GBI PRJ (CK7)

Kita telah berjalan dan mengalami hal-hal yang indah bersama Tuhan dalam perjalanan rohani dan kehidupan kita. Karena itu, apa pun permasalahan dan pergumulan kita, pasti mendatangkan kebaikan. Mengapa ? Sebab Tuhan seringkali menggunakan dan mengizinkan kondisi-kondisi tertentu untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang lebih tinggi bagi orang-orang pilihan-Nya. Jadi, bersyukurlah.

Roma 8 : 28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

(Versi FAYH) : 
Dan kita tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri kita adalah untuk kebaikan kita, jika kita mengasihi Allah dan menyesuaikan diri dengan rencana-rencana-Nya.

Kita pun mesti mengalami firman Tuhan di atas sendiri terlebih dulu supaya dapat mengatakan bahwa kita tahu sekarang Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia dan terpanggil sesuai rencana-Nya.

Tetapi, bagaimana jika ada yang kena PHK, mengalami sakit atau dikhianati dan ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, ataupun hal-hal lainnya ? Ada saja banyak alasan untuk tidak bersyukur—sebanyak masalah dan persoalan yang tidak pernah terhenti dalam hidup ini tetapi temukanlah alasan-alasan untuk bersyukur, bahkan pada masa-masa seperti sekarang. 

1 Tesalonika 5 : 18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

(Versi TSI) :
Bersyukurlah kepada Allah dalam segala keadaan, karena itulah yang dikehendaki Allah bagi kita sebagai orang yang sudah bersatu dengan Kristus Yesus.

Mengucap syukur ialah bukti ketaatan kita pada Tuhan. Inilah paradigma yang baru, yaitu : 

• Bersyukur adalah pilihan dan keputusan, bukan emosi sesaat. 

• Bersyukur bukan sekadar peringatan (saat ulang tahun, mendapat berkat, dan-lain), melainkan sebuah gaya hidup.

• Bersyukur tidaklah sekadar menundukkan kepala dan berterima kasih. 

Lukas 17 : 15 - 16 
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

Pada peristiwa dalam firman Tuhan di atas, sepuluh orang kusta mengalami mujizat kesembuhan oleh Tuhan Yesus, tetapi sembilan orang dari mereka tidak kembali kepada-Nya untuk bersyukur, sedangkan hanya satu orang Samaria yang berbalik pada-Nya dan mengucap syukur. Ada tiga arti bersyukur :

• Bersyukur Berarti Memuliakan Allah
Hidup yang memuliakan Allah ialah hidup yang menjadi berkat hidup, teladan, kesaksian, berkualitas, serta bukan rata-rata. Janganlah menunggu sampai ada hal-hal spektakuler atau skala yang besar baru kita bisa memuliakan Allah, melainkan melalui hal-hal kecil juga setiap harilah dapat menjadi kesempatan bagi kita mengucap syukur. Ketika kita mengampuni, berbuat baik, dan menolong orang lain itu pun menandakan kita bersyukur. Kiranya keharuman Kristus tercium oleh semua orang yang ada di sekeliling melalui kita mengucap syukur (2 Korintus 2 : 14 - 15). 

• Bersyukur Berarti Bersaksi
Orang Samaria yang kembali kepada Yesus untuk mengucap syukur, ia melakukannya sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring. Bukan bisik-bisik atau pelan-pelan bicaranya. Artinya, semua orang dapat mendengar perkataannya. Dengan kata lain, ia mau bersaksi. 

Bersaksi adalah memberikan kesaksian tentang apa yang kita alami, lihat, dan rasakan. Bersaksi menceritakan pengalaman diri sendiri, bukan orang lain. Menceritakan dengan tulus dan jujur, tidak dibesar-besarkan, melainkan apa adanya. Dan kesaksian bukan membawa kemuliaan bagi diri sendiri, tetapi hanya bagi nama Tuhan. Beranilah bersaksi di mana pun serta pada kesempatan apapun hari-hari ini. Karena dengan bersaksi, maka kita sedang menyatakan ucapan syukur kepada Allah, dan itu menyenangkan hati-Nya. 

Bila kita mau untuk bersaksi, Tuhan sendiri yang akan memampukan kita. Mintalah Roh Kudus untuk menolong kita menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan. Ia pun rindu supaya kita bersaksi agar banyak orang di luar sana dapat mendengar Kabar Baik tentang Yesus dan mujizat-mujizat yang kita alami, menjadi saksi Kristus serta penuai di akhir zaman, dan menyelesaikan Amanat Agung. 

• Bersyukur Berarti Menghormati Hadirat Tuhan
Penyembahan adalah bentuk pemujaan dan penghormatan yang paling tinggi kepada Tuhan. Jika hari-hari ini kita sedang bersyukur, maka hormatilah hadirat-Nya, terutama sewaktu ibadah-ibadah online yang butuh kesadaran dari diri sendiri. Jika benar-benar bersyukur, maka kegiatan apa pun dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk menghormati hadirat Tuhan sebagai bukti bahwa kita memuji dan menyembah Dia. Mengapa ? Sebab bersyukur bukan berarti kita menjadi bersikap asal-asalan di hadapan-Nya. Karena itu, lebih serius lagi dan sungguh-sungguhlah dengan Tuhan.

Satu alasan utama untuk kita dapat selalu mengucap syukur ialah karena nama kita ada tercatat di dalam buku kehidupan (Lukas 10 : 20, Wahyu 21 : 27). Tuhan Yesus telah menunjukkan jalan dan menuntun kita menuju kerajaan surga. Dan itulah mengapa kita terus-menerus bersyukur. Kemenangan kita bukanlah apa saja yang kita telah berhasil kita capai, melainkan bagaimana kita melewati perjalanan kerohanian dan kehidupan ini dengan bersyukur kepada-Nya. Ucapan syukur pun tergantung pada apa yang ada di dalam hati kita, dan bukannya pada apa saja yang ada di tangan atau kita miliki. 

Dan meskipun belum memperoleh kemenangan ataupun masih dalam menjalani proses, tetapi rindu bersaksi, maka itulah kebahagiaan sejati dan menyenangkan hati Tuhan Yesus. Mengapa ? Karena kita mau bersaksi walaupun dalam proses kehidupan, sebab kita tahu bahwa semuanya akan mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia dan terpanggil sesuai rencana-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati