GBI PRJ (CK7)

Suatu merek atau brand produk tertentu dan segala ciri khasnya diciptakan dengan maksud dan tujuannya dari pembuat, pabrik atau penciptanya. Namun, bagaimana dengan kita sebagai ciptaan-Nya ? Apakah kita sudah tahu maksud dan tujuan kita untuk hidup ?

Sayangnya, banyak orang belum mengetahuinya. Selain itu, banyak orang hanya melihat keburukan-keburukan orang lain, sedangkan saat meninggal lebih dilihat seberapa banyak kebaikan yang telah dilakukan. 

Tujuan hidup kita seharusnya sesuai dengan tujuan Tuhan menciptakan kita, sehingga ketika orang lain melihat sikap dan tingkah laku kita, mereka akan melihat Tuhan Yesus di dalam diri kita, dan menjadi berkat bagi mereka. 

• When your life's purpose is misaligned, your results will not reflect your true path (Ketika tujuan hidup tidak sejalan dengan maksud aslinya, maka hasilnya tidak akan mencerminkan jalan yang sesungguhnya)

Where do we start ? Mulailah dengan Tuhan, karena Dia yang menciptakan kita. Start with God because He is our Creator.

Kolose 1 : 16
Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

• You were made by God, and you were made for God (Ada tujuan dan kehendak Tuhan menciptakan kita masing-masing)

Hidup kita di bumi ibarat persiapan (rehearsal) menuju acara sesungguhnya, yaitu hidup yang kekal di surga. Kita sebagai anak-anak Allah hidup di dunia ini dipersiapkan untuk melakukan tujuan hidup Allah dan melakukan kehendak-Nya, bukan sekadar tujuan hidup dari manusia.

Seperti Raja Hizkia (2 Raja-raja 18 : 3, 5 - 7), ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya. Hizkia percaya kepada Tuhan, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama sepertinya. Hizkia juga berpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang dari mengikuti Dia, dan berpegang pada perintah-perintah Tuhan yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa. Maka Tuhan menyertai Hizkia, ke manapun ia pergi berperang, ia beruntung. 

Yesaya 38 : 1 - 5 
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya : Beginilah firman TUHAN : Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi. Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. Ia berkata : Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu. Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya : Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia : Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu : Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi.

Coba renungkan, apakah selama 15 tahun, kita sudah melakukan apa yang Tuhan mau ? Seandaikanya kita menerima hidup 15 tahun lagi, apa yang harus kita lakukan selama itu ? Ikutilah apa yang Tuhan mau di dalam hidup kita.

Efesus 5 : 15 - 17 
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Di dalam bahasa Jepang, juga ada istilah “Ikigai” (生き甲斐), yaitu sebuah konsep yang berarti alasan untuk hidup, dengan pengertian :

• What you love : Apa yang kita cintai ataupun sesungguhnya inginkan ?

• What you are good at : Apa yang kita lakukan dengan sangat baik ?

• What you can be paid for : Apa yang kita kerjakan dan dapat dibayar ?

• What the world needs : Apa yang dibutuhkan oleh orang-orang di dunia ini ?

Ada juga istilah “360° mission purpose” (tujuan hidup misi 360°), yaitu adalah ketika iman, talenta, kasih, dan berkat berpadu membentuk satu arah, yakni hidup yang sepenuhnya berarti bagi Tuhan dan sesama manusia. 

Ada empat hal utama dalam hidup ini, yakni mengasihi Tuhan, menggunakan talenta kita, membagikan berkat Tuhan, serta mengasihi sesama manusia. Dan tujuan hidup kita semestinya juga adalah :

1. Love His presence
Kasih kepada Tuhan adalah fondasi dari semua tujuan hidup. Apa pun yang kita kerjakan semestinya sepenuhnya untuk Tuhan. Dan kita dapat mempratikkan kehadiran Allah, sebab hadirat-Nya itu ada setiap saat.

2. Love like He loves
Mengasihi sesama adalah tujuan hidup yang baik, indah, dan mulia. Kasih kita harus terlihat untuk orang-orang lain. Kasih juga adalah identitas utama sebagai murid Kristus, bukan sekadar doktrin atau tema khotbah dalam ibadah, tetapi kasih yang sejati semeestinya terlihat.

Yohanes 13 : 34 - 35 
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.

3. Blessed to be a blessing
Tuhan ingin kita menggunakan bakat dan berkat yang kita terima untuk menjadi berkat juga bagi orang lain. Kenapa kita dibuat suskes dan berhasil oleh Tuhan karena Ia punya maksud dan tujuan supaya kita menjadi berkat bagi banyak orang. Namun ingat, jangan menjadikan ladang Tuhan sebagai “lahan bisnis”.

4. Unwrap your talent
Talenta, kapabilatas, dan kemampuan adalah karunia dari Tuhan yang harus kita kenali dan kembangkan bagi kemuliaan nama-Nya. Integritas kita di dalam Tuhan adalah talenta yang diberikan Tuhan untuk kita, dan talenta itu seharusnya disalurkan untuk memuliakan nama Tuhan di lingkungan sekitar kita. Karenanya, hiduplah sepenuhnya untuk Tuhan, layani Dia, dan bermanfaat untuk sesama manusia.

Matius 22 : 37 - 39 
Jawab Yesus kepadanya : Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tuhan Yesus Memberkati