GBI PRJ (CK7)

Apa definisi kata ‘penonton’ ?Penonton adalah orang-orang yang hanya menyaksikan, mendengar, ataupun mengamati suatu pertunjukan, kejadian, karya seni, pertandingan, atau peristiwa-peristiwa lainnya. Kita sering menjadi penonton atau dalam posisi menonton dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam kehidupan dan perjalanan rohani, pertanyaan bagi kita adalah di manakah posisi kita berdiri, apakah sebagai penonton, atau seseorang yang benar-benar bertindak dan turut bertanding di arena pertandingan kerohanian sebagai pelaku firman ? Sebab, sesungguhnya kita semua sedang berada di sebuah pertandingan iman.

1 Korintus 9 : 25 - 27 
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Mentalitas penonton yang perlu kita hindari :

• Penonton merasa lebih pintar daripada pemain atau pelaku di lapangan.

• Penonton suka mengatur jalannya suatu pertandingan atau pertunjukan.

• Penonton tidak mau tahu keadaan apa yang ada di lapangan, mereka selalu menuntut pertandingan atau pertunjukan berjalan sesuai kemauan dirinya sendiri. 

Mengapa kita perlu menghindari mentalitas penonton di hidup ini, terutama dalam kerohanian kita ? Karena jika demikian, kita hanya menipu, membohongi diri sendiri.

Yakobus 1 : 22
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Sebagai pelaku pertandingan, apa yang harus kita lakukan ?

1. Bersedia mendengar dan menerima masukan yang benar dalam hidup kita.

Amsal 27 : 17 
Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Kita sebagai manusia bisa saling mempengaruhi, mengasah, dan membentuk satu sama lain untuk menjadi lebih baik lagi. Karenanya, kita bisa memilih untuk mendengarkan, menerima, dan melakukan apa pun masukan, nasihat, dan saran yang mengandung nilai kebenaran untuk hidup kita.

2. Tetap fokus dengan tujuan utama kita.

1 Korintus 9 : 24
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah ? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya !

Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa kehadiran kita di gelanggang pertandingan iman bukanlah semata-mata untuk bertanding saja, melainkan untuk menang. Tekad menjadi pemenang tidak akan terwujud bila kita tidak masuk arena pertandingan. Untuk itu kita harus tetap fokus pada tujuan, garis akhir, dan hadiah kemenangan yang dari Tuhan. 

3. Tetap melakukan yang terbaik.

Kolose 3 : 23
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Sebagai orang percaya, kita memiliki cara yang berbeda dengan orang-orang dunia dalam memandang pekerjaan dan pelayanan yang kita kerjakan, yaitu kita melakukannya dengan segenap hati seperti untuk Tuhan; karena kita ingin memberikan yang terbaik. Dengan demikian, kita tidak akan memiliki “mentalitas penonton”.

Jadikan penonton dalam pertandingan iman kita sebagai pemacu agar kita bertanding dengan semangat.

• ⁠Tanpa adanya penonton dalam suatu pertandingan akan terasa hampa.

• Melalui penontonlah, kita mendapat semangat untuk terus melakukan pertandingan dengan lebih baik lagi.

• Melalui penonton kita tahu posisi kita, bila ada suara riuh sorak-sorai berarti kita sedang dalam proses pertandingan. Namun bila terdengar tepuk tangan dan teriakan kemenangan, maka kita mengakhiri pertandingan rohani dengan sebaik-baiknya.

Tuhan Yesus Memberkati