GBI PRJ (CK7)

Apakah komunikasi dalam keluarga kita saat ini sudah menjadi jembatan ataukah malah sebagai hambatan ?

Di tengah kian semaraknya teknologi informasi maupun artificial intelligence yang begitu cepat, tampaknya komunikasi antar-anggota keluarga perlu memperoleh perhatian khusus. Sebab, di satu sisi memang komunikasi sekarang mendekatkan yang jauh karena rentang jarak, tetapi juga bisa saja menjauhkan yang dekat maupun tanpa interaksi walau sedang bersama.

Apabila ada masalah komunikasi seperti pertengkaran sepele serta ketidakmampuan pasangan dalam menyelesaikan konflik serius, dapat menjadi penyebab utama kekerasan dalam rumah tangga, bahkan menuju ambang perceraian.

Namun, membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga di era modern ini memang susah-susah gampang, serta tidak terjadi begitu saja. Jadi, apa saja yang perlu kita perhatikan terkait supaya memiliki komunikasi yang sehat :

•   Kasih tanpa syarat sebagai pengikat

Kolose 3 : 14
Dan di atas semuanya itu : kenakanlah kasih (agape), sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Komunikasi yang berdasar kasih 'agape' atau yang tanpa syarat akan menguatkan ikatan keluarga serta mengatasi kesulitan yang mungkin timbul. Sifat-sifat kasih agape meliputi : kesabaran, kemurahan hati, tidak iri, tidak menyombongkan/membanggakan diri, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak mudah marah, dan mau memaafkan (1 Korintus 13 : 4 - 7).

•   Perkataan yang membangun

Kolose 3 : 16
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Kata-kata yang kita ucapkan sanggup memiliki kuasa, sehingga kita mestinya menggunakan perkataan yang membina, memotivasi, serta memberikan pengharapan satu sama lain. Janganlah ada perkataan kotor keluar yang dari mulut ini, melainkan perkataan yang baik untuk membangun (Efesus 4 : 29), mendatangkan suasana damai sejahtera (Roma 14 : 19), membahagiakan anggota keluarga (Roma 15 : 2), serta memberi nasihat yang menguatkan (1 Tesalonika 5 : 11).

Amsal 4 : 23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Filipi 4 : 8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

•   Sertai dengan ucapan dan rasa syukur

Kolose 3 : 17
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Ungkapkanlah syukur kepada Allah Bapa senantiasa dalam nama Tuhan kita, Yesus Kristus (Efesus 5 : 20). Upayakan untuk menemukan paling tidak satu hal yang bisa kita hargai serta syukuri dari anggota keluarga kita. Utarakan rasa syukur atas keluarga kita kepada Tuhan setiap hari.

Karena itu, mari hati-hatilah dengan kata-kata yang kita ucapkan. Mungkin rasanya tiada artinya bagi orang lain, ataupun kita tidak memiliki maksud yang buruk saat mengucapkannya, namun mereka dapat mengingatnya, serta tertanam secara mendalam di dalam hati.

Kolose 3 : 15
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Tuhan Yesus Memberkati