GBI PRJ (CK7)

Dalam pertempuran kehidupan, saat menghadapi kuasa si jahat atau Iblis, tidak ada senjata duniawi yang akan sanggup melawannya, selain menjadi orang-orang yang diurapi oleh Allah. Apalagi, saat-saat ini sedang banyak hal aneh terjadi di tengah dunia, perubahan serba cepat, terutama melalui "arus" teknologi, sehingga menimbulkan berbagai tekanan dan ketegangan.

Karena itu, jadilah orang-orang yang diurapi, berkenan kepada-Nya, takut akan Allah, serta menyenangkan hati-Nya. Seperti Habel yang persembahannya berkenan dan diterima oleh Allah, sehingga darahnya masih dapat berbicara bahkan setelah ia mati. 

Ibrani 11:4
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.

(Versi NKJV):
By faith Abel offered to God a more excellent sacrifice than Cain, through which he obtained witness that he was righteous, God testifying of his gifts; and through it he being dead still speaks.

Dikatakan, Habel mempersembahkan korban persembahan, bukan hanya yang lebih baik, melainkan yang lebih sempurna. Karena itu, Allah memakai dia, bahkan sesudah kematiannya, dalam firman. Sebagai seorang yang memiliki kedekatan dan keintiman dengan Tuhan, mestinya karakternya tidaklah "berantakan", sebab jika demikian, ada sesuatu yang salah dalam hidupnya. 

Kejadian 4:1-5
Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Kejadian 4:3 (Versi NKJV)
At the designated time Cain brought some of the fruit of the ground for an offering to the Lord.

'At the designed time'  (at a special appointed time by God), atau dengan kata lain, Allah yang menentukan waktu. Itulah yang disadari oleh pribadi Habel. Karena itu, ia juga memiliki hati yang penuh ketulusan dan kemurnian, suatu hal yang sangat jarang kita temui hari-hari ini. Dan ia menjadi teladan. 

Berbeda dari Habel, abangnya yakni Kain, hanya mempersembahkan sesuatu kepada Allah seolah "menyuap" atau menyogok Tuhan supaya usahanya lancar dan orientasinya bagi diri sendiri. Sedangkan, Habel bertujuan untuk memuliakan Dia. Nah, apa motif kita beribadah dan melayani, apakah demi keuntungan dan memperoleh berkat saja? Padahal, jangan mengukur berkat cuma dari materi.

Masihkah kita setia berdoa dan mengandalkan campur tangan Allah dalam setiap area hidup kita, supaya nama-Nya yang kita muliakan? Dan apakah kita mau melakukan segala sesuatu seturut kehendak dan rancangan-Nya, agar tidak semuanya semata-mata tentang diri kita?

Bangsa Indonesia memerlukan orang-orang yang seperti Habel, sebab menghadapi situasi yang tidak mudah saat ini, kita butuh 'spirit' atau roh yang berbeda, pengertian, dan dipenuhi dengan Roh Allah. Ia juga mencari orang-orang yang seperti demikian. Di atas sebuah panggung bisa saja muncul nama-nama terkenal, melainkan hanya melalui mezbah atau 'altar' sehari-harilah dalam hadirat Allah, maka hati-Nya akan memperkenan hati dan hidup kita di manapun berada, dan mujizat terjadi.

Jangan meniru raja Saul yang egois (aku, aku, dan aku), ataupun seperti kebanyakan orang yang menolak pikul salib (menyangkal diri dan tidak populer). Padahal, kita mestinya menghancurkan "keakuan" kita, serta memahami sesuatu yang ilahi. 

1 Samuel 13:11-13
Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran." Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya."

Kembalilah memiliki iman, seperti Habel, supaya hidup kita berbeda daripada orang-orang dunia, menjadi dampak, dan membawa berkat bagi banyak orang.

Tuhan Yesus Memberkati