Ketika VJ Daniel Mananta berhasil pertama kali mendobrak batasan pribadinya, yang pernah merasa tak sanggup berlari jarak jauh atau maraton mencapai 42,195 kilometer, ia berkata, "Gua bilangnya ini last ceiling, jadi ada sebuah atap yang nggak kelihatan, yang bikin gue kayak kok nggak bisa breakthrough gitu. Tapi hari ini, I breakthrough that (aku berhasil menembusnya)."
Dalam olahraga memang terdapat istilah central governor theory atau terjemahan bebasnya, teori perintah pusat. Bukan terkait untuk pemerintahan, melainkan lebih berkaitan pada yang otak manusia percayai ataupun perintahkan terhadap sebagian besar kemampuan fisik.
Teori tersebut menyatakan, otaklah yang menentukan batasan-batasan terhadap tubuh, sehingga semisalnya ada seorang atlet yang tak mampu lagi meneruskan perlombaan saking letihnya—atau setidaknya demikianlah menurut pemikirannya, padahal mungkin masih sanggup—maka kemungkinan besar ia akan menuruti apa pun yang pemikiran maupun otaknya tersebut perintahkan. Walau mungkin terdengar masuk akal beberapa di antaranya, namun sering kali pula hanyalah batasan-batasan yang diciptakan sendiri.
Gejala central governor sendiri tidak dapat didiagnosa melalui peralatan medis, sebab mungkin hanya pribadi masing-masing yang dapat merasakan maupun menyadari ketika mengalaminya. Teori tersebut pun sesungguhnya dapat ditaklukkan dengan cara mendobrak batasan-batasan yang dipercayai ataupun diperintahkan oleh otak.
Pernahkah Anda mengalaminya, entah dalam hal olahraga ataupun bidang lainnya? Ketika sebenarnya kita bisa saja untuk terus melanjutkan perjuangan ataupun usaha, namun pemikiran kita meragukan ataupun menyodorkan segudang alasan supaya berhenti saja ataupun menyerah?
Apabila sungguh-sungguh kita bertekad terhadap sesuatu yang sangat penting dan perlu untuk kita raih, maka sebaiknya kita terus melangkah dan mengatasi apa pun yang pemikiran kita percayai tentang keterbatasan-keterbatasan masing-masing—dan tentu dengan pertolongan Tuhan.
Nah, apa central governor theory Anda? Apakah yang akan kita rasakan serta alami saat berhasil menerobosnya?
Jalanilah bersama Tuhan apa pun yang perlu kita lakukan untuk mencapai sesuatu yang benar-benar penting serta berharga bagi kita maupun orang-orang yang terkasih. Dan jangan lupa untuk mengembalikan rasa syukur, hormat serta kemuliaan hanya bagi nama Tuhan yang telah menolong dan memberi kita kekuatan untuk melakukannya.
Engkau Asa, orang Yehuda, dan Benyamin, berdirilah, jangan lemah, jangan menyerah, karena kamu akan memperoleh penghargaan atas pekerjaanmu yang baik. (2 Tawarikh 15:7 VMD)
~ FG