GBI PRJ (CK7)

IBU
Arti menjadi seorang ibu hampir tidak ada habisnya. Seorang ibu adalah pelindung, pendisiplin dan teman. Seorang ibu adalah manusia tanpa pamrih, penuh kasih yang harus mengorbankan banyak keinginan dan kebutuhannya sendiri untuk keinginan serta kebutuhan anak-anaknya. 

Seorang ibu bekerja keras untuk memastikan anaknya dibekali pengetahuan, keterampilan maupun kemampuan untuk menjadikannya manusia yang kompeten. Menjadi seorang ibu mungkin merupakan pekerjaan tersulit serta paling berharga yang pernah dialami seorang perempuan atau wanita. 

SIAPAKAH EUNICE (EUNIKE) ?
Nama Eunike diambil dari kata ‘Eunich’ yang artinya ‘kemenangan yang baik (Good Victory). Eunike keturunan Yahudi, ibunya sendiri bernama Lois. Eunike menikah dengan seorang pria keturunan Yunani yang berbeda dari dirinya (Kisah Para Rasul 16 : 1) Kemudian, memperoleh anak bernama Timotius yang menjadi anak rohani Paulus.

2 Timotius 1 : 5
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

Eunike dianggap sebagai panutan keibuan dan pentingnya mengajar anak-anak tentang Tuhan sejak usia dini dalam kehidupan mereka. Ketika Timotius masih muda, kesetiaa Eunike melatih seorang anak di jalan yang harus dilaluinya menciptakan awal yang kuat yang kemudian menuntunnya untuk dipilih oleh rasul Paulus guna membantu memberitakan Injil. Ajaran Eunike yang setia meletakkan dasar bagi Timotius menjadi rekan sekerja yang dipercaya serta dikasihi Paulus.

Timotius, Eunike, dan Lois ibunya, tinggal di Listra, sebuah kota di pedalaman Lycaonia (Likaonia) atau Asia Kecil, yang juga mencakup kota Derbe dan Ikonium. Paulus melewati wilayah itu dalam beberapa kesempatan untuk berkhotbah dan mengajar. Seorang Yahudi, Eunike, pasti sudah akrab dengan Kitab Suci, mungkin membuatnya terbuka mendengar kebenaran Injil seperti yang dikhotbahkan Paulus. 

Banyak yang percaya bahwa Eunike serta Lois menjadi Kristen pada kunjungan pertama Paulus ke Listra tersebut. Kemudian, Timotius pun menerima Injil, baik melalui Eunike ataupun selama kunjungan Paulus berikutnya. Mungkin karena iman dan kesaksian Eunike yang tak tergoyahkan serta ajaran Kitab Suci, Timotius juga akhirnya bertobat.

BAGAIMANA CARA EUNIKE MEMPENGARUHI ANAKNYA ?
Eunike teladan hidup bagi Timotius dan keluarganya tentang ketekunan, kesetiaan, dan kepercayaan pada kedaulatan Allah, tetapi pengaruh pada putranya dimulai dengan Kitab Suci.

Kegigihan Eunike memperkenalkan putranya pada Kitab Suci tidak sia-sia. Tuhan berjanji, firman-Nya akan mencapai tujuannya. Bagi Timotius, dasar Kitab Suci yang diajarkan Eunike mempersiapkannya memberitakan Injil dan menjadi hamba Tuhan. Eunike juga memengaruhi Timotius melalui hidup dengan iman yang tulus. Paulus mengatakan bahwa iman ini pertama kali hidup di Eunike dan ibunya, Lois.

Yesaya 55 : 11
Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

APA YANG BISA KITA PELAJARI DARI EUNIKE ?

• Eunike membesarkan anak di rumah yang dipenuhi iman, berbeda dengan pandangan duniawi yang sangat mengedepankan kegigihan semata. Dari Eunike pun kita belajar, mengasuh anak memerlukan tekad. Butuh keberanian mengajar anak-anak tentang kebenaran Allah di atas ‘kebenaran duniawi’.

Amsal 22 : 6
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. 

• Eunike mengajarkan disiplin dan pengendalian diri. Alkitab menyatakan, dia mengajari putranya Kitab Suci sejak kecil. Mengajarkan firman ke Timotius adalah tujuannya yang paling penting, dan ketekunannya membuat Timotius dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil bersama Paulus beserta para murid.

2 Timotius 3 : 15
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.

• Eunike menunjukkan pada kita bagaimana takut akan Tuhan, rasa hormat dan kekaguman akan kedaulatan-Nya, memberkati rumah dan keluarga kita. Nama Timotius pun berarti ‘orang yang menghormati Tuhan’, dan kemungkinan dipilih oleh Eunike. Ketika anak-anak mempelajari firman Tuhan, mereka menerima landasan iman yang akan membimbing hidup mereka, dan dalam hal apa pun yang mereka kerjakan, mereka akan memuliakan Allah.

Eunike ialah contoh pengaruh kuat yang dapat dimiliki seorang ibu dalam kehidupan seorang anak ataupun pemuda. Rasul Paulus pun menghargai pengaruh Eunike dalam mempersiapkan anak didiknya yang masih muda, yang kemudian bergabung dengan Paulus dalam perjalanan (Roma 16 : 21) serta akhirnya menjadi pemimpin gereja di Efesus (1 Timotius 1 : 3). Walau secara usia, Timotius masih terbilang muda, namun secara iman, ia telah dewasa rohani.

Kisah Eunike semestinya mendorong dan mengingatkan semua ibu Kristen bahwa pengaruh mereka memiliki dampak yang kekal pada kehidupan serta masa depan anak maupun cucu mereka.

“I remember my mother's prayers and they have always followed me. They have clung to me all my life,” (Saya selalu mengingat doa-dia ibu saya, dan doa-doa tersebut senantiasa menyertai saya. Doa-doa ibu telah melekat di sepanjang hidup saya). ~ Abraham Lincoln

Rangkuman Pdt. Indarwanto Tarigan, BA :

Kita diingatkan hari ini tentang kisah Eunike, sosok seorang ibu yang memiliki iman luar biasa. Walau dirinya begitu sederhana, namun imannya begitu tulus, murni, serta mengimpartasi kepada Timotius anaknya. Tidak heran, Timotius pun dapat menjadi seseorang yang kuat imannya serta dipakai oleh Tuhan melalui rasul Paulus untuk memberitakan Injil.

Yang dapat kita pelajar dari kehidupan Eunike :

1. Eunike mendidik anaknya dengan keberanian serta tekad yang gigih. Terutama di zaman ini, kita pun perlu mengajar anak-anak kita dalam kebenaran firman-Nya.

2. Eunike mendisiplinkan anaknya dengan mengajarkan Kitab Suci sejak usia dini. Kita pun jadikanlah firman Tuhan sebagai hal yang paling penting atau pendidikan yang utama untuk mendidik anak-anak kita.

3. Eunike memastikan perkembangan rohani anaknya sehingga Timotius pun sampai mengenal Pribadi Allah, bukan sekadar mendengar atau mengetahui tentang Dia. Bagaimana dengan kita terhadap keluarga kita ?

Ingatlah, pengaruh iman kita akan memberi dampak yang kekal pada kehidupan serta masa depan anak-anak kita. Mari mendidik anak-anak dan cucu-cucu kita mengenal firman Tuhan, karena dampak dari seorang ibu mendidik mereka sejak usia dini, serta menghidupi iman secara tulus dan murini akan kita impartasikan atau teruskan kepada anak-anak maupun segenap anggota keluarga kita. 

Tuhan Yesus Memberkati