Kadang kita dapat kehilangan rasa syukur terhadap hal-hal yang esensi atau lebih penting. Misalnya, minimal kita bisa mengucap syukur karena dapat bangun di pagi hari, bernapas, makan, istirahat, maupun mengalami pertolongan Tuhan. Namun, kita seringnya malah hanya bersyukur untuk hal-hal yang bersifat materi seperti posisi pekerjaan naik, gaji tinggi, serta lainnya, namun lupa mengucap syukur untuk hal-hal yang esensi ataupun yang rohani.
Masihkah kita bersyukur untuk iman yang bertumbuh, keluarga yang melakukan firman, maupun orang-orang terkasih di sekeliling kita ? Harusnya kita mampu bersyukur untuk hal-hal itu. Karena itu, kembalilah menikmati proses kehidupan, sebab hidup ini memang merupakan perjalanan dari kemuliaan menuju kemuliaan. Seperti halnya ketika Allah menuntun umat Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan, Tanah Perjanjian.
Sebelum memasukinya, Musa mengutus sejumlah pengintai dari perwakilan suku-suku Israel. Sayangnya, hasil pengintaian menurut suara mayoritas begitu mengecilkan iman. Padahal, suara mayoritas belum suara Tuhan. Karena itu, bukan soal mayoritas atau jumlah yang penting, melainkan sikap hati. Jadi, jangan merasa rendah diri atau khawatir bila memiliki beberapa keterbatasan seperti fasilitas, pendidikan, koneksi, dan lainnya, asalkan kita bersama Tuhan, itulah yang terbaik, dan melebihi semuanya.
Dari 12 pengintai, yang benar-benar membawa kabar pengharapan hanya dua orang, yaitu Yosua dari suku Efraim, suku yang kecil di Israel, dan Kaleb yang berasal dari suku Yehuda. Namun, jika kita telusuri, Kaleb itu dari suku Kenas yang bukan orang Israel. Jadi, dia ikut keluar dari perbudakan di Mesir, dan kemudian dicangkokkan ke suku Yehuda. Jadi, Kaleb bukan asli keturunan Yehuda. Nah, Yosua serta Kaleb menentang sudut pandang atau cara berpikir kesepuluh pengintai yang mengabarkan berita negatif, pesimis, serta menakutkan.
Bilangan 13 : 27 - 33
Mereka menceritakan kepadanya : Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kau suruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan. Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya : Tidak ! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya ! Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata : Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita. Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata : Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.
Di pasal selanjutnya pun, orang-orang Israel menjadi tawar hati, ketakutan, bahkan ingin kembali ke Mesir akibat kabar kesepuluh pengintai. Mereka tidak seia sekata dengan Yosua dan Kaleb, sehingga terpecah dan tidak terjadi integrasi atau kesatuan. Padahal, dalam kesatuan ada kuasa yang sangat luar biasa. Tuhan hadir dalam kesatuan. Apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa dua belas pengintai Israel :
• Tantangan di kehidupan akan menyingkapan apa yang ada dalam kita
tantangan dan "raksasa kehidupan" justru alat yang valid untuk menyingkapkan apa yang ada dalam kita. Melihat dari permukaan seperti jabatan, gelar, kedudukan, sepuluh pengintai tadi adalah kepala-kepala suku. Notabene, mereka orang-orang hebat, tetapi ternyata kita tidak bisa mengukur dari semua itu, karena begitu menghadapi realitas yang ada, kekuatan di dalam mereka tidaklah sekuat yang tampak di luar.
Demikian juga kita, banyak tantangan tidak mudah untuk dihadapi. Saat ini pandemi, krisis, perang, ekonomi, dan lainnya mempengaruhi banyak aspek. Namun, tantangan dan proses ini akan menyingkapkan, apakah kita kuat atau tidak. Karena itu, jangan lagi mengukur orang dari jabatan, gelar, kedudukan, ataupun fasilitas. Tantangan akan membuktikan manakah orang yang sungguh-sungguh memiliki sikap hati yang benar bersama Tuhan.
Ulangan 8 : 2
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
Sebuah perjalanan yang tidak mudah, 40 tahun di padang gurun, bukan di taman yang indah atau subur, melainkan panas, keras, serta gersang. Namun, Tuhan memakai semua itu dengan maksud untuk merendahkan hati dan mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, dan apakah berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Semua proses serta tantangan itu Tuhan izinkan untuk menyingkapkan apa yang ada dalam kita. Karena itu, bangunlah apa yang kuat di dalam, bukan sekadar di luar. Semua kita bisa memiliki masalah, namun fokuslah pada membangun dasar yang teguh serta benar di dalam. Fondasi atau kedalaman itu lebih penting daripada sekadar aksesori atau yang tampak di luar.
Matius 7 : 24 - 27
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.
Akibat kabar buruk kesepuluh pengintai yang pesimis, pengalaman-pengalaman yang dahsyat sebelumnya bersama Tuhan menjadi dilupakan begitu saja. Karena itu, jaga ucapan kita, sebab dapat mempengaruhi kehidupan kita dan orang-orang sekitar. Mereka lupa pernah menyeberangi laut Teberau yang kering oleh kuasa mujizat-Nya. Padahal, di tengah permasalahan, Tuhan sanggup mengadakan pertolongan serta penghiburan.
Di Bilangan 14, terjadi pemberontakan umat Israel karena kabar buruk para pengintai yang melemahkan iman. Itulah akibat kerapuhan yang ada di dalam. Karena itu, hati-hatilah terhadap apa yang kita dengar, sekalipun terlihat sebagai kebenaran. Sebab, informasi bisa mempengaruhi prinsip serta cara hidup kita. Berita Injil adalah Kabar Baik (Yunani : 'euaggelion') yang sebaiknya mempengaruhi segala cara hidup kita, karakter, sikap, pola pikir, dan lainnya. Apa pun proses yang kita alami saat ini, miliki respons yang benar. Nikmati semua proses, sebab yang penting kita mengalami Tuhan melalui proses-proses yang ada.
• Orang yang kuat dalam proses akan mampu mensyukuri hasil
identitas kita dalam Tuhan akan mempengaruhi cara pandang maupun perspektif kita dalam menghadapi situasi apapun. Jadi, bukan soal suara mayoritas, jumlah, ataupun fasilitas, melainkan lebih pada sikap hati, seperti halnya Yosua serta Kaleb.
Bilangan 14 : 6 - 9
Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel : Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.
Pakaian berbicara soal identitas. Yosua serta Kaleb mengoyakkan pakaian mereka karena kesedihan yang begitu mendalam atau rasa duka yang sangat kudus. Semestinya, itulah yang kita rasakan juga ketika melihat orang-orang jahat dan ketidakadilan di masyarakat. Sejak manusia jatuh dalam dosa, kejahatan, kemunafikan, dan ketidakadilan itu realitas hidup, sedangkan kedamaian, dan sukacita itu kerinduan kita.
Sementara kesepuluh pengintai pesimis, Yosua dan Kaleb bersikap lain karena jati diri atau identitas mereka ada dalam Tuhan. Karena itu, kenali pribadi Tuhan dan bersekutulah dengan-Nya setiap hari. Minta Roh Kudus supaya perspektif kita sungguh-sungguh dikuasai firman-Nya dan melihat bukan semata-mata secara mata jasmani, melainkan secara rohani. Itu akan kita dapatkan apabila selalu merenungkan firman. Dan apa yang mempengaruhi pikiran kita akan mempengaruhi semua hal dalam sikap serta cara hidup kita.
Mazmur 119 : 105
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Yosua serta Kaleb juga menerima perkenanan serta penyertaan Tuhan. Perkenanan merupakan anugerah serta kuasa kasih karunia. Perkenanan akan membuat kita yang tidak mampu ini menjadi mampu oleh karena Ia memberi kemampuan. Berpindah dari kekuatan manusia pada kekuatan ilahi. Dan kalau Tuhan menyertai kita, Dia adalah Sumber yang tidak terbatas, sebab Dia Raja di atas segala raja. Karena itu, siapa pun kita, mintalah penyertaan-Nya tiap hari agar Ia menyertai setiap langkah hidup kita dan menerima kekuatan surgawi. Sebab dalam penyertaan-Nya, kadang kala jalan Tuhan itu tidak seperti yang kita bayangkan. Meski tidak semuanya serba mudah, bahkan kadang akan kebingungan, namun itu semua membentuk kita menjadi makin kuat serta dewasa karena penyertaan Tuhan.
Yesaya 55 : 8 - 9
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Ulangan 32 : 11 - 12
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah Tuhan sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Kita tahu, 2023 akan menjadi tahun yang berat menurut para pemimpin. Namun, dengar baik-baik, justru orang yang hidup dalam terang firman, akan tahu bagaimana berjalan, dan bisa membawa orang lain bersamanya. Inilah waktunya terjadi kebangkitan rohani. Kita akan membawa orang-orang berjalan di tengah situasi yang gelap karena ada terang firman Tuhan dalam kita, sehingga dapat melihat dengan sudut pandang rohani yang kuat.
• Berkat keteladanan hidup
Setelah semua proses yang kita lalui, ada hasil yang kita terima serta syukuri, namun bukan semata-mata berupa materi. Materi itu hanyalah bonus, dan bukan yang utama.
Yosua dan Kaleb pun diberkati dan menerima hasil berkat berupa pembagian tanah milik pusaka. Namun, hasil utamanya adalah iman mereka menjadi teladan bagi generasi-generasi berikutnya. Arti nama 'Kaleb' juga 'anjing' yang merupakan lambang dari kesetiaan. Kaleb itu setia dan sepenuh hati. Luar biasa, generasi berikutnya, masih bisa melihat keteladan iman dari dua orang ini.
Karena itu, jangan main-main dengan keteladanan. Sebab, banyak orang kehilangan respek karena kehilangan keteladanan, termasuk dalam pelayanan yang berjatuhan karena uang, seks, kesombongan, dan banyak hal lainnya.
Saya ingatkan, generasi di bawah kita butuh keteladanan, dan saya berharap mereka menemukan ini ada dalam kehidupan kita. Sebab, keteladanan adalah hasil utama yang harus di syukuri supaya generasi baru mengetahui bagaimana hidup berjalan dalam terang firman serta kekuatan yang berasal dari Tuhan, itulah yang lebih penting daripada apa pun.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz