GBI PRJ (CK7)

Akhir-akhir ini, pasti banyak orang yang menjaga kesehatan tubuhnya. Namun, tidak sedikit yang lupa memelihara kesehatan secara jiwa maupun rohani mereka. Selain itu, selama masa pandemi, satu hal yang berkurang ialah hubungan sosial. Puji Tuhan, gereja kita mempersiapkan serta segera membuka ibadah onsite dengan beberapa persyaratan. 

Allah sebenarnya telah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Kita domba-domba-Nya yang didesain untuk hidup secara berkelompok atau bersama-sama, dan bukannya hanya sendiri-sendiri serta saling menyerang. 

Karena itu, dalam kehidupan bersama, kita menginginkan suatu jalinan yang sehat. Sebab, dengan begitu, hidup kita akan terasa lebih bermakna, indah, bersemangat, dan saling membangun. Sebaliknya, hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship akan membuat kita lelah, bahkan patah semangat. 

TOXIC ATAU RACUN APA SAJA :

• Toxic yang Ada Dalam Hubungan Kita dengan Tuhan. 

Yesaya 59 : 2
Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. 

Ada dua toxic atau racun yang biasanya mencemari hubungan kita dengan Tuhan, yakni kejahatan dan dosa. Walau mungkin kita merasa telah hidup benar, rajin beribadah, tetapi bila pikiran serta perbuatan kita tidak selaras dengan firman Tuhan, maka di situlah kejahatan maupun dosa dapat muncul. Ingat, kekristenan kita sesungguhnya tidak diukur atau dinilai dari keagamawian dan rutinitas, melainkan lebih pada bagaimana sejatinya relasi kita dengan Allah. Serta, apakah kita mempraktikkan firman-Nya setiap hari, meski untuk hal-hal yang kelihatannya kecil. 

Agar relasi kita dengan Dia tidak terhalang, satu hal yang perlu kita lakukan ialah hidup dipimpin oleh Roh Allah. Sebab, melalui pimpinan Roh Kudus, kita akan dimerdekakan dari kuasa dosa, dimampukan untuk berbuah hal-hal rohani, serta ditolong untuk hidup kudus. 

2 Korintus 3 : 17 
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. 

Roma 6 : 22 
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. 

Allah rindu kita memiliki hubungan yang murni, bersih, tulus, dan tak bercacat-cela dengan-Nya setiap saat. Mengapa ? Supaya doa-doa kita didengar dan dijawab-Nya. Dengan keintiman bersama Tuhan, percayalah kita dapat selalu mendengar suara-Nya, menerima pimpinan-Nya, serta mengalami berkat penyertaan-Nya. Hendaknya kita pun mengingat ketiga proses berikut ini : 

a. JUSTIFICATION :
Pembenaran oleh Allah karena menerima serta percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. 

b. SANCTIFICATION :
Pengudusan oleh Allah terhadap hidup kita serta terus-menerus kita menjaga kekudusan. 

c. GLORIFICATION :
Pemuliaan oleh Allah atas kita karena telah menang dalam iman dan akhirnya masuk surga. 

• Toxic yang Ada Dalam Hubungan Kita dengan Sesama Manusia. 

Amsal 13 : 20
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. 

1 Korintus 15 : 33
Janganlah kamu sesat : Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 

Bijaklah dengan siapa kita bergaul. Sebab, ada impartasi atau pengaruh sangat kuat dalam hubungan pergaulan. Hal-hal yang biasanya kita jumpai dan lihat menjadi toxic atau racun hubungan antara sesama manusia adalah : 

a. Egoisme
Banyak dari kita mungkin hanya mau menang sendiri, merasa lebih penting, dan menganggap diri pihak yang benar. Selain itu, tidak jarang pula kita mengasihani diri, semuanya hanya tentang aku, aku, dan aku. Pusatnya adalah diri sendiri. Namun, belajarlah untuk jangan menjadi seseorang yang egois, namun rela berkorban bagi orang lain. 

b. Rasa dendam 
Demikian pula kita diingatkan, dendam atau kebencian tidak terjadi dalam semalam, melainkan lewat celah-celah kecil yang kita izinkan untuk merasa kesal, marah, kecewa, dan tidak segera menyelesaikannya. Dendam merupakan kemarahan yang berlarut-larut dan tidak segera dibereskan. Namun, belajarlah untuk memberi, dan melepaskan pengampunan, sebab kita tak lepas dari kesalahan. 

c. Iri hati 
Sering tanpa sadar, kita iri terhadap keberhasilan orang lain. Sebaliknya, energi kita mungkin terkuras apabila ada orang-orang yang iri kepada kita. Namun, belajarlah untuk bersyukur dengan apa pun yang masih ada dalam hidup kita. Sebab, kadar atau porsi berkat dari Tuhan kepada tiap-tiap orang itu berbeda-beda. Dalam ucap serta rasa syukur, ada damai sejahtera dan sukacita Allah yang berlimpah. 

d. Sombong
Bangga wajar-wajar saja, tetapi apabila berlebihan atau kebablasan, itu yang akan menjadi sebuah kesombongan. Ingat, kesombongan ialah awal dari kejatuhan. Namun, belajarlah untuk memohon kepada Tuhan agar Ia mengaruniakan kerendahan hati bagi kita. Sebab, kita bukanlah siapa-siapa tanpa Dia dan tidak bisa apa-apa tanpa bantuan orang lain. 

BAGAIMANA CARA SUPAYA TIDAK TERJEBAK TOXIC RELATIONSHIP ATAU RACUN DALAM SEBUAH HUBUNGAN : 

1. Memiliki Kasih dari Tuhan dan Menabur Kasih untuk Sesama. 

1 Korintus 13 : 1 - 2 
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 

Kasih memegang peranan sangat penting dalam hidup kita. Oleh kasih-Nya, kita dimampukan untuk rela berkorban, mau mengampuni, serta merendahkan hati. Kasih menutupi banyak sekali pelanggaran dan kesalahan. Segala sesuatu yang kita miliki, alami, atau lakukan akan sia-sia apabila tanpa kasih terhadap Kristus maupun sesama. Karena itu, hiduplah dengan penuh kasih. Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati; kasihilah sesama kita seperti diri kita sendiri. Jadilah pelaku firman dan penebar kasih Kristus secara sungguh-sungguh yang terpancar melalui hidup kita. 

2. Melihat dan Menghargai Kelebihan Orang Lain daripada Kekurangan Maupun Kelemahannya. 

Matius 7 : 3
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui ?

Sering waktu terjadinya kegagalan dalam suatu relasi adalah karena kita terlalu berfokus pada kekurangan, kesalahan, dan kelemahan orang lain. Sementara itu, kita sendiri jarang introspeksi diri. Seiring bertambahnya waktu, janganlah sampai kekurangan itu melampaui kelebihan yang kita lihat serta apresiasi pada orang lain. Tidak ada orang yang sempurna selama masih hidup di dunia ini. 

Kiranya kita, dengan pertolongan Allah, dapat menjadi pribadi-pribadi yang mau segera mengatasi toxic atau racun-racun yang ada dalam hubungan kita, baik dengan sesama maupun terutama terhadap Tuhan. Ingat baik-baik, saat hubungan kita dengan sesama tidak benar, maka relasi kita dengan Tuhan pun cenderung tidak benar. Sebaliknya demikian, kalau relasi kita bersama Tuhan tidak benar, maka hubungan kita terhadap orang lain pun berpengaruh tidak baik. 

Jagalah hubungan kita dengan Tuhan serta sesama. Jauhkan relasi kita dari toxic atau racun-racun yang mencemari dan merusak. Percayalah, dengan kasih Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita, setiap hubungan yang kita rajut serta jalin akan berjalan indah serta harmonis. 

1 Korintus 13 : 13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. 

To be loved by God is the highest relationship. Jadikanlah dikasihi oleh Tuhan sebagai hubungan yang paling utama dalam hidup kita. 

Roma 8 : 38 - 39 
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 

Tuhan Yesus Memberkati