GBI PRJ (CK7)

Konflik dalam pernikahan tidak selalu disebabkan oleh suami atau isteri, namun bisa juga disebabkan oleh pihak ketiga yaitu mertua. Pemicu awal sebenarnya berkaitan dengan cara pandang dan pengertian tentang pernikahan. 

Masalah timbul ketika pasangan jatuh cinta kemudian berkomitmen mau mengasihi pasangan dengan tulus dan sungguh-sungguh lalu menikah, tetapi mereka tidak menyadari bahwa satu dengan yang lain harus menerima pasangan secara utuh, artinya ada paket berupa keluarga masing-masing.

Sejak awal pernikahan ada satu kesadaran yang harus dimiliki oleh calon suami atau isteri, yaitu dalam pernikahan tidak hanya berbicara mengenai pasangan kita saja namun menjadi satu paket dengan keluarganya, jika hal ini tidak ada maka akan muncul suatu sikap tidak hormat terutama kepada mertua dan keluarga dari pasangan.

Hari ini kita akan belajar dari kisah Yitro, seorang mertua yang hebat. Yitro adalah ayah mertua Musa, namanya muncul pertama kali dalam kitab Keluaran 3 : 1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Musa berjumpa dengan Yitro, ketika melarikan diri dari Mesir setelah membunuh seorang Mesir. Sesudah menikah dengan putri Yitro, Zipora (Keluaran 2 : 21). Musa bekerja 40 tahun untuk Yitro menggembalakan domba-dombanya sampai ia dipanggil Allah melalui peristiwa semak berapi (Keluaran 3 : 2).

Kemudian Musa meminta diri dari Yitro untuk kembali ke Mesir, di mana Musa memimpin orang-orang Israel keluar dari tanah Mesir, tanah perbudakan, dan berjalan menuju ke tanah Kanaan, "tanah perjanjian" (Keluaran 4 : 18).

Peran Yitro terhadap Musa antara lain :

1. Mendukung panggilan ilahi Musa
Keluaran 4 : 18 - 20
Lalu Musa kembali kepada mertuanya Yitro serta berkata kepadanya : Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku, yang ada di Mesir, untuk melihat apakah mereka masih hidup. Yitro berkata kepada Musa : Pergilah dengan selamat. Adapun Tuhan sudah berfirman kepada Musa di Midian : Kembalilah ke Mesir, sebab semua orang yang ingin mencabut nyawamu telah mati. Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya.

2. Memberi nasehat ilahi
Keluaran 18 : 19 - 20
Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.

Pengaruh Yitro terhadap Musa, antara lain :
a. Musa taat kepada nasehat mertuanya.

Keluaran 18 : 24
Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya.

b. Tugas pelayanan Musa berhasil diselesaikan dengan baik, menjadi efektif, maksimal dan berdampak bagi bangsa Israel.

Keluaran 18 : 23
Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya.

Ada 3 perbedaan pemicu konflik mertua dan mantu :

1. Perbedaan nilai : yang di anggap penting dan tidak penting, contoh : gaya hidup antara menantu yang royal dengan mertua yang sederhana, begitu juga sebaliknya.

2. Perbedaan gaya budaya keluarga : mertua menganut gaya hidup tradisional, sedangkan menantu gaya hidup modern.

3. Adanya Intervensi dalam pernikahan anak - menantu, ketika mertua terlalu mencampuri atau mengintervensi rumah tangga anaknya yang meluas menjadi konflik dengan menantu.

Hal-hal yang dapat kita pelajari sebagai ayah mertua, antara lain :

- Jadilah imam yang memberi teladan hidup kerohanian yang baik bagi isteri, anak, menantu dan keluarganya.

- Mendukung anak menantu kita sesuai dengan panggilan Allah bagi dia, bukan sesuai keinginan kita. 

- Memberi nasehat sesuai dengan hikmat Tuhan bukan dengan hikmat dunia (pola pikir, pola asuh, adat istiadat dan prinsip-prinsip dunia).

- Belajar menerima perbedaan pola asuh anak menantu dan keluarganya.

Tuhan Yesus Memberkati