-
Ps. Victor Abraham
-
25 Juni 2023
-
Ibadah Raya 5 (Onsite)
-
Pk. 16:30 WIB
Sering kali saat membuka mata, kita diperlihatkan dengan hal-hal yang mengecewakan. Tetapi di saat itulah kita harus kembali menutup mata kembali untuk berdoa. Semua hal yang terjadi, bukan karena kebetulan, tetapi atas kehendak Allah.
Saat keadaan belum atau bahkan tidak berubah, masih mengalami kegagalan, maka berdoalah. Maka Tuhan akan membalikan keadaan, membuat perubahan dari kegagalan menjadi keberhasilan.
Lukas 5:7b
Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Lukas 5:5a
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa."
Apakah orang-orang mampu? Apakah kita mau? Kita sering berkata tidak bisa karena adanya limit yang membatasi gerak kita. Sesungguhnya bukan karena kita tidak bisa, tetapi karena kita tidak mau.
Mengapa Yesus tidak langsung mengajar di danau namun justru Ia naik ke atas perahu? Karena saat mengajar, Yesus tidak melakukan dengan cara yang biasa-biasa saja. Ia memberikan yang terbaik saat mengajar dengan tujuan agar semua orang bisa mendengar dan menerima pengajaran-Nya dengan baik juga.
Lukas 5:2
Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
Lukas 5:3
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Bagaiamana kita bisa melampaui batas? Kita belajar dari seorang Simon Petrus. Seorang yang gagal saat melakukan pekerjaannya. Yesus memilih Simon Petrus karena:
• Character (Karakter)
Yesus memilih Simon Petrus, karena Yesus melihat bahwa ia memiliki karakter yang baik. Begitu juga dengan kita. Tuhan ingin kita memiliki karakter yang baik, sehingga kita bisa menjadi berkat untuk orang lain.
Tiga hal penting untuk membentuk karakter kita;
- Renungkan firman: apa pun tindakan kita, keputusan kita harus berdasarkan firman.
- Menjadi teladan: menyadari bahwa kita menjadi contoh bagi orang lain lewat hidup kita.
- Bergabung ke komunitas: kita harus membangun komunitas yang baik. Bergaul dengan orang-orang yang berpikiran positif.
Karakter tidak terbentuk dalam waktu singkat, melainkan melalui proses serta membutuhkan waktu yang mungkin panjang.
Lukas 5:4
Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Tipping Point (Titik balik)
Simon Petrus berasal dari keluarga nelayan. Simon Petrus memiliki keahlian dalam menangkap ikan, tetapi ia justru gagal saat menangkap ikan. Banyak orang sering gagal saat dilangkah terakhir, hingga akhirnya tidak bisa menyelesaikan tugasnya.
• Commitment (Komitmen)
Untuk melampaui batas, kita harus memiliki komitmen. Banyak hal yang menghambat kita untuk datang kepada Tuhan, tetapi orang yang memiliki komitmen, sekali melayani Tuhan, selamanya melayani Tuhan. Saat di langkah terakhir, kita harus pegang komitmen agar bisa berhasil menyelesaikan tugas kita. Komitmen seseorang terbukti bukan dari kata-katanya, namun dari fakta-faktanya. Bapa di surga selalu memperhatikan kita, Ia akan memenuhi segala keperluan kita.
• Capacity (Kapasitas)
Yesus memilih Simon Petrus untuk memindahkan perahunya ke tempat yang lebih dalam, karena ia memiliki kapasitas. Saat kita melihat sebuah wadah dan air di dalamnya, manakah yang menjadi fokus kita? Wadah atau isinya?
Kita harus fokus dengan wadahnya. Semakin besar wadahnya, maka semakin banyak isinya. Begitu juga Yesus ingin melihat kita dengan kapasitas yang besar. Seorang dengan kapasitas yang besar pasti memiliki pengetahuan yang luas, keahlian yang banyak dan mampu memberikan dampak yang besar. Dengan kapasitas yang besar, kita akan melihat hal-hal yang besar dan dipercayakan hal-hal yang besar juga.
Lukas 5:5
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
• Consistency (Konsisten)
Yesus memilih Simon Petrus karena ia merendahkan dirinya, mengakui dosanya dan memilih untuk ikut dengan Yesus. Sama seperti dengan halnya 10 orang kusta, hanya 1 yang kembali kepada Tuhan untuk berterima kasih dan mengucapkan syukur.
Lukas 5:8
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
Sebuah kerja keras disertai sebuah konsistensi, akan menghasilkan suatu terobosan yang baru dan menjadi berkat. Jadi, mari ingat empat hal ini untuk mencapai lebih atau melebihi batas yang ada:
• Character.
• Commitment.
• Capacity, dan
• Consistency.
Tuhan Yesus Memberkati