GBI PRJ (CK7)

Ps. Rick Warren, dalam bukunya The Purpose Driven Life, mengatakan, “Kita adalah produk masa lalu, tetapi kita tidak perlu menjadi tawanannya. Tujuan Tuhan tidak dibatasi oleh masa lalu Saudara. Ia mengubahkan seorang pembunuh bernama Musa menjadi seorang pemimpin, dan seorang pengecut bernama Gideon menjadi seorang pahlawan gagah berani … Tuhan memang ahli dalam memberikan awal yang baru.”

Hari ini, kita akan belajar dari seorang tokoh yang memperoleh awal yang baru bagi kehidupannya, yakni Onesimus.

Filemon 1 : 8 - 16
Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu dia, yaitu buah hatiku. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.

Kisah hidup dan pengalaman Onesimus mengajarkan kita, bahwa tidak ada satu pun manusia yang tidak berdosa ataupun tidak pernah berbuat kesalahan. (Roma 3 : 23)

Siapakah Onesimus ? Ia merupakan hamba dari Filemon, dan Filemon sendiri ialah seorang pemimpin gereja rumah, di daerah Kolose. Dan pertemuannya dengan Paulus mengubah hidupnya, lalu menerima Yesus, sehingga Onesimus mengalami kehidupan baru. 

Ada dua hal utama yang dapat kita pelajari dari konteks atau latar belakang yang ada waktu itu, yaitu :

• Dasar dari permintaan Paulus bukan dengan otoritas.
Dunia memandang sangat penting akan status seseorang. Ketika kita mengetahui status orang, maka kita akan menganalisis, atau bahkan memberi nilai terhadap hidup pribadinya itu baik ataupun tidak baik. Apalagi, Paulus menyatakan dirinya sebagai seorang tahanan. Sering kali, manusia hanya melihat penampilan luar, namun Tuhan melihat apa yg ada dalam hati.

• Isi permintaan suratnya adalah penerimaan akan Onesimus. 
Menerima Onesimus justru bukan sebagai budak, melainkan sebagai seorang saudara dalam Kristus. Bukti sebagai orang yang sudah menerima firman Allah, dan bertumbuh dalam iman, seharusnya adanya pengujian, terutama lulus melalui ujian tersebut. Dan sekalipun kita telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, namun kita masih perlu membiarkan hati serta pikiran kita dikenali dan diselidiki oleh-Nya. (1 Korintus 8 : 3)

Ada tiga awal yang baru dalam diri dan hidup Onesimus :

1. Sebagai anak rohani bagi Paulus
Paulus telah membawanya kepada iman, serta Kristus, dan mengembangkan kasih kebapaan terhadapnya. Paulus seorang yang lemah lembut menunjukkan hubungan kedekatan antara bapa dengan anak, juga memperlihatkan tanggung jawab orangtua terhadap anak dalam menyelesaikan masalah yang ada.

2. Sebagai buah hati Paulus
Paulus tidak malu mengatakan, Onesimus adalah buah hatinya, yang maknanya adalah ‘kesayangannya’. Di satu sisi, Paulus diberkati dengan perubahan Onesimus, di sisi lainnya, Onesimus juga mengalami berkat besar melalui perubahan hidupnya. Pertanyaannya, bagaimana hasil karakter yang muncul dari orang percaya, yaitu Saudara serta saya, dalam menjalani perubahan hidup ?

3. Sebagai saudara yang terkasih
Harapan dari Paulus adalah Filemon tidak memandang Onesimus sebagai budak, melainkan sebagai saudara yang terkasih. 

Roh Kuduslah yang menjadi kunci utama dalam pekerjaan rohani, terutama perubahan nyata dalam diri seseorang yang percaya pada Tuhan Yesus. 

Yohanes 13 : 34 - 35
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

Mungkin kita juga pernah melakukan kesalahan, atau hati kita mengalami luka dalam pelayanan, serta hal lainnya, namun, apakah kita rela untuk menjadi bejana yang siap dibentuk serta terus diproses oleh Tuhan, seperti Onesimus yang mau berubah ?

Mari memposisikan diri seperti Paulus dan Filemon, yang berbesar hati menerima dan mengampuni kesalahan orang lain, karena sesungguhnya masih ada begitu banyak “Onesimus” lain di luar sana, yang memerlukan kasih-Nya, agar mereka dapat melihat Kristus nyata bagi hidup mereka.

Tuhan Yesus Memberkati