GBI PRJ (CK7)

Bersyukur dan bersukacitalah apabila kita diberi kesempatan untuk masih dapat menghirup udara segar sampai hari ini. Besar kasih setia Tuhan, selalu baru setiap pagi.

Rasul Paulus pernah menasihatkan dalam suratnya…

1 Tesalonika 5:16-17, "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

Di ayat-ayat selanjutnya, ia juga mengatakan...

"Janganlah padamkan Roh" (ay. 19). Atau, janganlah padamkan api Roh Kudus yang bekerja dalam diri kita masing-masing. Janganlah menghalangi Roh Allah bekerja dalam diri kita.

"Janganlah anggap rendah nubuat-nubuat" (ay. 20). Atau misalnya, ketika ada anggota jemaat yang menyampaikan pesan dari Roh Allah, jangan menganggap remeh pesan yang disampaikannya tersebut.

"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik" (ay. 21). Artinya, setiap nubuatan hendaknya diuji. Kalau isi nubuatan itu memang benar dari Roh TUHAN, barulah kita percaya. Karena itu, harus sungguh-sungguh memperhatikan hal itu. Dan yang baik memang harus diikuti.

"Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" (ay. 22). Intinya, jangan terlibat dalam kejahatan apa pun.

Semua itu instruksi-instruksi pendek atau singkat dari rasul Paulus. Dan hari ini, kita akan menekankan terutama tentang: "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa."

Bersukacita dan berdoa dapat menjadi penguatan positif saat kita sedang berada dalam berbagai "ujian hidup". Mungkin hari-hari ini kita pun sedang menghadapi ujian hidup tertentu. Ujian hidup apa yang sedang kita alami hari ini? Apakah itu keuangan? Dalam keluarga? Pekerjaan? Pelayanankah? Dan lainnya.

Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa apa pun yang kita kerjakan atau lakukan, selalu saja ada yang memberi penilaian maupun perkataan negatif. Kemudian, mungkin kita dapat menjadi marah, tersinggung, dan timbul perselisihan. Namun, kita juga justru terkadang menjadi "batu sandungan" dan "sibuk" membicarakan keburukan, kekurangan, kelemahan orang-orang lain.

Firman Tuhan menegaskan, perilaku-perilaku yang sedemikian seharusnya jauh dari kehidupan kita sebagai orang Kristen. Bahkan, semestinya tidak mempunyai waktu untuk itu. Melainkan, lebih menyediakan waktu untuk mencari hadirat Tuhan dan berdoa, sehingga kita dapat tetap bersukacita, apa pun yang terjadi.

Nah, meskipun mengalami banyak hal buruk, serta pengalaman kurang baik dalam hidupnya (2 Kor. 11:23-28), tetapi mengapa rasul Paulus lebih menekankan pada perkara untuk bersukacita dan berdoa? Karena dengan demikian, dengan berdoa dan bersukacita, kita belajar menenangkan diri dari pikiran dan perbuatan-perbuatan duniawi yang dapat membawa diri kita kepada dosa.

Daripada menyibukkan diri dengan berbagai hal duniawi, lebih baik kita menjalani hidup ini dalam sukacita Kristus, sambil berdoa menanti pertolongan-Nya.

Penantian yang diisi dengan perilaku bersukacita dan berdoa justru membuat persiapan kita dalam mengalami pertolongan-Nya, bahkan untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali akan menjadi semakin sempurna dan berharga.

Oleh karena itu, bersukacitalah senantiasa, dan tetaplah berdoa!

Jadi, kunci keberhasilan di dalam kehidupan sesungguhnya adalah bersukacita dan berdoa sebagai penguatan positif saat kita sedang berada dalam berbagai ujian hidup.

Saat kita bersukacita, kita akan dapat tetap bersemangat. Saat kita bersukacita, kita akan dapat tetap mengasihi. Saat kita bersukacita, kita akan dapat tetap berharap. Saat kita bersukacita, apa pun dapat tetap kita hadapi bersama dengan Tuhan.

"MAKAN KUE SUS CAMPUR KETAN,

DI DALAM YESUS ADA KEKUATAN."

~ Yoseph "Ocep" Anwar