Yesaya 43 : 16, "Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat."
Mazmur 8 : 8, "Burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan."
Pengkhotbah 1 : 6 – 7, "Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu."
Ada jalan di lautan? Ada arus di dalam laut? Bagi kebanyakan orang sebelum ilmu navigasi ataupun pelayaran berkembang, mungkin ayat bacaan di atas terdengar biasa saja. Tetapi tidak bagi Matthew Fountaine Maury yang bertanya-tanya, "Jadi, ada jalan di dalam laut, melalui air yang deras dan lautan yang bergelora?" Sebab firman Tuhan menegaskannya, dan itulah yang menarik minat atau perhatian Maury remaja yang akrab isi Alkitab karena keluarga serta orangtuanya yang memang mengajarkannya kepada anak-anak mereka.
Matthew Fountaine Maury pun mendapat julukan sebagai The Pathfinder of the Seas atau penemu dan penunjuk jalan di lautan, oleh karena jasanya dalam bidang oseanologi atau ilmu kelautan dengan menyusun karya berjudul The Physical Geography of the Sea, sebuah hasil penelitian, ataupun studi lainnya, yang masih menjadi referensi bagi navigasi.
Meski sejumlah sejawatnya mengkritik karena ia mengutip ataupun menggunakan Alkitab juga sebagai panduan, namun Maury tetap berpendirian teguh bahwa firman Tuhan pun sanggup membuktikan kebenaran dan mendukung ilmu pengetahuan atau sains. Katanya:
"I have been blamed by men of science, both in this country and in England, for quoting the Bible in confirmation of the doctrines of physical geography. The Bible, they say, was not written for scientific purposes, and is therefore no authority in matters of science. I beg pardon! The Bible is authority for everything it touches. What would you think of an historian who should refuse to consult historical records of the Bible, because the Bible was not written for the purposes of history? The Bible is true and science is true, and therefore each, if truly read, but proves the truth of the other."
(Saya dicemooh banyak pihak di mana-mana sebab mengutip Alkitab sebagai pendukung ilmu geografi. Mereka berujar, Alkitab bukan ditulis untuk tujuan ilmiah, karena itu tak ada otoritas dalam masalah sains. Apa?! seru saya. Alkitab memiliki otoritas untuk apa pun yang terkait di dalamnya. Apa pendapat Anda jika seorang sejarawan harus menolak catatan sejarah Alkitab karena merasa tidak mengandung unsur sejarah? Alkitab itu benar adanya, sains pun memiliki kebenaran, dan karenanya jika benar-benar menghayati, masing-masing saling mendukung dan membuktikan kebenaran.)
Maury mengakui serta mempercayai kedaulatan dan kekuasan Tuhan sebagai Pencipta alam semesta ini, dan betapa telah terstruktur secara luar biasanya semua itu. Berbeda dengan kebanyakan orang, ataupun bagaimana dengan kita sendiri, apakah sering kali menolak, bahkan meragukan kebenaran firman-Nya?
Ada orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas; mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tempat yang dalam. (Mazmur 107:23-24)
Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia. (Ayub 36:27-28)
Kemudian atas perintah-Mu, ya TUHAN, laut bergulung dari pantai. Hembusan nafas-Mu menyingkapkan dasar laut. (Mazmur 18:15)
~ FG