan, perampok, orang yang tidak dipandang, bahkan dibenci oleh dunia. Tapi Tuhan melihat Yefta.  

1 Samuel 16 : 7b 
... Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.

Yefta menjalani kehidupannya jauh dari kasih sayang orang tua, namun tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tangguh di tengah kehidupan yang sulit buat banyak orang.

Hakim-hakim 11 : 5 - 6
Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta : Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon.

Pada suatu hari, para tua-tua Gilead mendatangi Yefta untuk memintanya menjadi panglima yang berperang melawan bani Amon, padahal sebelumnya Yefta dibuang, diusir, dihina, dan disakiti. Bagaimana respon Yefta ?

Akuilah dengan jujur
Jujur dengan dirimu, jujur dengan perasaanmu, jangan simpan 'sampah' terlalu lama. 

Hakim-hakim 11 : 7
Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu : Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku ? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak ?

Jika suatu hari nanti orang yang kita benci, orang yang sudah menyakiti dan membuat kita terluka, tiba-tiba datang, bagaimana sikap kita ? Ampuni, akuilah dengan jujur. Kalau kita tidak bisa lakukan secara pribadi dan butuh konselor, butuh nasehat-nasehat rohani, datang dan temui seorang konselor yang dapat dipercaya dan akuilah dengan jujur keadaanmu. Tuhan mendengar segala sesuatunya. 

Yefta pergi dan mengambil tanggung jawab itu, dan menyerahkan seluruh perkaranya kepada Tuhan. Gampang atau susah ? Memang tidak gampang. Bilangnya sudah serahkan seluruhnya, tapi masih diingat-ingat, masih disimpan-simpan, sudah semua, tapi nyatanya belum.

Hakim-hakim 11 : 11  
Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa. 

Pesan Firman Tuhan :

1. Mau sampai kapan kita menyimpan luka batin dalam hidup ? Menyimpannya sama saja dengan menyimpan kepahitan, menyimpan 'sampah' dalam hati kita.

2. Mari, datanglah kepada Tuhan, akuilah dengan jujur dan serahkan segala perkara kita kepada Tuhan. Mazmur 147 : 3, Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka 

3. Mintalah kekuatan dari Allah Roh Kudus dan waktu terbaik untuk menyelesaikannya dengan orang-orang yang telah menyakiti kita.

Tuhan Yesus Memberkati