Dua ekor siput bertemu di jalan ketika kedua hewan mungil tersebut sedang hendak pergi ke arah yang berlawanan. Satu ke kiri, satu ke kanan.
Siput yang satu tampak "berjalan" merambat dengan langkah terengah-engah karena agak buru-buru.
Temannya, siput yang satunya bertanya, "Mau ke mana sih, kok kelihatannya buru-buru banget?"
"Iya nih, ini nih, gw mau jalan cepet-cepet supaya cepet jadi dewasa," jawabnya sambil terus "melaju".
"Oh, ya udah, kalo gitu," timpal teman siputnya, "lanjut saja, aku tak ingin mengganggu perjalananmu yang masih sangat panjang."
Ya, perjalanan masih panjang. Menuju kedewasaan. Menuju kesempurnaan. Ada proses. Banyak. Tidak bisa buru-buru. Atau instan.
Efesus 4 : 13 – 15 (BIS), "Dengan demikian kita semua menjadi satu oleh iman yang sama dan pengertian yang sama mengenai Anak Allah. Dan kita menjadi orang-orang yang dewasa yang makin lama makin bertambah sempurna seperti Kristus. Maka kita tidak menjadi anak-anak lagi yang terombang-ambing dan terbawa-bawa ke sana ke mari oleh arus bermacam-macam pengajaran dari orang-orang yang licik. Mereka menyesatkan orang dengan tipu muslihat mereka. Tidak! Sebaliknya kita harus menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh kasih, sehingga dalam segala hal kita makin lama makin menjadi sempurna seperti Kristus, yang menjadi kepala kita."
Pekerjaan itu harus terus berlangsung supaya kita semua semakin erat bersatu di dalam keyakinan dan pengetahuan kita tentang Anak Allah. Hendaklah kita semakin dewasa secara rohani, dan terus bertumbuh menjadi seperti Kristus. Jadi, jangan lagi kita seperti anak-anak, yang mudah terpengaruh dan terbawa ke sana kemari oleh arus ajaran-ajaran baru. Karena ada banyak guru palsu yang menyesatkan dengan ajaran licik yang sengaja dibuat supaya kelihatan benar. Sebaliknya marilah kita berpegang terus kepada ajaran yang benar dan selalu saling mengasihi. Dengan begitu kita akan semakin bertumbuh menjadi seperti Kristus dalam semua sifat-Nya. Berarti kita sebagai anggota-anggota tubuh Kristus akan semakin menyerupai Dia yang adalah Kepala atas kita. (TSI)
[That it might develop] until we all attain oneness in the faith and in the comprehension of the [full and accurate] knowledge of the Son of God, that [we might arrive] at really mature manhood (the completeness of personality which is nothing less than the standard height of Christ's own perfection), the measure of the stature of the fullness of the Christ and the completeness found in Him. So then, we may no longer be children, tossed [like ships] to and fro between chance gusts of teaching and wavering with every changing wind of doctrine, [the prey of] the cunning and cleverness of unscrupulous men, [gamblers engaged] in every shifting form of trickery in inventing errors to mislead. Rather, let our lives lovingly express truth [in all things, speaking truly, dealing truly, living truly]. Enfolded in love, let us grow up in every way and in all things into Him Who is the Head, [even] Christ (the Messiah, the Anointed One). (AMP)
Paulus mendefinisikan, orang yang dewasa rohani memiliki kepenuhan Kristus. Apa artinya? Yaitu, bukan lagi seperti anak-anak yang mudah goyah, atau tertipu ajaran palsu, serta terpengaruhi kelicikan orang lain. Orang Kristen kanak-kanak ialah yang pengertian dan pengabdiannya pada kebenaran Alkitab tidak memadai. Sebab, dewasa rohani juga berarti berpegang pada kebenaran dalam kasih.
Janganlah menyerah menuju kedewasaan rohani.
"By perseverance, the snail reached the ark" (Bahkan siput pun akhirnya sampai juga ke dalam bahtera oleh karena ketekunannya). ~ C. H. Spurgeon
~ FG