Ketika membaca firman Tuhan, ada hal-hal serupa yang dilakukan ataupun dikatakan oleh orang-orang tertentu, tetapi memperoleh respons yang berbeda dari Tuhan. Nah, hari ini kita akan belajar mengenai beberapa tokoh dari Alkitab tentang hal itu.
• Yang pertama, Marta dan Maria.
Ketika saudara mereka, yakni Lazarus, meninggal dunia, maka Marta dan Maria sangat bersedih hati, dan mereka mengungkapkannya kepada Tuhan Yesus. Marta maupun Maria sama-sama mengucapkan kalimat yang persis, bahwa sekiranya Dia ada di sana, Lazarus saudara mereka pasti tidak mati. Tetapi, ada sesuatu yang berbeda. Ketika Marta pergi untuk menjumpai Tuhan Yesus, dia pergi sendirian, sedangkan ketika Maria menjumpai Tuhan Yesus, dia diiringi orang-orang Yahudi yang menghiburnya. Respons-Nya juga berbeda.
Yohanes 11 : 20 - 27
Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Yohanes 11 : 28 - 32
Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Yohanes 11 : 33 - 35
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus.
Ketika bercakap-cakap dengan Marta, Ia tidak menitikkan air mata, tetapi ketika berkata-kata dengan Maria, masygullah hati-Nya, dan Tuhan Yesus menangis. Apakah berarti Yesus lebih mengasihi Maria daripada Marta? Tentu Ia mengasihi mereka semua, dan memiliki rencana bagi mereka.
Yohanes 11 : 39 - 41
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Tampaknya, Marta kurang percaya, sementara itu Maria hanya berdiam, seolah menyatakan apa pun yang terjadi, baginya itu adalah yang terbaik. Maria jugalah yang pernah meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal, dan menyekanya dengan rambutnya—‘mahkota seorang perempuan’, dengan kata lain merendahkan dirinya di bawah kaki Tuhan (Yohanes 12:1-7). Itulah sikap seorang hamba, sehingga Tuhan Yesus memberikan respons yang luar biasa.
• Yang kedua, Abraham dan Sara.
Allah pernah berjanji kepada Abraham, bahwa Ia akan mengaruniakan keturunan yang sangat banyak baginya, seperti pasir di laut dan bintang di langit, serta diberkati oleh Tuhan. Tetapi, janji itu sepertinya tidak kunjung datang, namun Allah mengingatkan kembali akan janji-Nya kepada Abraham, namun ia tertawa dalam dalam hatinya. Demikian pula Sara istrinya saat Tuhan mengulangi perjanjian-Nya bagi Abraham. Dua sikap yang sama dari dua orang yang berbeda. Tetapi, mari lihat respons dari Allah terhadap mereka.
Kejadian 17 : 17 - 22
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga." Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Kejadian 18:12-15
Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?" Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
Ada yang menarik. Kenapa ketika Abraham tertawa, Tuhan tidak menegur, sedangkan ketika Sara tertawa walau dalam hati, Tuhan menegur dia? Karena Tuhan melihat apa yang dalam hati. Abraham tertawa bukan karena menghina, melainkan seolah merasa geli, serta kurang percaya, sedangkan Sara tertawa seperti mengejek maupun tidak percaya. Padahal, jika kita melakukan maupun mengatakan kebenaran, tidak perlu melakukan pembenaran ataupun pembelaan. Jangan seperti Sara yang seolah melakukan pembenaran, pembelaan diri, serta ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Tuhan.
Jadilah seperti Abraham yang taat dan beriman pada Tuhan. Bahkan, ketika Tuhan sudah memberikan anak yang dijanjikan-Nya, yang dinanti-nantikan selama bertahun-tahun, kemudian Tuhan memintanya untuk mempersembahkan anaknya yang dikasihinya itu, Abraham taat.
Kejadian 22 : 3
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Abraham mengerti isi hati Tuhan, dan ia memandang seperti Dia memandang, terutama penuh belas kasih terhadap jiwa-jiwa, serta bersyafaat bagi mereka (Kejadian 18:16-33). Dengan kata lain, Abraham adalah sahabat Allah, a friend of God. Sementara itu, Sara sempat kurang beriman, mencari jalan keluar sendiri, sehingga menerima akibatnya. Sara juga tampaknya tidak pernah puas, serta sering mengeluh. Ingat, Tuhan melihat sikap hati dan motivasi kita.
Yakobus 2 : 23
Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
Kejadian 16 : 2
Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
Kejadian 16 : 5
Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau."
• Yang ketiga, Kain dan Habel.
Kita tahu, Kain dan Habel adalah anak-anak dari Adam dan Hawa. Mereka tumbuh dewasa, Kain menjadi petani, Habel menjadi gembala. Nah, ketika mereka mempersembahkan korban, Tuhan mengindahkan persembahan Habel, tetapi tidak menerima persembahan Kain. Mengapa?
Kejadian 4 : 8 - 9
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
Kain tidak melakukan kebenaran, bahkan berusaha melakukan pembenaran ataupun pembelaan, padahal ia melakukan sesuatu yang salah. Sementara itu, sikap hati Habel berkenan di mata Tuhan. Dengan kata lain, Habel berhasil menyentuh hati Tuhan, dan ia ingin memberikan yang terbaik. Sekali lagi, Tuhan melihat hati.
Kejadian 4 : 4
Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu.
Imamat 23 : 10
Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam.
Imamat 3 : 16
Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.
1 Samuel 16 : 7
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Belajarlah menghormati Allah. Sebab banyak orang yang mungkin datang kepada Tuhan dengan motivasi yang salah, ataupun hanya fokus pada berkat, bukannya mencari hadirat-Nya, sehingga tidak bisa menyentuh hati Tuhan ataupun tidak bisa memberikan yang terbaik. Bagaimana kita bisa menyentuh hati Tuhan?
Hosea 6 : 6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
1 Samuel 15 : 22
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.”
Tuhan ingin supaya hati dan hidup kita benar di hadapan-Nya. Apa yang kita persembahkan bagi Tuhan juga adalah dari iman, serta kasih kepada-Nya. Sebab iman tanpa perbuatan pada hakikatnya ‘iman yang mati’, dan pengorbanan tanpa kasih adalah sia-sia. Ketika kita mengaku mengasihi Tuhan, kita akan memberikan yang terbaik. Milikilah hati seperti seorang anak kecil yang tulus, serta tidak mempunyai motivasi yang tersembunyi.
Matius 9:13
Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.
Matius 12 : 7
Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
Markus 10 : 14
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”
Melayanilah dengan hati yang tulus, dan persembahkan yang terbaik, bukan karena kita semata-mata menginginkan sesuatu dari Tuhan, tetapi lebih pada karena Ia sudah memberikan yang terbaik bagi kita. Dengan begitu, kita belajar untuk memberkati Dia. Kata ‘memberkati’ dalam bahasa Ibrani adalah ‘barak’ yang artinya berlutut (Inggris: ‘to kneel’). Sedangkan, dalam bahasa Yunani adalah ‘eulogeo’ yang berarti memuji, menyembah Tuhan (Inggris: ‘to praise, to worship God’). Bukan hanya dengan mulut ataupun perkataan, melainkan dengan hati, serta mempersembahkan hidup yang kudus dan berkenan.
Jangan mempunyai motivasi yang salah. Jangan sampai mengejar berkat, lalu sia-sia belaka karena kita kehilangan Sang Pemberi berkat. Belajarlah merendahkan diri seperti raja Daud (2 Samuel 6:1-23), ia tidak mengharap pujian dari manusia. Daud hanya mengharapkan pujian dari Tuhan. Ketika kita hanya mengharapkan pujian dari-Nya, dan bukan manusia, ketika itulah kita memperoleh perkenanan Tuhan, dan Ia memberkati kita. Jadi, jangan salah fokus.
1 Timotius 6 : 6 - 7
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Keluaran 19 : 5
Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
Mungkin tidak semua keinginan ataupun doa kita akan terpenuhi dan dijawab oleh Tuhan, tetapi percayalah, Ia sanggup memenuhi seluruh kebutuhan kita. Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita.
Hari ini, kita telah belajar tiga hal penting: Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. Mari belajar untuk memberkati Tuhan, dan menghampiri-Nya dengan hati yang tulus. Dan berbahagialah orang yang murni hatinya karena mereka akan melihat Allah.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz