Ev. Tamara Geraldine Tuanakotta, STh SSos:
Pertolongan kita adalah dari Tuhan, Allah Bapa maha pengasih, Pencipta langit dan bumi. Cinta kasih dari Anak-Nya yang tunggal telah memindahkan kita dari kuasa kegelapan, dan kita masuk dalam kerajaan-Nya. Ia membenarkan kita menjadi orang benar.
Betapa besar sesungguhnya Allah kita, serta begitu rendah hatinya Dia sebagai Pencipta alam semesta dan segala-galanya. Dialah yang menetapkan batas-batas samudera. Ia sudah ada bahkan sebelum ada satu pun keberadaan di dunia ini. Ia tidak terbatas oleh waktu, sebab Ia pencipta waktu. Ia berfirman, maka semuanya jadi. Allah Bapa kita kekal adanya.
Demi bisa berelasi dengan manusia yang fana, maka Ia rela lahir di sebuah kandang domba. Allah kita bersedia menyederhanakan keilahian-Nya agar kita dapat menyelaraskan hidup dan diri kita dengan Dia. Bahkan, Ia menjadikan diri-Nya hamba yang paling hina.
Allah kita dalam kemanusiaan-Nya, dengan penyertaan Roh Kudus, Ia menjadikan kita yang dulu mungkin "lumpuh" karena dosa, kini mampu berjalan kembali. Ia mencelikkan yang buta. Ia Allah yang sama, Ia melihat sesuatu yang berbeda dalam diri masing-masing kita. Ia mentahirkan yang kusta, Ia melihat sesuatu yang indah dalam kita, bahkan ketika dunia ini mengatakan kita adalah "sampah". Allah membangkitkan orang mati, terutama dari kematian rohani. Allah kita masih sama—dulu, sekarang, dan selamanya. Ia rindu membangkitkan kita dengan mematikan keinginan daging.
Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya. Itulah kasih Kristus!
Tuhan Yesus memberikan tidak hanya kedua pipi-Nya, melainkan sekujur tubuh-Nya untuk dihajar. Ia memperdamaikan kita dengan Bapa, supaya tak bercacat cela di hadapan-Nya oleh karena kematian tubuh jasmaniah-Nya.
Ia teladan kita, dan menjadi pengharapan agar kita selalu dapat kuat di tiap keadaan, fase, serta musim kehidupan. Kita berjalan bersama Allah yang perkasa. Meski sebagai manusia, kita bisa sempurna seperti Dia, asalkan tetap berada di dalam Dia, dan Ia di dalam kita.
Ia memberi kita 'hukum' yang baru, hukum surgawi: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.
Kehidupan kita kini dalam mengasihi memang tidak perlu mati secara jasmani, melainkan dengan keberanian, kerelaan, serta ketulusan untuk sungguh-sungguh mengasihi, meski sampai merasa terluka serta tersakiti. Allah akan setia menyertai, menuntun, dan membimbing kita sampai selama-lamanya. Hikmat-Nya dicurahkan bagi kita agar berjalan ke arah yang sesuai kehendak-Nya, apa yang baik, berkenan, dan sempurna.
Allah yang perkasa, Immanuel, hadir di antara kita, bahkan tinggal di dalam kita. Karena itu, jangan takluk pada rupa-rupa kedagingan ataupun dunia, sebab kita bukan berasal dari dunia.
Kiranya, kita senantiasa mengucap syukur, dan Allah melayakkan kita dalam setiap panggilan hidup kita. Allah Bapa yang akan menyempurnakan setiap iman kita. Kiranya, hidup kita juga senantiasa memuliakan nama Tuhan. Seperti halnya, Tuhan Yesus yang hanya senang melakukan kehendak Bapa-Nya, bahkan hingga rela menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Kiranya, hati kita terbuka lebar dengan pertukaran luar biasa yang dilakukan-Nya, keselamatan dari Allah bagi setiap kita.
Pdt. DR. Janto Simkoputera, MD PhD:
Di Taman Getsemani, pertarungan terbesar pernah terjadi dalam sejarah manusia, melawan kedagingan, pikiran, kehendak, serta keinginan diri sendiri. Tiga kali Tuhan Yesus berseru, "Ya Bapa, semuanya mungkin bagi-Mu, biarlah cawan penderitaan ini berlalu dari pada-Ku, namun apa yang menjadi kehendak-Mulah yang terjadi, bukan apa yang menjadi kehendak-Ku."
Pernahkah kita bertanya-tanya, bagaimana kira-kira perasaan Tuhan Yesus pada malam terakhir di Taman Getsemani itu demi menyelamatkan kita? Ia harus membayar harga dengan nyawa-Nya dan disalibkan, sebagai ganti untuk kebebasan serta keselamatan kita semua. Dia adalah Tuhan, tetapi Dia juga manusia yang terdiri dari darah dan daging, maka ketakutan, penderitaan, kesengsaraan, dan jalan sepi yang harus Ia lalui sendiri, sangat mengerikan sehingga tetes darah mengalir dari kulit dan tubuh-Nya.
Akhirnya, karena kasih-Nya yang besar, Ia memilih melewati penderitaan, rasa malu, serta rasa sakit. Ia mengasihi kita melebihi apa pun, bahkan saat kita masih berdosa. Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, demikian pula Yesus ketika tetap bungkam terhadap pertanyaan Pilatus yang bertubi-tubi. Pilatus tidak mendapat kesalahan pada Yesus, tetapi karena rasa takut pada manusia dan untuk menenangkan mereka, maka Pilatus memutuskan Yesus dihukum dan disiksa. Tubuh Yesus dicambuki berpuluh kali, setiap cambukan Ia tanggung sehingga setiap sakit-penyakit dan keterikatan kita diambil alih oleh-Nya, supaya kita dibebaskan-Nya. Begitu banyak jumlah cambukan, bukti kasih-Nya bagi kita.
Mahkota duri serta jubah perih dipakaikan kepada-Nya agar kita dapat mengenakan mahkota kemenangan serta jubah kebenaran-Nya. Ia telah menanggung semua beban dosa dan kutuk. Ia memikul salib yang begitu berat sampai ke bukit Golgota. Kini, jangan kita takut lagi atau merasa malu, melainkan berdirilah tegak serta teguh, sebab kita adalah anak-anak Allah yang akan memerintah bersama dengan Dia, Tuhan kita, Yesus Kristus sampai selamanya.
Ps. JJ Simkoputera:
Ini momen yang sangat penting. Ini momen yang mengubah sejarah serta masa depan kita. Ini momen yang menjadi kemenangan kita sebagai orang percaya. Kematian-Nya di kayu salib merupakan sebuah pertukaran ilahi (a divine exchange) bagi kita.
• Pertukaran dosa dan penghukuman (sin and punishment exchange).
Di dalam Matius 27 : 11 - 26, kita dapat melihat pertukaran antara Tuhan Yesus Kristus dengan Barabas seorang pendosa, penjahat dan pembunuh yang semestinya menerima hukuman mati dan disalib, namun justru orang-orang Yahudi waktu itu meminta dia dibebaskan, dan Yesus Kristus yang disalibkan!
Barabas melambangkan kita orang-orang berdosa. Upah dosa ialah maut, dan mati di neraka. Tetapi, Tuhan Yesus rela mengambil posisi itu dan mengadakan pertukaran. Sebab, rencana dan kehendak Tuhan ialah mengasihi kita. Tuhan Yesus menggantikan posisi Barabas, bahkan kita semua. Dia Allah yang telah menjelma menjadi manusia, rela melakukan itu semua sebab Ia mengasihi kita, oleh karena kemurahan-Nya yang besar untuk menebus dan membebaskan kita dari dosa. Yesus mengambil hukuman yang sepatutnya ditimpakan pada kita.
Matius 27 : 34
Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.
Yesus diberi minum anggur bercampur empedu supaya membuat mati rasa dan hilang kesadaran. Orang berdosa yang dihukum salib seharusnya mengambilnya untuk meminumnya supaya tidak merasakan sakitnya disalib, tetapi Tuhan Yesus menolaknya karena benar-benar mengambil posisi yang paling buruk, menunjukkan bahwa tidak seorang pun manusia yang sama seperti Dia, dan dapat menanggung apa yang Dia tanggung. Tuhan Yesus juga disalib, dipaku, dan dipakaikan mahkota duri yang sangat tajam! Bayangkan seluruh rasa sakit itu. Ia juga menanggalkan semua keilahian-Nya, sebab Ia mengasihi kita.
• Pertukaran harga dan nilai (price and value exchange).
Keselamatan memang gratis, namun jika kita hanya menganggapnya rendah, maka kita tidak akan pernah menghargainya, dan malah menyia-nyiakan karya salib serta keselamatan Tuhan Yesus Kristus. Menerima dan percaya Yesus itu memang gratis, tetapi untuk tetap mengikut Dia itu ada harganya dan rela memikul salib kita setiap hari.
Tuhan mengangkat hidup kita, yang dahulunya tidak berharga menjadi berharga. Yang dulunya tidak bernilai dan tidak berarti menjadi berarti. Jangan biarkan Iblis mengintimidasi. Sebab hari ini, Jumat Agung, adalah hari yang bersejarah, Tuhan Yesus telah menyelesaikan misi-Nya untuk menebus dan menyelamatkan manusia, "Sudah selesai (It is finished)" (Yohanes 19:30). Kita diberkati dan telah menjadi ciptaan baru. Itulah identitas sejati kita.
• Pertukaran takdir atau tujuan hidup (destiny exchange).
Yesus Kristrus menggantikan posisi kita. Ia yang paling kuat menjadi yang paling lemah agar kita yang lemah ini dapat memperoleh kekuatan. Ia yang berkuasa menjadi tak berdaya, supaya di dalam Dia, kita yang tidak berdaya ini menerima kuasa dan menjadi anak-anak-Nya. Itulah kasih karunia atau grace. Dan kasih karunia itu bukan sekadar topik atau khotbah, melainkan sesungguhnya merupakan Seorang Pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri.
2 Korintus 5 : 21
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Bagian kita kini adalah menghargai karya salib dan keselamatan yang telah kita terima dari Tuhan Yesus. Hiduplah dalam kasih karunia karena apa yang telah Ia lakukan bagi kita, dan bukan sekadar apa yang dapat kita perbuat bagi Dia. Hiduplah sesuai kehendak-Nya.
Galatia 2 : 20
Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Ingatkan diri kita selalu tentang apa yang telah Tuhan Yesus lakukan. Betapa mahalnya karya keselamatan-Nya. And more of Him, less of us; it's all of Him, and none of us (Biarlah kita semakin berkurang, dan Ia yang makin bertambah-tambah, bahkan segala-galanya ialah tentang Dia, dan bukannya semata-mata tentang kita). Kiranya, kita bukan hanya menyambut Jumat Agung pada hari ini saja, melainkan juga setiap harinya di dalam hidup kita.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz