GBI PRJ (CK7)

Sebuah identitas dapat berpengaruh besar bagi segi-segi kehidupan. Jika memiliki identitas yang salah, akan menghancurkan banyak sekali sendi hidup keluarga, hubungan, pekerjaan, dan lainnya.

Identitas diri adalah pemahaman individu tentang siapa dirinya yang mencakup keyakinan, nilai-nilai, atau prinsip, perasaan, serta citra (gambaran, kesan mental) diri mereka sendiri. Identitas diri bisa saja bukanlah sesuatu yang tetap. Apalagi, seseorang dapat mengalami perubahan serta pertumbuhan dalam identitas mereka seiring perjalanan waktu.

Cara seseorang membangun identitas dirinya, biasanya dipengaruhi oleh faktor keluarga dan komunitas atau lingkungan sekitar, pendidikan, pengalaman hidup, hubungan interpersonal atau relasi antara satu orang dengan yang lain, budaya, dan kehidupan sosial. 

3 cara umum menemukan identitas diri :
1. Tradisional : Apa kata orang tentang saya ?
2. Modern : Apa kata saya tentang diri saya sendiri ?
Cara yang ke 1 dan 2 menemukan identitas ini sangat dipengaruhi afirmasi (penekanan penilaian orang lain, maupun diri sendiri) dan pandangan antroposentrisme, yang menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta atau segala sesuatu, padahal sering mengecewakan, dan mengedepankan keakuan maupun kehendak sendiri.

"Our real problem is that every one of us is building our identity on something besides Jesus," atau masalah dari kita yang sebenarnya adalah, bahwa setiap kita semua berupaya membangun identitas diri melalui atau berdasarkan sesuatu selain Yesus! (Timothy Keller)

3.    Sejati : Apa kata Tuhan tentang saya ?
Cara yang ke 3 menemukan identitas ini sangat dipengaruhi pandangan teosentris, yang menempatkan Tuhan sebagai yang tertinggi, yang menciptakan alam semesta, serta segala isinya, termasuk manusia. Kita dikasihi dan dipandang berharga oleh-Nya. Ia yang paling tahu diri kita, serta menolong untuk kita tahu siapa diri kita di dalam Dia. Mari kita lihat rasul Yohanes.

Yohanes 21 : 21 - 24
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus : Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini ? Jawab Yesus : Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutlah Aku. Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan : Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Kata penutup. Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.

Fakta-fakta tentang rasul Yohanes :
• 1 dari 4 penulis Injil, yang menjadi saksi, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Manusia.

• Awalnya merupakan murid Yohanes Pembaptis, kemudian menjadi murid Yesus (Yohanes 1 : 35 - 37).

• Mengikuti Yesus ke manapun, sejak Ia ditangkap, hingga Ia mati disalib.

• Bersama Yakobus (saudaranya) dan Petrus menyaksikan secara dekat tiga peristiwa, yaitu saat Yesus dimuliakan di atas gunung (Matius 17), Yesus membangkitkan kembali anak rumah kepala ibadat (Markus 9 : 35 - 43), dan saat Yesus berdoa di Taman Getsemani.

• Mendapatkan penglihatan serta pewahyuan khusus di Pulau Patmos tentang akhir zaman (kitab Wahyu).

Yohanes tidak membangun identitas dirinya sebagai "Sang Rasul Kasih" (The Apostle of Love), tetapi sebagai murid dari Yesus yang lebih dulu mengasihinya, dan tetap 'mengajak' pembaca Injil untuk lebih fokus kepada Yesus, bukan kepada dirinya sendiri. Yohanes sadar sepenuhnya, bahwa ia bisa memperoleh dan mengalami berbagai hal itu, semua sebagai anugerah dari Tuhan yang sudah lebih dahulu mengasihinya.

Bagaimana kita dapat mengetahui identitas yang sejati dan sehat :

1. Mengenal pribadi Yesus.
Belajar tentang kehidupan, pengajaran, dan kematian Yesus. Mengenali karakter serta sifat-sifat Tuhan Yesus. Makin kita mengenal Dia, semakin kita akan memahami identitas baru kita, yang dalam Tuhan, sebagai anak-anak Allah. 

2. Menerima kasih dan pengampunan ilahi dari-Nya.
Kita perlu mengakui dosa-dosa kita, dan percaya bahwa Yesus telah mati untuk menebus dosa-dosa kita. Ketika kita menerima kasih serta pengampunan Allah ini, kita akan mulai mengalami sukacita maupun damai sejahtera yang sejati, dan tidak lagi 'dihantui' oleh kesalahan ataupun kegagalan masa lalu.

3. Hidup seturut dan sejalan dengan kehendak Allah saja.
Sambil mempelajari firman, mintalah pimpinan Roh Kudus dalam hidup kita agar dapat hidup dalam kehendak Allah, supaya kita mengalami penggenapan janji-janji-Nya dalam hidup kita. Beberapa saran praktis membangun identitas kita yang di dalam Tuhan :

- Doa, pujian, dan penyembahan dengan sungguh-sungguh penuh kerinduan.

- Membaca dan merenungkan firman-Nya.

- Tertanam dalam komunitas (COOL) atau komunitas orang-orang percaya.

2 Korintus 5 : 17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Identitas kita yang sesungguhnya adalah di dalam Kristus. Ketika kita membangun identitas diri kita ini di dalam Dia, meskipun tidak mudah namun sangat indah, kita akan mulai mengalami kehidupan yang lebih bermakna, berdampak, serta tidak menjadi 'batu sandungan', melainkan menjadi berkat dan senantiasa memuliakan nama Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati