GBI PRJ (CK7)

Allah adalah kasih, Allah itu kudus, serta Allah berkuasa. Allah itu baik, sepanjang masa Ia baik, serta Ia rindu kita memiliki hubungan dengan-Nya. Namun, dosa membentangkan jurang pemisah. Karena itu, Yesus datang ke dunia, dalam rupa manusia, untuk mengungkapkan Bapa kepada kita. Jika Ia tidak datang ke dunia, kita tidak akan pernah tahu Allah Tritunggal : Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dan yang terpenting, Yesus datang untuk menyatakan betapa Allah begitu mengasihi kita. 

Efesus 3 : 18 - 19
Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. 

Kasih karunia-Nya mengalahkan samudera. Ia penuh belas kasihan, pengampunan, serta menerima kita apa adanya. Sejauh timur dari barat, Ia membuang dosa-dosa kita. Kasih-Nya begitu panjang, tidak pernah berakhir. Allah selalu setia, dan tidak pernah berubah terhadap kita. Ia tetap sama, dulu, sekarang, dan selamanya. Kita tiada akan pernah menemukan sahabat yang sesetia serta seloyal Tuhan Yesus. Betapa seringnya Ia memikirkan kita setiap waktu. 

Komputer super hari ini memiliki kecepatan sekitar 11.000.000.000.000.000.000 operasi per detik. Bayangkan, saat ini ada 8 miliar penduduk dunia. Jika Tuhan berpikir secepat komputer super itu dan tentu Dia sanggup maka Ia memikirkan tentang kasih bagi kita sebanyak 137 juta kali per detik. Bukan hanya kita, melainkan untuk semua orang di dunia ini. Artinya, tiap 1 detik, Tuhan memikirkan masing-masing kita 137 juta kali. Ia terus memikirkan, mendengarkan, mengasihi, memperhatikan kita. Kadang, kita berpikir Ia sudah melupakan kita, tetapi Tuhan tidak akan melupakan ataupun berhenti memikirkan kita. 

Yesaya 49 : 15
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya ? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. 

Kasih-Nya begitu mendalam. Yesus menangis saat kita menangis. Ia bersukacita saat kita berbahagia. Karena kita begitu berharga di mata-Nya. Kasih-Nya tidak egois ataupun bersyarat. 

Paulus menyatakan, kasih Tuhan melampaui segala pengetahuan manusia. Secara gamblang, kasih Tuhan bukan berasal dari dunia ini. Semakin kita tenggelam dalam kasih-Nya, makin kita diubahkan oleh kasih surgawi itu, dan semakin kita dipenuhi oleh-Nya. Impartasi kuasa Roh Kudus, kuasa doa, nubuat, pengurapan semua itu baik. Tetapi, betapa pun hebatnya, hanya akan mengisi hingga level tertentu. Namun, Roh Kudus adalah Roh kasih, maka dengan mengetahui serta mengalami kasih dari Roh Kudus, kasih Tuhan Yesus, serta kasih Bapa dalam hidup kita, itulah yang akan membawa kita pada kepenuhan hadirat serta kuasa Allah. 

Apa artinya mengalami kepenuhan Allah ? Ada empat hal, yakni tidak marah-marah, menjaga kesucian, jujur, serta hidup dalam kasih karunia. 

Matius 5 : 22
Tetapi Aku berkata kepadamu : Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya : Kafir ! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata : Jahil ! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 

Kemarahan sering kali merupakan respons yang dipelajari. Coba dengarkanlah diri sendiri setiap kali marah, biasanya kita akan terdengar seperti orang yang kita hormati orangtua, mentor, atau yang lainnya. Saat saya membaca Matius 5 : 22, saya hancur hati, dan bertobat di hadapan Allah. Saat kita belajar untuk berserah kepada Roh Kudus, langkah demi langkah, setapak demi setapak, kita akan dapat hidup tanpa selalu marah-marah, dan tidak kehilangan kesabaran. Biarkanlah anugerah serta kasih-Nya mengalir dalam hidup kita. 

Wahyu 2 : 2 - 5 
Aku tahu segala pekerjaanmu : baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh ! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. 

Jemaat di Efesus adalah gereja lokal rasul Yohanes. Ia gembala sidang di situ selama beberapa tahun. Bayangkan kegelisahan hatinya ketika mendengar teguran Tuhan Yesus. Sebab, jemaat Efesus gereja yang terkenal serta hebat. Beberapa teolog berpendapat, Efesus memiliki 60.000 jemaat di kota berpenduduk 250.000 jiwa. Jadi, 1 dari 4 orang di sana jemaat gereja ini. Efesus pusat kebangunan rohani serta penginjilan di Asia. Mereka sangat terkenal akan kasihnya. 

35 tahun sebelumnya, saat Paulus masih hidup, ia mendengarnya dan memuji mereka (Efesus 1 : 15) karena kasihnya kepada orang percaya, saling mengasihi, dan pengabdian yang kuat pada Tuhan. Mereka karismatik, melakukan banyak tanda ajaib, serta berlimpah akan kasih dalam persekutuan. 

Tetapi, 35 tahun kemudian, Yesus menegur mereka. Mereka kehilangan kasih mula-mula, maupun kasih terhadap satu sama lainnya. 35 tahun sebelumnya mereka terkenal akan kasihnya, sekarang mereka kehilangan kasih itu. Kasih bukan lagi prioritas. Para pemimpin saling berselisih. Jemaat saling tidak percaya. Tekanan dalam gereja, pelayanan, dan kompetisi, belum lagi aniaya dari pihak luar, akhirnya mereka tidak bersabar satu sama lain, mudah marah, bersikap sinis, dan saling curiga. 

Saat pikiran dan tubuh lelah, lalu hati mengeras seolah di sekeliling dinding, cepat atau lambat, kasih akan merosot. Itulah awal terjadinya "politik di gereja", tidak adanya persatuan, dan terjadi perpecahan. Lambat laun, jemaat Efesus lelah dalam saling menanggung, atau bersikap baik satu sama lain. Mereka capek bersikap baik terhadap sesama manusia. Relasi mereka kaku dan dingin. 

Ingat, kasih adalah yang terbesar. 

1 Korintus 13 : 13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. 

Allah itu kasih. Saat kasih bukan lagi prioritas, dan telah meninggalkan hati, campur tangan Tuhan dalam hidup kita akan mulai berkurang. Dan tanpa kasih, semua yang kita lakukan bagi Yesus, tidak akan ada artinya, kosong. Kasihlah yang terutama. Kasih yang terbesar dalam kekristenan. Banyak orang mungkin ingin berkuasa dan merasa hebat, maupun melakukan banyak perkara ajaib, namun iman hanya bekerja melalui kasih. 

Yohanes 13 : 35 
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. 

Galatia 5 : 6 
Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 

Roh Kudus penuh kuasa, dan Ia adalah Roh kasih. Pentakosta sebenarnya merupakan hari pencurahan kasih Allah. Roh Kudus mencurahkan kasih-Nya bagi kita. 

Saat kebangunan rohani di Asuza Street pada 1906, orang-orang memahami hal ini, sehingga fokus mereka bukan pada tanda-tanda ajaib atau sekadar mujizat, melainkan kasih Allah. 

William J. Seymour, berkata, "Kuasa Pentakosta, kalau disimpulkan, adalah soal kasih Allah yang lebih besar." Jemaat berfokus mengasihi Allah serta sesama, walaupun ada orang-orang yang mengkritik, menentang, memusuhi, serta menganiaya mereka. Namun, yang tetap mereka kobarkan dan khotbahkan ialah kasih Allah, kasih Allah, dan kasih Allah. Semakin mereka berfokus pada kasih-Nya, semakin besar kuasa Roh Kudus bekerja atas mereka. Dan hari ini, sekitar 650 juta umat Pentakosta di dunia karena yang terjadi di Asuza Street. 

Saat fokus kita ada pada kasih Allah, serta meneladan cara hidup Tuhan Yesus, menghasilkan buah Roh, maka kuasa yang dahsyat akan tercurah dalam hidup kita keluarga, gereja, pelayanan, usaha, pendidikan, dan apa pun yang kita kerjakan. 

Sebab Allah itu baik. Ia Allah yang mengasihi. Yesus mengasihi Saudara. 

Tuhan Yesus Memberkati