Kita sudah merayakan kemerdekaan bangsa Indonesia sampai dengan 77 tahun pada hari kemarin, 17 Agustus 2022, selama 77 tahun mengalami pembentukan (shaping) dalam batasan-batasan (border), mengikut peraturan-peraturan pemerintah melalui undang-undang dasar, undang-undang dan peraturan-peraturan lainnya yang begitu banyak diberikan kepada masyarakat, hal ini dilakukan dengan ketaatan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Mencapai kemerdekaan merupakan suatu pencapaian atau satu titik moment bagi suatu negara, begitu juga dengan kehidupan kerohanian kita sebagai orang Kristen, ketika kita ditebus melalui karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus dengan mati di atas kayu salib. Hal tersebut bukan suatu yang mudah, oleh karena itu kita harus mempertahankannya, dan dilakukan dari generasi ke generasi sebagai hal penting untuk mengisi kemerdekaan yang sudah diterima tersebut. Perlu ada upaya dan usaha yang dikerjakan untuk bisa menikmati kemerdekaan.
Program CK7 Online Bible Study saat ini sedang ada dalam pembahasan di kitab Keluaran, suatu peristiwa di mana bangsa Israel mengalami kemerdekaan, keluar dari perbudakan di Mesir. Namun setelah bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian, Tuhan kemudian memberikan aturan-aturan seperti yang bisa dilihat dalam kitab Imamat.
Sebagai ilustrasi dari kemerdekan yang dialami oleh bangsa Israel keluar dari Mesir, secara garis besar ada 3 fase yang dialami oleh bangsa Israel hingga bisa sampai ke tanah perjanjian, tanah Kanaan, antara lain :
1. Perbudakan, masa di mana hidup kita bergantung atau dependent, meminta. Kita tidak bisa melakukan segala sesuatu sendiri, membutuhkan orang lain.
2. Padang gurun, masa di mana hidup kita mandiri, cukup. Hidup kita dibentuk, didewasakan, diuji, dipersiapkan untuk siap memasuki fase berikutnya. Perjalanan yang ganas harus dialami sehingga dibutuhkan pegangan untuk bisa melewatinya.
3. Tanah perjanjian, masa di mana hidup kita inter-dependent, memberi atau berbuah. Di fase ini bukan berarti bebas dan seenaknya sendiri. Kita saling bergantung dengan Tuhan, kita memerlukan Tuhan dan Tuhan membutuhkan kita sebagai partnership untuk pelayanan di dunia, menjangkau jiwa-jiwa. Kita diberkati, berkemenangan, berkelimpahan untuk berbuah dan memberi.
Ada tiga hal yang harus dimiliki untuk mempertahankan kemerdekaan, antara lain :
1. Aturan main.
Tuhan memberikan begitu detail perintah-perintah dan hukumNya, satu demi satu yang harus diikuti oleh bangsa Israel ketika mereka dibebaskan atau mengalami kemerdekaan sehingga bisa diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perintah dan hukum Tuhan itulah yang disebut dengan aturan main. Suatu bangsa ketika merdeka juga melakukan hal yang sama, membuat undang-undang dan peraturan-peraturan selengkap-lengkapnya untuk diikuti dan ditaati, agar kemerdekaan bisa dinikmati dalam waktu yang lama, tidak sebentar.
Merdeka bukan berarti bebas melakukan apa saja, jabatan yang kita terima bukan berarti kita bebas seenaknya dengan jabatan tersebut, namun ada batasan dan aturan main yang harus diikuti.
Ulangan 28 : 1 - 6
Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu : Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.
Dalam segala aspek kehidupan, baik itu pelayanan, pekerjaan, bisnis, keluarga, mendidik anak, relationship, pertemanan, persaudaraan, termasuk soal keuangan ada batasan yang ditetapkan untuk diikuti. Anda perlu aturan main atau firman Tuhan supaya anda bisa handle kemerdekaan atau kebebasan. Aturan ini bukan untuk mengekang kita, namun menjaga kita untuk tetap ada dalam jalan-jalan Tuhan, hidup benar, tidak serong ke kiri atau ke kanan.
2. Visi atau tujuan yang benar.
Kita bukan hanya sekedar sibuk dengan apa yang dilakukan, sibuk dengan pelayanan, keluarga melainkan harus punya tujuan, dan tujuan itu harus benar.
Amsal 29 : 18
Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
Where there is no vision, the people perish. Tujuan benar maka motivasinya akan benar, dan sebaliknya. Oleh karena itu kita harus memiliki visi dan tujuan benar. Jangan seperti bangsa Israel yang masuk ke tanah perjanjian hanya untuk menerima berkat susu dan madu saja, tetapi tidak mengenal Tuhan dengan benar.
Jangan sampai kita dapat tanah perjanjian tapi motivasi ikut Tuhan masih salah atau tidak benar, yaitu cuma mau berkat dan tidak mau pribadi-Nya.
3. Iman personal.
Bukan iman kerumunan (ramai-ramai) atau dipaksa. Sebagai contoh Daud, Daud memiliki iman yang personal, sungguh-sungguh mengalami, mengenal, memahami siapa Tuhan yang dia sembah, bukan karena kata orang saja.
Ibrani 11 : 1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Iman yang timbul karena perjalanan kita dalam mengikut Tuhan, mengenal Tuhan secara pribadi.
Undanglah Tuhan dalam keseharian kita, sehingga kita mempunyai pengalaman pribadi yang akan membentuk dasar iman yang kuat.
Bagi kita yang melayani Tuhan, apapun itu bidangnya, jangan hanya sekedar menyelesaikan tugas saja namun lebih dari itu milikilah hubungan yang intim dan personal dengan Tuhan sehingga sungguh-sungguh mengenal isi hati Tuhan.
Tuhan Yesus Memmberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz