GBI PRJ (CK7)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘nekat’ memiliki beberapa arti : berkeras hati (seseorang yang memiliki kemauan yang kuat dan tidak mudah menyerah), terlalu berani atau tanpa berpikir panjang (seseorang yang bertindak tanpa mempertimbangkan resiko atau konsekuensi dari tindakannya), tidak mempedulikan apa-apa lagi (seseorang yang putus asa atau kehilangan harapan, sehingga tidak peduli dengan apa yang terjadi mungkin karena putus asa atau malu), dan tetap tidak mau mengalah (seseorang yang berkeras pada pendiriannya dan tidak mau mengalah).

Contoh orang nekat adalah Firaun.
Firaun adalah seorang diktator brutal yang melakukan penindasan yang mengerikan terhadap orang Israel, yang kemungkinan berjumlah lebih d 1,5 juta orang selama 400 tahun.

Dalam kitab Keluaran 7 - 9 Firaun berulang kali mengeraskan hati untuk tidak melepaskan bangsa Israel beribadah kepada Allah Israel. Tulah demi tulah terjadi tetapi tidak mengubah kekerasan hati Firaun. Sekalipun Firaun telah melihat kebesaran Tuhan, tetapi ia tidak melunakkan hatinya untuk bertobat.

Firaun nekat melawan Tuhan
1. Meremehkan Firman TUHAN

Keluaran 7 : 11
Kemudian Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu matera mereka.

2. Tidak mau mendengar nasihat orang lain

Keluaran 7 : 13
Tetapi hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan mereka keduanya - seperti yang telah difirmankan TUHAN.

3. Marah kepada orang yang menasehati kita

Keluaran 10 : 28
Lalu Firaun berkata kepadanya : Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati.

4. Menolak untuk dibantu
Berulang kali Musa berusaha meyakinkan Firaun supaya tidak terkena murka Allah tetapi Firaun tidak peduli.

5. Tidak peduli akan orang lain
Seluruh rakyat Mesir, hasil panen, ternak dan anak sulung mereka terkena dampak mengerikan dari kekerasan hati Firaun.

6. Tidak mau mengampuni

Keluaran 14 : 9
Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.

• Setiap nasihat atau teguran yang berulang kali kita terima merupakan kesempatan untuk kita bertobat dan memperbaiki diri agar menjadi lebih baik.

• Respon yang baik, akan menolong kita agar tidak mengalami kehancuran. Sebaliknya, dengan mengeraskan hati dan merasa diri benar akan membawa hidup kita pada kehancuran.

• Kita harus belajar melembutkan hati, tidak mengeraskan hati dan mau menerima setiap nasihat serta teguran sebagai pesan Tuhan untuk kebaikan kita yang akan berdampak bagi orang-orang di sekitar kita.

Kematian Firaun
Meskipun Firaun memiliki kekuasaan duniawi, ia tidak menang melawan Tuhan. Kekerasan hatinya membawa kehancuran bagi Mesir, tentara dan pasukan berkudanya yang mati binasa di Laut Merah saat mengejar bangsa Israel yang telah dibebaskan Tuhan keluar dari Mesir dan lepas dari tangannya.

Kisah Firaun menjadi contoh bagaimana kekuasaan dan kekayaan tanpa iman dapat membawa kehancuran.

Ia adalah tokoh yang berani dan nekat, tetapi tindakannya tidak didasari oleh iman kepada Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati