Apa respons kita saat badai kehidupan datang menerpa ?
Mari belajar dari sikap hati serta pengalaman nyata rasul Paulus. Ada satu pengalamannya yang tercatat dalam Alkitab, yang menceritakan tentang pelayaran Paulus ke Roma sebagai tahanan untuk menghadap kaisar, serta Paulus hendak naik banding (memohon pertimbangan ke pengadilan yang lebih tinggi terhadap keputusan sebelumnya dari pengadilan yang lebih rendah) di sana.
Kisah Para Rasul 27 : 10
Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita.
2 Korintus 11 : 25
Tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
Kata ‘lihat’ di ayat di atas pada kitab Kisah Para Rasul, dalam bahasa aslinya disebut dengan ‘theoreo’, yang artinya melihat keadaan yang ada, merasa, merenung, mempersepsikan. Sebelumnya, Paulus sudah memperingatkan mereka, namun perwira yang ada di dalam perahu lebih percaya kepada jurumudi dan nahkoda daripada terhadap Paulus. Ketika diterpa badai yang dahsyat itu, mereka sama sekali tidak berdaya, mereka menyerah.
Kisah Para Rasul 27 : 11 – 15, 18 – 19
Tetapi perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus. Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut. Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta. Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin ”Timur Laut”. Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri.
Pelajaran yang dapat kita tangkap :
• Sering kali Tuhan sudah memberitahukan dahulu kepada kita bahwa akan ada “badai” yang datang, namun terkadang kita yang tidak mau dengar-dengaran dengan Tuhan.
• “Angin sepoi” ataupun keadaan dan kondisi yang terlihat serta terasa nyaman oleh mata jasmani tidak menjamin bahwa keadaan yang sebenarnya baik-baik saja.
Kisah Para Rasul 27 : 20 – 22
Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata : ”Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.”
Kisah Para Rasul 23 : 11
Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya : ”Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.”
Ketika mereka hampir menyerah dan putus pengharapan untuk dapat selamat dari badai tersebut, Paulus kembali memberikan nasihatnya. Nasihat Paulus yang pertama sudah diabaikan dan mereka mengalami badai, namun ia kembali memberikan nasihatnya untuk meneguhkan pengharapan mereka, bahwa mereka tidak akan binasa dalam badai itu. Hal ini bisa Paulus lakukan karena ternyata sebelumnya Tuhan datang kepadanya, dan berkata untuk menguatkan hatinya.
Sikap Apa Yang Harus Kita Kerjakan Saat Ada Dalam Badai Hidup :
1. Mengampuni orang yang membuat kita masuk ke dalam badai (Kis. 27 : 21).
Pengampunan akan memperlebar jalan hidup kita ke depan. Pengampunan juga lebih bicara tentang keputusan, serta kemauan hati kita untuk mengikuti kehendak Tuhan saja.
2. Mau untuk tetap bertabah hati (Kis. 27 : 22).
Bertabah hati dalam bahasa aslinya yang digunakan dalam Alkitab atau Yunaninya waktu itu adalah ‘euthymeo’, yang artinya menjadi gembira, ceria, bahagia, teguh hati, berani.
Amsal 18 : 14
Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah ?
Kisah Para Rasul 27 : 23 – 25
Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata : Jangan takut, Paulus ! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara ! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
3. Mendapatkan dan mempercayai firman-Nya (Kis. 27 : 23 – 25).
Kisah Para Rasul 27 : 33 – 36
Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya : ”Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa. Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari rambut kepalanya.” Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan. Maka kuatlah hati semua orang itu, dan mereka pun makan juga.
Ketika kita ada dalam “badai”, mungkin secara perlahan nan pasti kita akan merasa Tuhan sudah menjauh dari kita. Padahal, kenyataannya Tuhan peduli kepada kita, namun dari diri kita sendiri yang menjadikan masalah sebagai nomor satu, sedangkan Tuhan nomor sekian. Karena itu, cari hadirat dan firman Tuhan, maka kita akan mendapatkan ‘rhema’ yang spesifisik dari Dia.
4. Melakukan bagian yang masih bisa kita kerjakan.
Kisah Para Rasul 27 : 26
Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau.
Lakukanlah bagian kita dengan segenap hati, serta sebaik-baiknya untuk apa pun yang Tuhan inginkan supaya kita lakukan.
Take home messages (pesan penggembalaan firman Tuhan) :
Jadi, ingat ketika kita sedang berada ataupun diterpa badai kehidupan, apa yang sebaiknya kita lakukan :
• Ampunilah orang yang bersalah terhadap kita.
• Tetaplah bertekun dan bertabah hati.
• Dapatkan dan percayailah firman-Nya.
• Lakukanlah bagian kita sebaik-baiknya.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz