GBI PRJ (CK7)

Saat ada orang yang memanggil kita, pasti kita merasa orang tersebut mengenal kita, kita berguna dan dianggap olehnya.

Bayangkan jika yang memanggil adalah Tuhan Yesus Kristus, tentu itu merupakan hal yang membanggakan.

Hari ini kita akan belajar dari kisah seorang pemungut cukai bernama Zakheus di kitab Lukas 19 : 1 - 10.

Zakheus dikenal sebagai pemungut cukai di Yerikho, ada banyak nama yang mungkin diberikan di Romawi, di Israel disebut penghianat karena bekerja untuk kepentingan musuh, mungkin dipanggil dengan julukan lain oleh orang-orang lain. 

Namun, Yesus memanggil Zakheus dengan namanya sendiri, meskipun Dia belum pernah bertemu dengan Zakheus.

Lukas 19 : 5
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata : Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.

Hal itu membawa dampak yang sangat luar biasa dalam kehidupan Zakheus.

Sampai saat ini Yesus masih memanggil kita secara pribadi. Bagaimana respon kita ? 
- Berani keluar dari zona nyaman.
Lukas 19 : 3
Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

Zakheus tidak menunggu orang menyingkir tetapi dia berusaha merubah dirinya dan keluar dari zona nyaman.

Terkadang kita malas keluar dari zona nyaman, terlalu santai, tidak mau repot, sehingga tidak berusaha lebih untuk melakukan pekerjaan baik bagi kerajaan Tuhan. Kita cenderung mencari aman, melakukan hal-hal yang monoton, memilih menjadi jemaat saja ketimbang melayani. Hati-hati dengan hal ini, karena zona nyaman membuat kita tidak peka akan panggilan Tuhan.

Lukas 19 : 4
Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Zakheus berbeda, dia berupaya keras untuk meresponi panggilan Tuhan, dikatakan bahkan Dia berlari, memanjat pohon demi melihat Tuhan Yesus.

- Berani berkorban.
Lukas 19 : 4
... lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Zakheus seorang kepala pemungut cukai, dia bisa saja adalah seorang yang disegani bahkan ditakuti saat itu. Namun, dia mau 'repot' atau berkorban demi ketemu Yesus, mungkin dia melakukan hal yang belum pernah dia lakukan.

- Berani berubah.
A. Tidak menunda
Lukas 19 : 6
Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

Zakheus bersegera turun sebagai bentuk responnya saat Tuhan panggil, Dia tidak menunda-nunda.

Bagaimana dengan kita ? Apakah kita bersegera atau menunda ? Sebentar lagi setelah melakukan hal-hal lain yang kita anggap lebih penting baru memberikan respon terhadap panggilan Tuhan.

B. Pertobatan
Lukas 19 : 5
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata : Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.

Tuhan Yesus melihat ke atas, kepada Zakheus, dan menyuruhnya turun. Yesus memandang bukan dengan penuh kebencian, menuduh, atau menghakimi melainkan dengan penuh kasih.

Lukas 19 : 8
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan : Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.

Ada perubahan yang terjadi dalam hidup Zakheus ketika Tuhan Yesus memanggilnya dan memberikan respon terhadap panggilan tersebut :
- Ia yang tidak pernah memikirkan orang miskin sebelumnya, tiba-tiba ia punya kemampuan untuk rela menyerahkan separuh kekayaan untuk orang miskin (menanggalkan manusia lama)  

- Ia yang biasanya memeras orang lain, kini bersedia mengembalikan hasil pemerasan dengan bunga 400%, praktis ia menjadi orang sangat sederhana atau miskin

Tuhan Yesus yang melayakkan kita ketika kita mau meresponi panggilan Tuhan.

Mata Yesus bukan untuk menyoroti kesalahan masa lalu kita. Mata Yesus melihat potensi yang Tuhan taruh di hati kita untuk menjadi alat ditangan-Nya.

Lukas 19 : 10
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Tuhan Yesus baik, Dia datang agar kita semua diselamatkan. Saat kita memberikan respon atas panggilan Tuhan tersebut, kita seperti domba yang digendong di atas pundak-Nya. Kepada-Nya ditimpakan segala dosa kesalahan kita dan Dia turut serta menanggung beban dan memegang kita erat.

Ketika mendengar nama kita dipanggil, ada 2 pilihan: mengikuti-Nya atau tetap meneruskan ambisi kita.

Bagaimana kita menanggapi panggilan-Nya ? Itulah yang akan menentukan tujuan hidup kita di bumi ini dan akan menentukan di mana kita akan menjalani hidup abadi kelak.

Tuhan Yesus Memberkati