GBI PRJ (CK7)

Kita telah belajar ‘Menilai Masa Lalu’ pada ibadah raya I, kemudian ‘Menentukan Masa Kini’ pada ibadah raya II, sekarang kita melanjutkan mempelajari tentang ‘Memaknai Masa Depan’. Jadi, ada tiga masa. 

Untuk menilai masa lalu yang tidak bisa diulang, ada sembilan pelajaran “sekolah kehidupan” yang perlu kita evaluasi sebagai orang Kristen sesuai nilai-nilai buah Roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5 : 22 - 23). Berapa kira-kira nilai untuk masing-masing “mata pelajaran” tersebut ?

Terdapat taksonomi Bloom yang membagi kemampuan tingkat berpikir atau kognitif menjadi enam : Remembering (Mengingat), Understanding (Memahami), Applying (Menerapkan), Analyzing (Menganalisa), Evaluating (Mengevaluasi), Creating (Mengkreasi). Pertanyaannya, apakah kita menyesali ataukah mensyukuri masa lalu kita ? Dan bagaimana penilaian untuk masa lalu tersebut ? Apakah ada regresi atau kemunduran, degradasi atau kegagalan, atau progres yaitu kemajuan ?

Dalam menentukan masa kini, di mana kita bisa memperbaiki diri, kita pun sebenaranya memiliki kapasitas melihat, serta menyampaikan atau menyaksikan kuasa-Nya, yaitu terkait pencurahan Roh Kudus, terutama memasuki tahun baru kalender Ibrani 5785, yakni ‘Pey Hey’. 

Roh Kudus yang akan menolong kita untuk menyaksikan kuasa-Nya yang termanifestasi dalam kehidupan kita. Ada proses, dan hasil dalam kehidupan apabila kita menaati tuntunan Roh Kudus dan firman Tuhan. Jika kita mau taat dipimpin oleh Roh Kebenaran dalam seluruh kebenaran, maka Ia akan memberitahukan kepada kita hal-hal yang akan datang (Yohanes 16 : 13). Jika kita mau diajar, rela hati, mengusahakan mengerti kehendak Allah, bertobat, serta menggunakan waktu yang ada sebaik-baiknya, kita akan menjadi orang yang arif atau bijak (Efesus 5 : 15 - 17, Ayub 22 : 22, Wahyu 3 : 19). Pertanyaannya, apakah manifestasi Roh Kudus terjadi dan terlihat melalui hidup setiap kita ?

Tentang masa depan, jika kita benar dalam menilai masa lalu, serta menentukan masa kini, kita akan dapat dengan benar juga dalam memaknai masa depan.

Yesaya 59 : 21
Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman Tuhan : Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman Tuhan.

Ada dua macam warisan terkait masa depan, yakni warisan yang bersifat materi atau kebendaan seperti rumah, tanah, harta, ataupun deposito, dan lainnya; serta warisan yang bersifatkan kekekalan terutama seperti teladan hidup, ilmu pengetahuan yang benar, hikmat, budi pekerti, dan iman. Sebesar-besarnya materi akan habis dan dapat menjadi sumber konflik apabila tidak dikelola secara baik, namun warisan yang bersifat kekal akan menetap. 

Jadi, mana yang kita pilih ? Sebab, kita tidak dapat mengabdi pada “dua tuan”. Karena itu, wariskanlah teladan kehidupan dalam iman kepada keluarga dan generasi kita. Jangan sekedar mengkhotbahkan hidup, melainkan juga menghidupi khotbah kita. Sebab, tindakan nyata kita itu lebih keras ketimbang sekadar ucapan maupun pengakuan kita.

Matius 6 : 19 - 24
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

2 Timotius 1 : 5
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

Apa saja urutan dalam mewariskan hal-hal yang bernilai kekekalan :

* Mau berdoa syafaat bagi pewaris (anak-anak, anak rohani, komunitas, dan lainnya)

* Menjadi teladan menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah

* Membagikan kebenaran Firman Tuhan

* Melayani Tuhan dan sesama manusia

2 Timotius 1 : 14
Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Betapa kita telah mengecap dan merasakan kebaikan hati Tuhan dan besar kasih setia-Nya, meski berulang kali kita gagal, namun bersyukurlah karena Ia senantiasa memberikan kesempatan bagi kita. Nyatakanlah kasih kita kepada-Nya melalui menilai masa lalu, menentukan masa kini, dan memaknai masa depan kita dengan benar bersama Tuhan. 

Yesaya 60 : 1
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. 

Tuhan Yesus Memberkati